Liputan6.com, Jakarta The Mauritanian dibuka dengan pesta di kediaman Mohamedou Ould Slahi (Tahar Rahim) yang meriah dengan kostum, nyanyian, dan tarian dalam perkemahan. Malam itu, ia didatangi beberapa petugas yang memintanya meninggalkan rumah saat itu juga.
Slahi menghapus semua kontak dalam ponsel lalu pamit pada ibunda (Baya Belal). Setelahnya, ia “lenyap.” Siapa sangka, Slahi berada di penjara Guantanamo tanpa tuntutan di muka hakim apalagi diberi kesempatan membela diri.
Seorang pengacara, Nancy Hollander (Jodie Foster) yang tertarik mendalami kasus ini mengajak juniornya, Teri Duncan (Shailene Woodley) melacak apa yang membuat Slahi berakhir di penjara paling mengerikan itu.
Baca Juga
Advertisement
Slahi “divonis” setelah ketahuan menerima kontak via satelit Al-Qaeda. Ia dituding sebagai salah satu perekrut anggota organisasi ini dan jadi dalang di balik serangan 9 September yang menewaskan 3.000-an orang. Berikut review film The Mauritanian.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Eksekusi Slahi
AS berencana mengeksekusi Slahi dengan merekrut Letnan Kolonel Stuart Couch (Benedict Cumberbatch) sebagai Jaksa Penuntut. Ndilalah, salah satu temannya jadi di pilot di pesawat nahas yang menabrak Menara Selatan WTC.
Penyelidikan seputar Slahi mengarah pada pengakuan pria Mauritania ini sebagai otak teror. Namun, Nancy tak percaya begitu saja. Dalam kesaksian tertulisnya, terkuak Slahi terpaksa mengaku agar ibunya tak ditangkap dan dijebloskan ke penjara Guantanamo.
Mengetahui fakta ini, Stuart ketar-ketir. Ia berada di persimpangan jalan antara menjalankan tugas negara atau mendengar bisikan nurani yang menyuarakan kemanusiaan tanpa memandang agama.
Advertisement
Detail Naskah Elok
Didasari kisah nyata yang telah dibukukan dan beredar di banyak negara, The Mauritanian bertumpu pada naskah serupa desain baju dengan detail elok lalu dijahit oleh sineas Kevin Macdonald dalam ketelitian tingkat tinggi.
Konsekuensinya, dibutuhkan waktu ekstra untuk menyelesaikan cerita ini agar terasa lengkap, tidak memihak, sekaligus komprehensif. Waktu ekstra yang dimaksud adalah 129 menit. Bebas dari kesan bertele-tele.
The Mauritanian menguliti konspirasi politik atas nama sakit hati akibat tragedi 9/11 namun tampaknya salah alamat. Maka kita disuguhi penangkapan yang “kalem,” proses investigasi dan interogasi dengan beragam metode yang bikin hati ngilu.
Tahar, Jodie, Benedict
Tahar Rahim bertransformasi menjadi Slahi tak hanya dari bentuk fisik dan gaya rambut. Ia menerjemahkan kerinduan, putus asa, depresi, hampir gila, namun ogah menyerah pada apa yang diyakininya.
Jodie Foster sejak awal mencuri perhatian. Gaya kerjanya rapi, kadang eksentrik, dan merefleksikan prinsip. Porsi kemunculannya di layar hampir setara dengan pemeran utama namun sudut pandang cerita menempatkannya sebagai pendukung.
Sejumlah karakter pendukung lain tampil prima. Yang patut diapresiasi juga, Benedict Cumberbatch. Emosinya fluktuatif namun profesi menuntutnya tetap memiliki air muka tenang. Benedict menghidupkan Stuart dalam takaran pas.
Advertisement
Bagi Kami, Drama Religi
The Mauritanian bagi kami adalah drama religi. Lain dengan produksi negara anu, film ini membawa pesan kuat soal kemanusiaan pada dasarnya tak memandang agama.
Kita melihat Slahi yang taat salat dan syok kala dipindahkan ke sel lain tanpa Al-Qur’an. Imanlah yang menyelamatkannya dari hilang akal. Di sisi lain, ada Nancy yang penampilannya jauh dari kesan religi.
Namun sebuah adegan berhasil meremas sanubari kami. Tepatnya, kala Nancy dan Slahi berbincang lalu terdengar kumandang azan. Nancy diam sejenak dan mempersilakan Slahi menjalankan kewajiban.
Iman dan Kepedulian
Slahi bertanya, kenapa Nancy melakukan ini. Jawaban Nancy simpel: Karena aku peduli. Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya mati. Maka, Nancy memilih mempraktikkan keimanan lewat kepedulian yang nyata.
Hal yang sama dilakukan Stuart dalam konteks berbeda. Menyaksikan The Mauritanian adalah perjalanan spiritual jauh menuju lubuk hati. Dalam banyak adegan, film ini mempertanyakan keadilan, kebenaran, kasih, dan setumpuk pesan universal lain.
Setiap tokoh punya latar dan motivasi jelas, lalu bergerak sejalan dengan dinamika kisah aslinya. Hasil akhirnya sebuah film yang detail dalam gambar dan padat berbagi cerita hidup anak manusia.
Advertisement
Menang Golden Globe Awards
Lewat peran Nancy, Jodie Foster meraih Piala Golden Globe Pemeran Pendukung Wanita Terbaik sementara Tahar Rahim jadi nomine Pemeran Utama Pria Terbaik (Film Drama).
The Mauritanian meraih lima nominasi di ajang BAFTA Awards termasuk Film Terbaik. Sayang rekomendasi dari dua ajang penghargaan sepuh ini tak membuat Oscars meliriknya.
Pemain : Jodie Foster, Tahar Rahim, Shailene Woodley, Benedict Cumberbatch, Baya Belal, David Fynn, Zachary Levi, Saamer Usmani, Corey Johnson
Produser : Adam Ackland, Michael Bronner, Benedict Cumberbatch, Leah Clarke, Christine Holder, Mark Holder, Beatriz Levin, Lloyd Levin, Branwen Prestwood-Smith
Sutradara : Kevin Macdonald
Penulis : M.B. Traven, Rory Haines, Sohrab Noshirvani
Produksi : 30West, Topic Studios, BBC Film, Black Sheep Pictures, STX Films
Durasi : 2 jam, 9 menit