Liputan6.com, Jakarta - Jutaan Muslim di seluruh dunia termasuk di negara-negara seperti Afghanistan, Libya, Mesir, Kenya dan Yaman sedang merayakan Idul Adha, salah satu hari raya terbesar dalam kalender Islam.
Dilansir dari laman Al Jazeera, Minggu (10/7/2022), dikenal sebagai “Hari Raya Kurban”, perayaan yang dihormati itu bertepatan dengan ritual terakhir haji tahunan di Arab Saudi pada hari Sabtu.
Advertisement
Idul Adha memperingati kisah Al-Qur'an tentang kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan Ismail sebagai tindakan ketaatan kepada Tuhan.
Sebelum dia bisa melakukan pengorbanan, Tuhan menyediakan seekor domba jantan sebagai persembahan. Dalam penceritaan Kristen dan Yahudi, Ibrahim diperintahkan untuk membunuh anak laki-laki lain, Ishak.
Banyak umat Muslim merayakan hari raya empat hari dengan menyembelih ternak secara ritual dan mendistribusikan daging di antara keluarga, teman dan orang miskin.
Sebagian besar negara du Asia, termasuk Indonesia, Pakistan dan India – tiga negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia – merayakan hari raya pada hari Minggu.
Di Arab Saudi, ratusan ribu peziarah bangun saat fajar untuk melakukan perjalanan ke Mina, sebuah lembah luas yang dikelilingi oleh pegunungan tandus tempat Nabi Muhammad berhenti di rutenya sekitar 1.400 tahun yang lalu.
Satu juta Muslim dari seluruh dunia berbondong-bondong minggu ini ke kota suci Mekah, ziarah terbesar sejak pandemi membatalkan acara tahunan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kerumunan di Arab Saudi Dibatasi
Arab Saudi mempertahankan batasan kerumunan tahun ini untuk mengekang penyebaran virus, dengan mandat vaksin COVID-19 dan kehadiran kurang dari setengah kuota pra-pandemi.
Namun, adegan itu merupakan langkah signifikan yang mendekati normal.
Kerumunan memadati tempat-tempat suci, melepas masker dan langkah-langkah keamanan.
Di akhir ibadah haji, salah satu rukun Islam yang utama, pria diharapkan untuk mencukur rambut mereka, dan wanita untuk memotong seikat rambut sebagai tanda pembaruan.
Advertisement
Harga Melonjak di Hari Raya Idul Adha
Ini adalah kesempatan yang menggembirakan dimana makanan adalah ciri khasnya. Namun di tengah melonjaknya harga pangan yang menyebabkan kesulitan yang meluas di Timur Tengah, banyak yang mengatakan mereka tidak mampu membeli ternak untuk ritual pengorbanan.
Keputusasaan atas biaya hidup telah melemahkan perdagangan kambing, sapi, dan domba yang biasanya booming pada hari libur.
Di Afghanistan yang kekurangan uang, biasanya ada kesibukan berbelanja untuk hewan-hewan utama menjelang hari raya.
Tapi tahun ini, inflasi global dan kehancuran ekonomi setelah pengambilalihan Taliban telah menempatkan pembelian agama yang sangat penting di luar jangkauan banyak orang.
“Semua orang ingin menyembelih hewan atas nama Allah, tetapi mereka tidak mampu melakukannya karena mereka miskin,” kata Mohammad Nadir dari pasar ternak di Mazar-e-Sharif, Afghanistan utara.
“Tahun lalu pada hari ini, saya menjual 40 hingga 50 sapi,” kata Mohammad Qassim, seorang pedagang sapi Afghanistan.
“Tahun ini, saya hanya berhasil menjual dua.”