Pertukaran Kripto CoinFlex Pulihkan Kerugian Rp 1,2 Triliun

CoinFlex mengatakan, total utang investor telah meningkat setelah menghitung penghitungan akhir kerugian dari posisi signifikan dalam token FLEX.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Jul 2022, 12:49 WIB
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Liputan6.com, Jakarta - CoinFlex mengatakan telah mengambil tindakan hukum untuk memulihkan kerugian USD 84 juta atau sekitar Rp 1,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.977 per dolar AS) dari satu pelanggan dan sedang dalam pembicaraan untuk teken usaha patungan dengan pertukaran kripto lain. Hal ini upaya untuk menghidupkan kembali modalnya.

Pertukaran kripto menghentikan penarikan pada platformnya bulan lalu setelah rekanan yang kemudian diidentifikasi sebagai investor kripto lama Roger Ver gagal bayar USD 47 juta atau sekitar Rp 703,91 miliar dari margin call.

CoinFlex mengatakan dalam sebuah posting blog pada Sabtu, 9 Juli 2022, total utang investor telah meningkat setelah menghitung penghitungan akhir kerugian dari posisi signifikan dalam token FLEX.  Namun, dalam unggahan blog tidak disebutkan nama Ver.

"Orang tersebut pertama-tama meminta kami untuk melikuidasi akunnya, tetapi kemudian terus memberi tahu kami untuk beberapa waktu setelahnya bahwa ia ingin mengirim dana yang signifikan ke bursa untuk mengambil pengiriman fisik dari posisi berjangka,” ujar Co-Founder CoinFlex Sudhu Arumugam dan Mark Lamb menulis dalam unggahan itu pada Sabtu, 9 Juli 2022 dikutip dari yahoo finance, Minggu (10/7/2022).

"Jelas bagi kami sekarang bahwa dia membuang-buang waktu dan berharap untuk bangkit di pasar yang tidak pernah terwujud,”

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Mulai Proses Arbitrase

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

CoinFlex telah memulai proses arbitrase di Hong Kong untuk memulihkan USD 84 juta, sebuah proses yang diharapkan bisa memakan waktu sekitar 12 bulan sebelum keputusan tercapai. Ver menolak komentari kasus ini. Ia mengatakan, kepada Bloomberg bulan lalu kalau tidak memiliki utang dengan CoinFlex.

Dalam tweet pada 28 Juni, ia menuturkan, rekanan yang tidak dikenal berutang kepadanya sejumlah besar uang.

CoinFlex adalah salah satu dari beberapa platform yang berjuang untuk beroperasi di tengah koreksi pasar besar yang hapus sekitar USD 2 triliun dari total valuasi cryptocurrency.

Beberapa pemain pun telah menangguhkan penarikan dan mengajukan kebangkrutan. Krisis telah ekspos jaringan penularan di seluruh sektor, dengan kegagalan satu perusahaan sebabkan efek domino di banyak perusahaan lainnya.

 


Diskusi dengan Pertukaran Besar AS

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sudhu menyatakan, rencana mengumpulkan dana USDC, stablecoin yang terkait dengan nilai dolar AS untuk menutupi likuiditas yang hilang dan melanjutkan penarikan sedang berlangsung. Ini termasuk menanyakan beberapa pelanggan apakah dapat membantu bisnis dengan menggulung sebagian dari simpanan untuk saham.

CoinFlex juga sedang diskusi dengan pertukaran besar AS tentang memasuki usaha patungan setelah proses pembiayaan selesai.

Kesepakatan yang dihasilkan akan melihat pertukaran lain memakai platform CoinFlex untuk menawarkan akses ke pasar repo saham Amerika Serikat dan pengiriman perpetual futures melalui lisensi offshore sebelum bermigrasi ke Amerika Serikat. “Ini bukan posisi yang pernah kami bayangkan,”

Didirikan pada 2019, CoinFlex merupakan pertukaran kripto yang lebih kecil fokus pada perdagangan derivatif. Adapun nilai valuasi USD 145 juta yang terkunci di dalam platformnya pada Sabtu, 9 Juli 2022.


Begini Prospek Pasar Kripto di Tengah Dominasi Sentimen Negatif

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, pergerakan market kripto sejak awal Juli 2022, tidak cukup memuaskan. Selama akhir pekan lalu, sejumlah aset kripto berkapitalisasi besar atau big cap masih bergerak di bawah level resistance-nya. Meskipun sempat menguat, secara keseluruhan kripto masih berada di kisaran harga yang telah ditempati sejak lama. 

Misalnya Bitcoin dalam meskipun menguat, harganya masih terjebak di kisaran USD 20.000 atau sekitar Rp 299,5 juta. Walaupun ada penguatan tinggi, sejauh ini Bitcoin hanya bisa menyentuh USD 21.000.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan pergerakan kripto ke depan berdasarkan analisis data on-chain dan sisi teknikal, aset kripto masih berpotensi melemah cukup dalam, meskipun level harga aset kripto saat ini terbilang sideways atau datar. 

"Pergerakan pasar kripto sejatinya mengikuti sentimen investor secara umum yang tengah menghindari risiko, sama seperti yang tercermin dari pelemahan di pasar saham AS," ujar Afid kepada Liputan6.com, Selasa, 5 Juli 2022.

Sampai saat ini, investor yakin ekonomi AS sesegera mungkin akan masuk ke jurang resesi. Mereka juga takut pertumbuhan ekonomi AS bakal makin terjerembab mengingat bank sentral AS, The Fed, berkali-kali menegaskan kekukuhannya untuk mengerek suku bunga acuan demi mengekang inflasi.

"Dari sisi teknikal, Bitcoin saat ini memiliki support terdekat di level USD 17.700 dengan resistance terdekat di USD 21.051. Namun, terlihat pekan ini investor masih bersikeras untuk mempertahankan harga BTC tidak anjlok di bawah USD 19.000,” kata Afid.

Namun, menurut Afid jika melihat volume trading pada pekan ini tampak masih anjok yang cukup dalam, sehingga semakin besar pula potensi BTC untuk melanjutkan pelemahannya dan menguji level support kuatnya di USD 15.500 dalam jangka panjang.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya