Diagnos Laboratorium Utama Bakal Bangun Klinik di Bandung

Dengan penambahan kegiatan usaha klinik, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) berharap dapat menciptakan nilai tambah

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jul 2022, 14:41 WIB
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) akan menambah kegiatan usaha dengan membangun klinik di Bandung, Jawa Barat.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (10/7/2022), PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk membangun klinik mempertimbangkan pasar di Indonesia kian bergerak ke arah positif untuk industri rumah sakit modern. Di sisi lain, semakin besar porsinya middle class di Indonesia juga menjadi kunci. Dampaknya kemampuan daya beli kelas menengah semakin tinggi untuk mendapatkan pelayanan lebih baik.

Selain itu, total pengeluaran untuk layanan kesehatan terus meningkat. Pertumbuhan permintaan layanan kesehatan akan terus naik diimbangi dengan angka harapan hidup. Di sisi lain, pertumbuhan belanja kesehatan yang terjadi selama ini ternyata tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Terlepas dari daya beli yang sempat naik saat ekonomi bertumbuh, ternyata tidak secara langsung mendorong kenaikan alokasi belanja kesehatan.

Diyakini health spending akan naik didorong perbaikan aktivitas ekonomi serta meningkatnya kesadaran kesehatan yang diikuti dengan penaikan belanja kesehatan.

Perseroan melihat bisnis di bidang medis tidak pernah surut, salah satunya bisnis klinik. “Dalam rangka pengembangan usaha, perseroan pelajari peluang usaha baru dan menciptakan kerja sama berdasarkan kondisi pasar yang berkembang saat ini serta dalam rangka perluas portofolio perusahaan dengan menyediakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” tulis perseroan.

Dengan penambahan kegiatan usaha klinik, perseroan berharap dapat menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, pemasok, pemerintah, masyarakat sekitar dan pemegang saham.

“Dalam melaksanakan penambahan kegiatan usaha perseroan di Klinik Jasmine, manajemen perseroan berusaha memaksimalkan kinerja perseroan untuk menciptakan laba yang meningkat dari waktu ke waktu,” tulis perseroan.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gelar RUPSLB

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, pembagunan klinik akan memberikan dampak positif bagi pihak lainnya antara lain menciptakan lapangan kerja baru dan menambah pendapatan negara melalui retribusi daerah, pajak pendapatan dan multiflier efek manfaat ekonomi.

Perseroan menyatakan dengan pembangunan klinik tersebut akan berdampak terhadap penurunan kas dan aset meningkat pada 31 Desember 2022. Hal ini seiring peningkatan aset tetap yang terjadi karena investasi yang dilakukan perseroan untuk pembangunan klinik.

Untuk melakukan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemehang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 20 Juli 2022.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 8 Juli 2022, saham DGNS melemah 2,07 persen ke posisi Rp 284 per saham. Saham DGNS dibuka naik dua poin ke posisi Rp 292 per saham. Saham DGNS berada di level tertinggi Rp 292 dan terendah Rp 278 per saham. Total frekuensi perdagangan 606 kali dengan volume perdagangan 15.802 saham. Nilai transaksi Rp 444,9 juta.


Bundamedik Ambil Alih Saham DGNS Rp 8,87 Miliar

PT Bundamedik Tbk (BMHS) mengelola RS Bunda (Dok: Istimewa)

Sebelumnya, PT Bundamedik Tbk (BMHS) mengambilalih 25 juta saham PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) senilai Rp 8,87 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (28/6/2022), PT Bundamedik Tbk mengambilalih saham DGNS itu setara dua persen dari total saham DGNS dari PT Bunda Investama Indonesia (BII). Pengambilalihan saham itu seiring pada 23 Juni 2022, perseroan dan BII telah menandatangani share sale and purchase agreement atau perjanjian jual beli saham.

“Transaksi dilakukan untuk menciptakan perusahaan pelayanan penunjang kesehatan yang lebih terintegrasi dan memperluas pangsa pasar DGNS serta menDGNSciptakan sinergi perusahaan lebih kuat dan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya,” tulis manajemen perseroan.

 

 


Selanjutnya

PT Bundamedik Tbk (BMHS) mengelola RS Bunda (Dok: Istimewa)

Dengan demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan konsolidasian perseroan sehingga memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham perseroan.

Perseroan menyatakan, transaksi ini termasuk transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam POJK Nomor 42/POJK.04/2022 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan (POJK 42/2022) dan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam POJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha (POJK 17/2022).

Hal ini seiring Bundamedik sebagai pembeli memiliki hubungan afiliasi dengan BII sebagai penjual karena BII adalah pemilik atau pemegang saham dalam perseroan sebesar 57,37 persen dan DGNS merupakan anak perusahaan dari perseroan secara langsung dan tidak langsung dikendalikan oleh kelompok usaha Bundamedik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya