Microsoft Gulirkan Update untuk Tambal Celah Keamanan Berbahaya di Browser Edge

Microsoft baru saja menggulirkan update untuk menambal celah keamanan berbahaya di Microsoft Edge serupa dengan Google Chrome.

oleh Yuslianson diperbarui 10 Jul 2022, 18:00 WIB
Logo Baru Microsoft Edge

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari setelah Google menambal celah keamanan zero-day bug di Chrome, kini Microsoft melakukan hal serupa untuk browser Edge buatannya.

Diketahui, celah keamanan yang dikenal sebagai CVE-2022-2294 ini ternyata juga berpengaruh ke browser berbasis Chromium, seperti Chrome dan Edge.

Microsoft pun telah mengonfirmasi kehadiran celah keamanan zero-day tersebut, dan meminta pengguna untuk meng-update browser untuk menambalnya.

Bagi kamu yang memakai browser Microsoft Edge di PC dan laptop Windows, ada baiknya untuk segera melakukan pembaruan.

Adapun cara untuk meng-update browser Microsoft Edge adalah sebagai berikut:

  • Buka browser Edge Anda
  • Klik menu Pengaturan di kanan atas, diwakili oleh tiga titik
  • Di bagian Bantuan & Feedback, klik Tentang Microsoft Edge
  • Browser kemudian akan secara otomatis mencari dan menginstal pembaruan terbaru
  • Setelah selesai, tutup dan buka browser Anda lagi untuk menyelesaikan instalasi

Kamu tidak perlu melakukan apa pun lagi, karena patch akan ter-upodate secara otomatis dan mencegah peretas menggunakan celah keamanan untuk mencuri data pribadi Anda.

Secara umum, ada baiknya kamu secara teratur memeriksa pembaruan Microsoft Edge untuk memastikan Anda memanfaatkan tambalan terbaru yang telah diluncurkan Microsoft.

Diketahui, Google Chrome memperingatkan penggunanya untuk segera melakukan update. Sebab, Google menemukan adanya celah keamanan yang bisa mengancam para pengguna.

Dikutip dari Digital Trends, Jumat (8/7/2022), celah keamanan ini diungkap Google sebagai zero-day bug yang berarti kelemahan tersebut sudah diketahui pihak lain dan kemungkinan besar telah dieksploitasi oleh pihak bertanggung jawab.

Google sendiri tidak mengungkap secara detail informasi mengenai celah keamanan ini, tapi perusahaan mengingatkan pengguna langsung melakukan pembaruan.

Meski tidak detail, celah keamanan ini disebut memungkinkan eksekusi kode arbriter di desktop yang berpotensi memberi akses penuh pada peretas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bug Zero-day Sepanjang Tahun 2022

Tampilan baru Google Chrome (Foto: The Next Web)

Bug ini diketahui mengancam pengguna Chrome di Windows, Mac, termasuk Android. Dari keterangan, beberapa bug diidentifikasi sebagai CVE-2022-2294, dan patch yang dirilis Google juga menambal CVE-2022-2295 maupun CVE-2022-2296.

Sebagai informasi, ini merupakan kali keempat zero-day bug muncul di Chrome sepanjang 2022. Sebelumnya, masalah serupa dilaporkan muncul pada Februari, Maret, dan April.

Biasanya, Chrome akan secara otomatis mengunduh pembaruan ini dan langsung memasangnya. Namun untuk memastikan, pengguna bisa membuka menu Help dan pilih About Chrome di Windows.

Dari situ, pengguna bisa mengetahui apakah Chrome miliknya sudah mendapatkan pembaruan. Jika ada muncul tombol update, klik tombol itu, lalu luncurkan kembali Chrome untuk menyelesaikan prosesnya.

Sementara untuk pengguna Android, mereka bisa mengeceknya langsung melalui Google Play Store. Apabila ada keterangan update ke versi terbaru, pengguna dapat langsung mengunduhnya.

 


Google Mulai Hapus Klinik Aborsi dari Riwayat Lokasi Pengguna

Logo Google di kantornya yang berlokasi di Roppongi Hills Mori Tower, Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Di sisi lain, dengan adanya kekhawatiran privasi data, Google mengatakan akan menghapus klinik aborsi dan fasilitas lainnya dari riwayat lokasi pengguna.

Setelah putusan Mahkamah Agung Amerika Serikat mencabut hak aborsi, Google dan raksasa teknologi lainnya sebagian besar masih bungkam tentang bagaimana mereka akan menangani permintaan data pengguna dalam penyelidikan terkait aborsi.

Pakar privasi telah menandai sejumlah besar data yang dikumpulkan oleh Google dan platform lain--khawatir akan disalahgunakan oleh penegak hukum dan kelompok anti-aborsi.

Dalam posting blog baru, dikutip dari Engadget, Sabtu (2/7/2022), Google menyatakan bakal mencoba untuk menghapus lokasi dari riwayat lokasi pengguna segera setelah mereka berkunjung ke klinik aborsi.

Perusahaan tak menjelaskan bagaimana tepatnya akan mengidentifikasi lokasi-lokasi ini, atau berapa lama pemindahan akan dilakukan. Google mengatakan proses yang sama juga akan berlaku untuk kunjungan ke fasilitas kesehatan jenis lain.

 


Facebook dan Instagram Hapus Unggahan yang Tawarkan Pil Aborsi

(ilustrasi/guim.co.uk)

Selain itu, Facebook dan Instagram menghapus unggahan dari pengguna yang berjualan pil aborsi. Menurut Meta, unggahan yang menawarkan pil aborsi telah melanggar kebijakan tentang farmasi.

Mahkamah Agung AS membatalkan Roe v Wade pada Jumat lalu. Sekadar informasi, dengan membatalkan Roe v Wade, aborsi di AS menjadi hal yang terlarang untuk kasus apa pun.

Setelah itu, pengguna media sosial berbagi unggahan yang menawarkan untuk mengirim pil aborsi kepada orang-orang yang akan melakukan aborsi.

Mengutip The Verge, Rabu (29/6/2022), setelah dicabutnya aturan tersebut, pengguna yang mengunggah atau menawarkan pil aborsi di Facebook atau Instagram menemukan unggahan mereka dihapus atau dibatasi oleh penyedia platform. Demikian menurut Motherboard dan Associated Press.

Sebuah percobaan yang dilakukan oleh reporter Associated Press dengan menawarkan untuk mengirimkan pil aborsi di Facebook dihapus hanya satu menit setelah diunggah. Begitu juga dengan percobaan yang dilakukan oleh reporter The Verge yang menawarkan pil aborsi.

Sebelumnya, kebijakan barang terbatas Meta juga melarang obat-obatan ada di platformnya. Larangan juga berlaku untuk penjualan, pemberian hadiah, hingga transfer senjata api, dan ganja.

Meski begitu, uji unggah yang dilakukan AP dan The Verge pada unggahan yang menawarkan senjata dan ganja tidak dihapus oleh Facebook.

(Ysl/Tin)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya