Tips Memotret Makanan dengan Tampilan Menggiurkan

Fotografer makanan membagikan tips untuk mengabadikan potret makanan dengan cara yang kreatif dan menciptakan tampilan yang menggiurkan.

oleh Putu Elmira diperbarui 11 Jul 2022, 10:08 WIB
Ilustrasi makanan . Photo by Ella Olsson on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Food photography alias fotografi makanan kian berkembang sejalan dengan kuatnya gempuran teknologi yang pesat. Fenomena ini turut didukung dengan kemudahan mengakses media sosial sebagai platform untuk unjuk gigi karya-karya fotografi.

"Sudah lama dan banyak yang menekuni (food photography), ditambah pandemi banyak yang beralih buka produk sendiri," kata food photographer Silva Sandiarini dalam bincang virtual bersama Shopee, beberapa waktu lalu.

Untuk menghasilkan potret makanan yang menggiurkan dan menggugah selera, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Silva pun membagikan sederet tips yang bisa diterapkan:

1. Menentukan gear yang tepat

Hal pertama yang disarankan Silva dalam memotret makanan adalah menentukan gear atau alat yang tepat. Ia menyampaikan bahwa setiap merek kamera memiliki karakter yang berbeda-beda dan semua tergantung dengan kenyamanan masing-masing fotografer.

"Tapi apapun itu gear-nya, mau handphone, mirrorless, DSLR, semuanya harus bisa dikuasai karena itu senjata kamu," ungkap Silva.

Ia menjelaskan bahwa kamera DSLR memiliki keunggulan dalam sisi profesional. Sedangkan untuk membuat konten di media sosial bisa menggunakan mirrorless karena lebih ringan.

"Pilih lensa yang tepat, lensa beda-beda ketika lansdscape perlu yang wide, kamera handphone biasanya wide, tapi risiko yaitu distorsi. Tripod itu sangat penting untuk supaya kita latihan di awal yang diperlukan untuk belajar komposisi yang enak," tambah sang fotografer.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2. Pencahayaan

Ilustrasi Makanan Credit: pexels.com/Haul

Silva turut merekomendasikan lensa yang biasa digunakan untuk memotret, yakni 50mm, 85mm, dan 105mm. "Smartphone karena fitur sudah luar biasa dimudahkan secara distorsi sudah mulai berkurang, depth of field secara manual diafragma dan ISO dimainkan," terangnya.

Poin kedua yang ditekankan Silva adalah pentingnya pencahayaan dalam proses memotret. Pencahayaan menjadi yang utama karena fotografi adalah melukis dengan cahaya.

"Tapi ketika kita foto mau pakai natural light atau artificial light. Kalau tidak punya lighting, tetap cari spot-spot di rumah yang bagus jendela yang masuk cahaya, jangan sampai foto di ruangan terbuka yang atasnya ke mana-mana sinarnya," jelas Silva.

Untuk pencahayaan secara natural, beberapa waktu tertentu sudah tak dapat lagi diandalkan, seperti saat magrib atau ketika mendung. "Karena mendung tidak bisa diprediksi, kecuali pakai artificial light yang bisa diatur powernya, makin besar power akan makin memengaruhi dimensi lighting di makanan," tambahnya.


3. Angle yang Tepat

ilustrasi donat/Photo by Kobby Mendez on Unsplash

Kemudian, penting pula memerhatikan arah cahaya. "Banyak yang tidak tahu ada beberapa pakem yang tidak boleh dari segi arah cahaya," katanya.

"Front light itu tidak boleh banget apalagi pakai internal flash itu akan flat. Harus dari backlight cahaya, salah satu cahaya yang baik itu side light dari kiri atau kanan," ungkap Silva.

Ia menjelaskan, dalam memotret makanan, ada empat cahaya yang ia rekomendasikan, yakni backlight cahaya, cahaya dari samping, rim light, dan oval light. "Tidak boleh cahaya dari jam 6," katanya.

"Kita harus mencari, misal tidak punya lighting bisa taruh di mana," terang Silva.

Tips selanjutnya adalah memilih angle yang tepat. Silva menjelaskan ia selalu menganjurkan untuk mempelajari angle untuk memotret makanan, misalnya karakter ingin eye level, seperti memotret burger yang ditonjolkan adalah ketebalan roti dan daging.


4. Plating

Ilustrasi Makanan Sehat Credit: unsplash.com/Anna

"Angle terbaik untuk foto makanan adalah angle 20 atau 45 derajat, seperti mata orang melihat meja makan. Eye level kalau untuk karakter makanan yang bersusun atau punya layer, itu pasti akan lebih cocok menggunakan eye level," jelasnya.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam memotret makanan adalah plating. Silva menjelaskan tidak menggunakan elemen yang banyak karena jika demikian, khawatir tampilan akan terganggu.

"Membuat versi makro atau ada storytelling lebih wide," katanya.

Silva menyarankan untuk makanan yang berisiko gampang kental dan berkuah, secara plating harus mendapatkan pencahayaan yang pas. Begitu pula diperhatikan terkait komposisi dan storytelling.

"Triknya kalau foto subjek berisiko cepat lumer seperti es krim, makanan berkuah cari komposisi dulu, lighting kalau sudah oke baru disajikan. Makanan berkuah biasanya aku ganjal mangkoknya dulu dengan sesuatu supaya isinya tetap kelihatan kalau enggak mereka tenggelam," terang Silva.

infografis Ini Daftar Kalori Makanan Berbuka Puasa. (Liputan6.com/Tri Yasni).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya