Omicron Sub Varian BA.5 Pertama Ditemukan di Shanghai

Sub varian omicron pertama telah terdeteksi di Shanghai.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Jul 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi orang yang merasakan gejala subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Credits: pexels.com by Andrea Piacquadio

Liputan6.com, Shanghai - Kota Shanghai telah menemukan kasus COVID-19 yang melibatkan subvarian baru Omicron BA.5.2.1, seorang pejabat mengatakan pada briefing pada hari Minggu (10 Juli), menandakan komplikasi yang dihadapi China untuk mengikuti mutasi baru saat mengejar kebijakan "nol-COVID".

Dilansir dari laman Channel News Asia, Minggu (10/7/2022), kasus tersebut, ditemukan di distrik keuangan Pudong pada 8 Juli, terkait dengan kasus dari luar negeri, kata Zhao Dandan, wakil direktur komisi kesehatan kota.

Shanghai, yang terletak di China timur, muncul dari lockdown yang berlangsung sekitar dua bulan pada awal Juni, tetapi terus memberlakukan pembatasan ketat, menutup bangunan dan kompleks segera setelah rantai transmisi potensial baru muncul.

"Kota kami baru-baru ini terus melaporkan lebih banyak kasus positif yang ditularkan secara lokal (COVID-19) dan risiko penyebaran epidemi melalui masyarakat tetap sangat tinggi," Zhao dari komisi kesehatan Shanghai memperingatkan.

Dia mengatakan penduduk di beberapa distrik utama Shanghai akan menjalani dua putaran tes COVID-19 , dari 12 hingga 14 Juli, dalam upaya untuk mengendalikan potensi wabah baru.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Varian BA.5

Seorang pekerja yang mengenakan alat pelindung diri berdiri dekat kotak untuk dikirim sementara dua orang mengendarai sepeda saat perberlakuan lockdown karena virus corona COVID-19 di Distrik Jing'an, Shanghai, China, Rabu (18/5/2022). (Hector RETAMAL/AFP)

Varian Omicron BA.5, yang mendorong gelombang baru infeksi COVID-19 di luar negeri, pertama kali ditemukan di China pada 13 Mei pada seorang pasien pria berusia 37 tahun yang terbang ke Shanghai dari Uganda, menurut China Center untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Varian BA.5 telah terbukti memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dan kemampuan kekebalan yang lebih baik, kata Yuan Zhengan, anggota kelompok penasihat ahli kota tentang pencegahan COVID-19, berbicara pada pengarahan hari Minggu.

Tetapi vaksinasi masih efektif untuk mencegah BA.5 menyebabkan penyakit serius atau kematian, tambahnya.


Temuan Kasus di Indonesia

Petugas menyuntikkan vaksin covid-19 dosis kedua kepada murid kelas II di SDI Al Hidayah, Depok, Selasa (25/1/2022). Mengantisipasi meningkatnya kasus Omicron, pemerintah mempercepat vaksinasi untuk lansia dan anak-anak, baik itu vaksin dosis pertama, kedua, maupun booster. (merdeka.com/Arie Basuki)

Pemerintah Kota Depok kembali mengkonfirmasi adanya warga yang positif Covid-19 varian Omicron BA.5. Hal itu perlu menjadi perhatian warga Kota Depok untuk mencegah penularan Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, berdasarkan data per 27 Juni 2022, terdapat penambahan baru kasus sub varian BA.5. Sebanyak dua orang warga Depok terpapar varian baru Omicron tersebut dan sudah mendapat penanganan kesehatan.

“Iya ada tambahan dua orang, sebelumnya dua juga, jadi totalnya empat orang,” ujar Mary, Rabu (29/6/2022).

Mary menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Depok sudah melakukan testing terhadap keluarga yang kontak erat dengan pasien. Hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 varian baru kepada warga lainnya.

“Berdasarkan hasil swab keluarga kontak erat, yakni negatif,” kata Mary membeberkan.

Mary mengungkapkan, kedua pasien yang dinyatakan positif BA.5 merupakan warga Kecamatan Sawangan dan Cinere. Satu warga Sawangan terkonfirmasi BA.5 sedang menjalani isolasi untuk masa penyembuhan.

“Untuk warga Cinere sudah selesai melaksanakan isolasi dan dinyatakan sembuh,” ungkap Mary.

Dinas Kesehatan Kota Depok meminta warganya untuk meningkatkan protokol kesehatan. Hal itu sebagai salah satu langkah mencegah penularan Covid-19 yang kembali meningkat di Kota Depok.

“Apabila merasa mengalami gangguan kesehatan segera memeriksa di fasilitas kesehatan Kota Depok,” ucap Mary.

Infografis yang menyebut bahwa delirium merupakan gejala baru dari COVID-19, penyakit yang disebabkan Virus Corona SARS-CoV-2, tersebar di media sosial dan grup WhatsApp. (Sumber: Istimewa)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya