Liputan6.com, Jakarta - PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 122,56 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (11/7/2022), PT Bali Towerindo Sentra Tbk membagikan dividen tunai setara Rp 31,15. Pembagian dividen itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 1 Juli 2022.
Advertisement
Perseroan membagikan dividen itu antara lain mempertimbangkan data keuangan per 31 Desember 2021 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,35 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunannya sebesar Rp 583,31 miliar, dan total ekuitas sebesar Rp 2,35 triliun.
Berikut jadwal pembagian dividen:
-Tanggal efektif pada 1 Juli 2022
-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 11 Juli 2022
-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 12 Juli 2022
-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 13 Juli 2022
-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 14 Juli 2022
-Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen pada 13 Juli 2022
-Tanggal pembayaran dividen pada 27 Juli 2022
Pada penutupan perdagangan Jumat, 8 Juli 2022, saham BALI menguat 2,4 persen ke posisi Rp 855 per saham. Saham BALI berada di level tertinggi Rp 855 dan terendah Rp 835 per saham. Total volume perdagangan 857.300 saham dan nilai transaksi Rp 725,9 juta. Total frekuensi perdagangan 176 kali.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bali Towerindo Sentra Raih Pinjaman Rp 100 Miliar
Sebelumnya, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) menandatangani akta perjanjian kredit dengan PT Bank Victoria Internasional pada 23 Februari 2022. Akta perjanjian kredit itu dengan memakai jaminan.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (28/2/2022), PT Bali Towerindo Sentra Tbk teken perjanjian fasilitas pinjaman senilai Rp 100 miliar dengan Bank Victoria. Jangka waktu pinjaman itu 60 bulan.
“Tujuan penggunaan takeover fasilitas kredit di PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk dan refinancing pembangunan menara telekomunikasi beserta jaringannya dan perangkat FTTx beserta jaringan,” tulis perseroan.
Agunan kredit tersebut antara lain tanah dan bangunan, serta 10 menara telekomunikasi atas nama perseroan.
Direksi Bali Towerindo Sentra menyatakan, transaksi material merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.
Penjelasan mengenai transaksi afiliasi itu perseroan menggunakan aset berupa tanah dan bangunan milik PT Paramitra Intimega selalu entitas anak. Perseroan merupakan pemegang saham dengan persentase kepemilikan 99,88 persen.
Selain itu, transaksi ini dilakukan dengan pertimbangan dilakukannya take over fasilitas kredit di PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk, perseroan akan mendapatkan suku bunga lebih kompetitif bagi perseroan.
Advertisement
Kantongi Pinjaman dari Bank Victoria International
Sebelumnya, PT Bali Towerindo Sentra, Tbk (BALI) teken perjanjian penambahan fasilitas kredit dengan PT Bank Victoria International Tbk (BVIC). Perjanjian dilakukan pada 21 Desember 2021.
Dalam perjanjian tersebut, Bank Victoria International memberikan fasilitas kredit dengan limit Rp 100 miliar dengan jangka waktu 12 bulan sejak akad kredit. Adapun agunan kredit berupa menara telekomunikasi milik Perseroan.
"Fasilitas tersebut nantinya akan digunakan untuk refinancing BTS dan MCP yang digunakan untuk capex,” ujar Wakil Direktur Utama sekaligus Sekretaris Bali Towerindo Sentra, Lily Hidayat dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/12/2021).
Lily menambahkan, pinjaman dana tersebut akan memperkuat kinerja operasional Perseroan, berdampak positif untuk kelangsungan usaha Perseroan.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 22 Desember 2021, saham BALI ditutup stagnan ke posisi Rp 895 per saham. Saham BALI berada di level tertinggi Rp 895 dan terendah Rp 880. Sepanjang 2021, saham BALI menguat 10,63 persen dengan level terendah di Rp 535 dan tertingginya Rp 1.160.
Sedangkan pada Kamis, 23 Desember 2021, saham BALI turun 2,23 persen ke posisi Rp 875 per saham. Saham BALI dibuka stagnan Rp 895 per saham. Saham BALI berada di level tertinggi Rp 895 dan terendah Rp 865 per saham. Total frekuensi perdagangan 171 kali dengan volume perdagangan 19.510. Nilai transaksi Rp 1,7 miliar.
Penutupan IHSG Jumat 8 Juli 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau dan bahkan menguat 1 persen. Penguatan IHSG dipicu indeks sektor saham teknologi.
Pada penutupan perdagangan, Jumat, 8 Juli 2022, mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,32 persen ke posisi 6.740,21. Indeks LQ45 bertambah 1,38 persen ke posisi 959,67. Seluruh indeks acuan kompak menguat. Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.740,21 dan terendah 6.683,65. Sebanyak 287 saham menguat dan 200 saham melemah. 191 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.067.736 kali dengan volume perdagangan 18,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,8 triliun.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXteknologi menguat 2,99 persen, dan catat penguatan terbesar.
Diikuti indeks sektor saham IDXbasic mendaki 2,69 persen, indeks sektor saham IDXfinance menanjak 1,66 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi bertambah 1,64 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXproperty melemah 0,16 persen dan indeks sektor saham IDXhealth tergelincir 0,08 persen.
Advertisement