Klarifikasi Pengurus Ponpes Shiddiqiyyah Jombang Usai Beredar Video Ajakan Perang

Sebuah video orasi yang mengajak ratusan jamaah untuk berperang membela tarekat Shiddiqiyyah beredar disejumlah aplikasi perpesanan warga Jombang

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 11 Jul 2022, 17:00 WIB
Beredar sebuah video orasi Pengurus Shiddiqiyyah yang mengajak ratusan jamaah untuk berperang membela tarekat Shiddiqiyyah (Istimewa)

Liputan6.com, Jombang - Pasca ditangkapnya MSAT (42) anak kiai yang menjadi tersangka kasus pencabulan santri di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang, Kamis (07/07/22) kemarin. Beredar sebuah video orasi yang mengajak ratusan jamaah untuk berperang membela tarekat Shiddiqiyyah.

Dalam vidio berdurasi 2 menit itu, seorang pengurus Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) menjadi orator menyebut situasi yang dialami saat ini layaknya perang Badar. Dia menyebut apa yang mereka alami saat ini layaknya perasaan yang dialami Rasulullah bersama 313 pasukannya melawan seribu pasukan kafir.

"Selamat datang dari sebuah malam yang panjang. Selamat datang dari campur aduknya rasa kegelisahan, ketakutan dan kemarahan bak perang Badar. Seperti itu pula 316 Kembali pulang dari perang badar Shiddiqiyyah (disambut teriakan takbir)," kata orator itu dalam video beredar, Minggu (10/7/2022).

"Kita tidak menyerang, merekalah yang menyerang. Kita tidak melawan, merekalah yang memukuli dan menendangi kita. Kita hanya bertahan untuk harga diri kita sebagai santri-santri Pesantren Shiddiqiyyah yang membela ulama warasatul ambiya yaitu beliau Sang Maha Guru kita Bapak KH Muhammad Muchtar Mu'thi. Dan kita mempertahankan pesantren kita yang telah dimasuki mereka-mereka yang hati nuraninya tertutup itu," tambahnya.

Dia kemudian menyebut apa yang dialami oleh para jemaah merupakan pengorbanan demi kejayaan tarekat Shiddiqiyyah dan Indonesia. Dia lalu menanyakan kesedian para jemaah jika panggilan perang demi memperjuangkan tarekat Shiddiqiyyah atas ketidakadilann yang mereka alami.

"Jika Shiddiqiyyah memanggil kita lagi, siap kita berjuang, siap kita berperang, siap kita membela Shiddiqiyyah, siap kita membela Sang Guru?," tegas orator itu, lalu disambut teriakan siap para jemaah.

"Insyaallah Allah meridhoi apa yang kita lakukan ini dan ini akan dicatat baik di dunia sebagai sejarah perkembangan pelestarian Shiddiqiyyah dan sampai nanti di akhirat (Diamini massa)" tambahnya lagi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 


Klarifikasi Pengurus Shiddiqiyyah

Ketua Umum Organisasi Shiddiqiyyah, Joko Herwanto membenarkan orasi dalam video tersebut, orator itu merupakan salah satu pengurus organisasi bernama Edi Setiawan. Video itu terjadi di halaman kediaman KH Muhammad Muchtar Mu'thi pada Jumat (8/7) sore saat itu, menyambut kedatangan 318 orang yang dipulangkan dari Polres Jombang oasca oenjemputan paksa MSAT.

"Benar, dan kepentingannya adalah menyemangati 300-an santri yang baru dipulangkan dari polres. Bukan untuk provokasi," kata Joko, Minggu (10/7/2022).

Sesangkan, Edi Setiawan orator dalam video yang beredar memberikan klarifikasi, dia membenarkan dirinyalah orator dalam video itu. Ratusan jemaah yang ada di dalam video adalah 318 santri dan jemaah Shiddiqiyyah yang baru saja dibebaskan oleh pihak kepolisian usai diamankan saat penjemputan paksa MSAT berlangsung.

"Saat itu 318 jemaah dan santri kembali dalam kondisi kehilangan semangat, lunglai dan menangis haru. Untuk itu, saya menyemangati mereka," terang Edi.

Edi menambahkan, dia sengaja membawakan cerita perang badar karena kedatangan 318 jemaah dan santri Shiddiqiyyah kala itu disambut selawat badar. Terkait pertanyaan siap berperang, dia menjelaskan maksud berperang dalam orasinya adalah melawan hawa nafsu sebagai akhir dari perang Badar.

"Hanya saja saya mengakui kesalahan saat berbicara itu karena harus menelan ludah karena terharu yang dalam sehingga terjadilah selip lidah," kata Edi dalam keterangan klarifikasinya. Sehingga saya hanya menyampaikan 'siap berperang, yang seharusnya, siap berperang melawan hawa nafsu," tutup Edi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya