PM Baru Israel Yair Lapid Perintahkan Penyelidikan Temuan Kuburan Massal Tentara Mesir

Israel akan menyelidiki laporan soal kuburan massal tentara Mesir, yang gugur selama perang Timur Tengah 1967, di Israel tengah.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jul 2022, 12:05 WIB
Perdana Menteri Israel Yair Lapid. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Media Israel melaporkan temuan kuburan tak bernisan di dekat Latrun. Kawasan itu terletak di antara Yerusalem dan Tel Aviv, di mana tentara Israel bertempur dengan pasukan Mesir lebih dari setengah abad lalu.

Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi pun mengangkat temuan kuburan tersebut dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri baru Israel Yair Lapid. Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan, pihaknya akan menyelidiki laporan soal kuburan massal tentara Mesir, yang gugur selama perang Timur Tengah 1967, di Israel tengah itu.

"Presiden Mesir mengangkat laporan tentang kuburan gabungan tentara Mesir selama Perang Enam Hari (1967)."

Yair Lapid telah memerintahkan sekretaris militernya "untuk memeriksa isu tersebut secara mendalam dan mengabarkan perkembangannya kepada pejabat Mesir".

Harian Yedioth Ahronoth dan Haaretz menerbitkan dokumen arsip dan wawancara dengan penduduk yang mengetahui bagaimana puluhan tentara Mesir yang tewas dalam pertempuran itu dikuburkan di sana.

Setelah bertempur dalam perang lainnya pada 1973, kedua negara tersebut menandatangani perjanjian damai pada 1979. Perjanjian itu adalah kesepakatan pertama Israel dengan negara Arab, yang dipandang sebagai landasan keamanan bagi negara Yahudi tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Naftali Bennett Mundur Digantikan Yair Lapid

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berbicara di Bandar Udara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.(Xinhua/JINI/Yossi Zeliger)

Naftali Bennett dalam sebuah pernyataan yang disiarkan menyatakan segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri (PM) Israel. Naftali Bennett juga mengumumkan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan mendatang karena pemerintahan koalisi yang dia pimpin runtuh hanya dalam waktu setahun setelah pelantikannya. 

Bennett mengatakan, posisi perdana menteri akan dijabat Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid setelah parlemen Israel memberikan suara untuk menyetujui RUU pembubaran diri. "Saya akan terus membantunya sebagai perdana menteri alternatif," kata Bennett, Jumat (1/7/2022), seraya menambahkan bahwa dia akan "memindahkan kekuasaan secara profesional dan tertib."

Ayelet Shaked, Menteri Dalam Negeri Israel sekaligus anggota partai pro-pemukim pimpinan Bennett, Yamina, akan menggantikan dirinya sebagai pemimpin partai, papar Bennett.

Ia mengatakan, pada 2021, yang ditandai dengan berbagai serangan pribadi terhadapnya dan upaya terus-menerus untuk menggulingkan pemerintahannya oleh oposisi yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menjadi masa-masa "sulit" baginya dan keluarganya.

Bennett memimpin koalisi yang terdiri dari delapan partai yang secara ideologis beragam, yang kemudian bersatu dengan tujuan untuk menggulingkan Netanyahu yang kini menghadapi pengadilan pidana atas tuduhan korupsi.

Sejumlah outlet berita Israel melaporkan bahwa Bennett sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan yang akan datang setelah dia mendapat tekanan dari banyak pendukungnya untuk tetap ikut pemilihan. 


Infografis Perdamaian Uni Emirat Arab dan Israel

Infografis Perdamaian Uni Emirat Arab dan Israel. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya