Dokter di Bali Laporkan Kasus Langka Penis Patah Usai Bercinta, Gegara Posisi Wanita di Atas

Dokter di Bali laporkan kasus langka penis patah usai bercinta

oleh Sulung Lahitani diperbarui 11 Jul 2022, 16:06 WIB
ilustrasi penis. Photo by Charles Deluvio on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Bali mengalami penis patah saat bercinta dengan istrinya. Pria 44 tahun yang tak disebutkan namanya itu mendengar bunyi 'krek' saat pasangannya dalam posisi di atas, itu kemudian disusul rasa sakit yang menyiksa.

Pria itu disebutkan tidak langsung menuju rumah sakit, namun malah menunggu tiga jam sebelum akhirnya menjadi khawatir ketika penisnya membengkak dan darah mulai keluar dari ujungnya.

Di rumah sakit, dokter yang memeriksa melihat pengelupasan kulit pada penis pria itu dan segera memeriksa luka-lukanya. Petugas medis juga mencoba memasukkan kamera fleksibel tipis ke penisnya untuk mengamati kerusakan.

Mereka menemukan fraktur atau patahan 3 cm di jaringan spons di batang penis yang membengkak dengan darah saat ereksi. Insiden itu juga memecahkan uretra pria itu sebab petugas medis menemukan tabung di dalam penis yang memungkinkan urin keluar dari tubuh, telah pecah.

Setelah dijahit kembali, pria itu diberikan obat-obatan untuk memastikan tidak ada darah yang keluar dan penisnya dibalut dengan hati-hati.

Setelah periode 21 hari, pria berusia 44 tahun itu dilaporkan sembuh total dan mampu mempertahankan ereksi dan buang air kecil secara normal.

Kisah itu dilaporkan dalam International Journal of Surgery Case Reports oleh petugas medis dari Rumah Sakit Umum Sanglah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Posisi yang menyebabkan penis patah

Terong. (Via: meshealth.com)

Membahas kasus tersebut, ahli urologi Dr Muhlis Yusuf, salah satu petugas medis yang merawat pria tersebut, mengatakan berbagai posisi seksual bisa mengakibatkan penis patah. Fraktur penis dianggap sebagai cedera yang jarang terjadi tetapi memerlukan perawatan darurat ketika itu terjadi.

Seperti dikutip dari Sciencedirect, menulis dalam laporan kasus mereka mengatakan bahwa 'Posisi seksual kuat yang paling umum adalah gaya doggy.

'Studi lain juga melaporkan bahwa fraktur penis biasanya terjadi jika wanita berada dalam posisi superior atau berada di atas.'

Dr Yusuf menambahkan bahwa pria yang malu dengan cedera tersebut, dan karena itu menunda mencari pengobatan, merupakan komplikasi potensial dari jenis cedera ini.

Petugas medis tidak merinci kapan pria itu terluka. Sementara laporan kasus mengatakan pria yang sembuh total dapat berhubungan seks lagi tanpa rasa sakit, itu merinci apakah dia diberi obat penghilang rasa sakit atau antibiotik selama pemulihannya.

Itu juga tidak menjelaskan apakah jahitan yang diberikan kepada pria itu selama operasinya dapat larut atau perlu dilepas di kemudian hari.

 


Apa itu penis patah?

Wanita lebih menyukai penis yang lebih besar (Ilustrasi: The Scottish Sun)

Menurut Medicalnewstoday, fraktur penis adalah cedera langka yang dapat terjadi saat berhubungan seks. Itu terjadi ketika dua area yang bertanggung jawab untuk ereksi - corpora cavernosa dan selubung penis - pecah.

Corpora cavernosa adalah jaringan spons di penis yang terisi darah saat ereksi. Penis biasanya patah selama hubungan seksual ketika pria itu mendorong tulang kemaluan.

Gejalanya meliputi:

  • Nyeri sedang sampai berat
  • Pendarahan dari penis
  • Memar gelap
  • Kesulitan buang air kecil
  • Suara retak atau pecah
  • Kehilangan ereksi segera
  • Setelah patah, penis sering mengalami 'aubergene defomirty', di mana tampak ungu dan bengkak.

 

Penis yang retak harus segera diobati untuk meminimalkan kerusakan pada fungsi seksual dan kemih pria. Pembedahan biasanya diperlukan untuk mengurangi penumpukan darah dan memperbaiki pembuluh darah yang rusak. Kebanyakan pria dapat pulang segera setelah operasi tetapi harus tidak berhubungan seks selama sebulan.

 


5 Dampak Buruk Bagi Tubuh Jika Terlalu Banyak Duduk

Ilustrasi Duduk Terlalu Lama Credit: pexels.com/AndreaPiaquadio

Banyak dari kita menghabiskan aktivitas harian dengan duduk, entah saat bekerja, sekolah maupun saat berkumpul besama teman.

Menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak bisa menyebabkan masalah serius seperti penyakit jantung dan diabetes.

Faktanya, duduk atau berbaring terlalu banyak lebih berisiko daripada yang terlihat. Itu sebabnya, coba untuk meluangkan waktu untuk sekedar berjalan-jalan di sekitar rumah, atau tempat kerjamu agar tidak memperburuk kondisi kulit yang ada dan menyebabkan varises.

Oleh karena itu, ketahui apa saja dampak buruk yang terjadi pada tubuh jika Anda terlalu banyak duduk, seperti melansir dari Bright Side, Kamis (7/7/2022).

1. Meningkatkan kemungkinan jerawat hormonal

Efek paling terlihat jika Anda terlalu banyak duduk yakni penambahan berat badan. Salah satu efek kenaikan berat badan adalah menyebabkan masalah kulit tertentu.

Pada awalnya, obesitas mempengaruhi penghalang kulit dengan membuat kulit secara signifikan lebih kering. Selain itu, membuat orang berkeringat lebih banyak, menyebabkan pori-pori tersumbat dan jerawat meradang.

2. Bisa melemahkan tulang

Otot dan tulang adalah jaringan hidup yang menjadi lebih kuat ketika mereka berolahraga. Tulang mereka yang berolahraga secara teratur cenderung lebih kuat dan lebih padat daripada mereka yang tidak.

Jadi, ketika seseorang duduk tidak aktif untuk waktu yang lama, mereka berisiko melemahkan tulang dan membahayakan kepadatannya.


3. Bisa memperburuk kondisi kulit yang ada

Ilustrasi Duduk Credit: pexels.com/Pattie

Jika Anda telah mencoba setiap perawatan jerawat, dan masalahnya masih ada, inilah saatnya untuk melihat ke akar masalahnya.

Acne mechanica disebabkan oleh gesekan dan tekanan pada kulit. Jerawat ini terjadi ketika kulit berulang kali terkena gesekan atau tekanan, seperti duduk dalam posisi tertentu terlalu lama.

Bukan tidak mungkin jerawat terjadi dari gaya hidup yang tidak aktif di mana seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk.

4. Menyebabkan selulit

Saat ini, sebagian besar pekerja kantoran menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan duduk, mengentik di depan komputernya.

Gaya hidup tidak aktif ini bisa menyebabkan retensi air. Beberapa ilmuwan percaya bahwa lama duduk mengurangi aliran darah dan mengakibatkan perubahan yang menyebabkan selulit.

5. Menyebabkan varises

Saat kita berjalan, otot betis berkontraksi, melenturkan dan memberikan tekanan pada pembuluh darah utama di kaki bagian bawah.

Sepertinya setiap langkah memiliki efek pompa, yang membantu sirkulasi dari vena ke jantung. Oleh karena itu, duduk dalam waktu lama menyebabkan sirkulasi yang buruk, yang bermanifestasi sebagai varises. 

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya