Gubernur BI: 90 Persen Pengguna QRIS Adalah UMKM

Digitalisasi salah satunya lewat QRIS yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia mampu menyelamatkan negara yang ekonominya tertekan akibat Covid-19.

oleh Arief Rahman H diperbarui 11 Jul 2022, 15:30 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5). Rapat tersebut beragenda keterangan pemerintah atas KEM PPKF RAPBN 2023 dan RKP Tahun 2023 serta Proyeksi Ekonomi Tahun 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap jumlah pengguna QR Indonesia Standard (QRIS) telah mencapai 18,3 juta merchant. Dimana 90 persen diantaranya adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dengan adanya perkembangan yang cukup cepat, ia pun menaruh target adanya penambahan merchant yang bergabung dengan QRIS. Khususnya, kata dia, di sektor UMKM yang disebut sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.

“QRIS 18,7 merchant dan pengguna tersambung itu 90 persen adalah UMKM dan Insyaallah tahun ini 30 juta dan semoga dalam tiga tahun ke depan seluruh UMKM itu 65 juta sudah terdigitalkan,” katanya dalam Leader’s Talk, Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), Senin (11/7/2022).

Lebih jauh dari capaian tersebut, Perry mengungkap digitalisasi yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia mampu menyelamatkan Indonesia yang ekonominya tertekan akibat Covid-19. Salah satu upaya lainnya adalah adanya percepatan transaksi sektor ritel.

“Kita tahun lalu juga meluncurkan jalan tol untuk transaksi ritel, yaitu fast payment, dan alhamdulillah kemarin waktu lebaran itu menjadi penyelamat (ekonomi) karena covid-19,” katanya.

Di samping itu, ia juga mengungkap sejumlah upaya dalam melakukan digitalisasi di dalam negeri. Ia mengaku ini berkat dukungan pemerintah dan sejumlah pelaku industri yang turut serta mendorong digitalisasi.

“demikian juga berbagai upaya yang dukungan kami dengan industri melakukan elektronifikasi bansos, elektronifikasi keuangan daerah,” katanya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kerja Sama Tingkat ASEAN

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Forum G20 di Bali (dok: Bank Indonesia)

Perry menuturkan rencananya lebih lanjut mengenai digitalisasi. Bahkan, ia mengungkap rencana kerja sama dengan negara-negara Association of Southeast Asian Nation (ASEAN).

“Semoga tahun ini dan tahun depan kita mulai kerja sama dengan ASEAN. Tahun ini kita akan bersama bersepakat di ASEAN 5 untuk cross-border QRIS, kerja sama 5 negara fast payment, demikian juga dengan local currency settlement,” terangnya.

Sejumlah tahapan penting juga telah dan akan dilewati oleh Indonesia. Mulai dari sinergi dan akselrasi ekonomi digital, kemudian memperkuat sinergi dan kolaborasi antar negara.

Ia mengungkap tujuannya untuk mencapai target sesuai tema Presidensi G20 Indonesia. Yakni Recover Together, Recover Stronger.

 


Ekonomi Digital Jadi Fokus

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo saat jumpa pers di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/06). Pada Rapat Dewan Gubernur BI suku bunga Deposit Facility (DF) juga naik 50 bps menjadi 4,50%, (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membuka gelaran Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI). Ia menekankan aspek ekonomi digital ini menjadi salah satu fokus membangun ekonomi indonesia.

Diketahui, pembangunan ekonomi nasional tercermin dalam tema besar Presidensi G20 Indonesia, Recover Together, Recover Stronger. Maka , diperlukan akselerasi dan sinergi yang tepat dalam pengembangan ekonomi digital.

“Inilah tema yang kita angkat di FEKDI ini, yaitu adalah advancing digital economy and finance: Synergistic and inclusive ecossytem for accelerated recovery, suatu ekosistem untuk membangun tema Presidensi G20 Indonesia, recover together recover stronger,” terang dia dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital indonesia 2022, Bali, Senin (11/7/2022).

Sebagai bagian dari gelaran G20 jalur keuangan, kata dia, ada sejumlah hal penting yang akan dibahas dalam beberapa hari kedepan. Setidaknya ada 4 poin besar yang akan dibahas secara berturut-turut kedepannya.

Diantaranya, kolaborasi dan sinergi dalam ekonomi digital indonesia, kemudian digital currency yang meliputi mata uang kripto. Kemudian, ekonomi dan keuangan hijau dan inklusif, serta cross-border payment.

“Ini sinergi Kementerian, Bank Indonesia, asosiasi untuk bersama mendigitalkan Indonesia. Besok kita membahas crypto, lusa kita membahas bagaimana digital economy memajukan ekonomi indonesia yang tak hanya inklusif tapi juta green,” katanya.

“kita juga bicara soal cross-border payment, tak hanya indonesia, tapi ASEAN, inilah digital payment,” tambahnya.

 


Sinergi Pemerintah dan Asosiasi

Lebih lanjut, Perry mengungkap dengan adanya diskusi yang digelar dalam FEKDI kedua ini, akan menjadi bukti dalam memajukan ekonomi digital Indonesia. Menurutnya, dalam mengejar tujuan itu, diperlukan kolaborasi dans sinergi antara Pemerintah dan Asosiasi.

“Kita undang ketua asosiasi bagaimana bersama pemerintah mendigitalkan Indonesia, untuk indonesia, untuk rakyat, untuk kemajuan bangsa. Lebih dari itu, juga untuk global,” katanya.

Ia meminta, melalui gelaran ini, keluar sebuah hasil yang bisa membuktikan upaya dalam mendorong ekonomi digital dalam negeri.

“Mari kita bersinergi, mari kita tunjukkan ke dunia, presidensi G20 bahwa indonesia telah maju dalam digital economy, tak hanya indonesia, untuk bangsa indonesia, untuk rakyat, tapi juga untuk dunia,” katanya.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya