Liputan6.com, Jakarta - Pekan Pemuda Inovasi dan Riset Nasional (PIRN XX) telah dibuka dan diikuti oleh 409 peserta. Para peserta ajang pembinaan ilmiah nasional ini terdiri dari 102 guru, 207 siswa dari 28 provinsi di Indonesia, serta 100 mahasiswa dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ajang nasional ini digelar di Mataram, NTB mulai tanggal 11 hingga 16 Juli 2022.
Advertisement
Pekan PIRN XX merupakan kegiatan ilmiah yang berorientasi pada pengenalan riset yang mencakup ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan teknik atau teknik rekayasa.
Plt. Deputi Sumber Daya Manusia Iptek, Edy Giri Rachman Putera mengatakan, kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama antara Direktorat Manajemen Talenta, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan pemerintah daerah Provinsi NTB. Kerja sama juga dibangun dengan media massa dan pihak-pihak yang mempunyai kepedulian untuk mengembangkan budaya riset khususnya bagi remaja.
Kegiatan PIRN yang awalnya bernama Pekan Ilmiah Remaja ini kata Edy Giri sempat terhenti karena adanya pandemi COVID-19.
“Program pembinaan ilmiah ini sempat terhenti di tahun 2020 dikarenakan pandemi COVID-19, dan pada tahun 2021 diselenggarakan tapi secara daring, dan akhirnya PIRN XX ini dapat diselenggarakan secara luring di tahun 2022 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),” kata Edy Giri pada pembukaan PIRN XX di Mataram, Senin (11/07).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tema PIRN XX
Dengan mengusung tema Digital Blue and Green Economy, PIRN XX bertujuan melatih remaja untuk melakukan kegiatan riset ilmiah yang terkait dengan pemecahan permasalahan di lingkungan sekitarnya.
Kegiatan ini sekaligus meningkatkan potensi putra daerah di bidang Iptek guna menyiapkan periset unggul di masa depan.
Edy Giri mengatakan, para peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan seperti penelitian, pelatihan karya tulis ilmiah siswa SMP-SMA di bidang ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa.
“Peserta guru-guru akan mendapatkan materi pengayaan akuisisi pengetahuan lokal dan science education award dari Institut Toray Science Foundation. Penghargaan ini bertujuan untuk memberikan rangsangan kepada para guru science di Indonesia untuk melakukan pembelajaran kreatif dalam rangka membangkitkan minat serta memudahkan pemahaman pelajaran sains kepada siswa,” tambahnya.
Menurut Edy Giri, penyelenggaraan PIRN XX ini berbeda dengan PIRN sebelumnya karena, kali ini melibatkan mahasiswa dan komunitas penggiat riset di masyarakat.
Advertisement
Selaras dengan Fungsi BRIN
Hal ini selaras dengan fungsi BRIN yang memiliki skema program dan pendanaan untuk mendukung kegiatan riset dan inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa maupun masyarakat.
BRIN mengajak semua pihak di Indonesia untuk membangun human capital bangsa ini dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan semacam PIRN.
Pemuda-pemuda indonesia diajak menjadi individu yang kritis sebagai pemecah masalah atau problem solver yang ada di lingkungan.
“Kegiatan ini juga diharapkan sebagai peningkatan kesadaran terhadap pemanfaatan iptek terhadap pengelolaan dan pemecahan yang ada di lingkungan sekitar.”
“Serta membina jejaring antar remaja, sekolah, instansi pemerintah serta swasta guna membangun kerja sama yang berkesinambungan. Pada akhirnya, melalui PIRN ini diharapkan mampu membangun karakter dan mental nasionalisme khususnya bagi generasi muda bangsa kita,” kata Edy Giri.
Dalam pembukaan acara tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan bahwa penelitian di Indonesia seharusnya tak hanya dilihat dari segi jumlah tapi juga kualitas.
Mendorong Lahirnya Ilmuwan Muda
Menurutnya, tahun lalu Indonesia menduduki posisi ke-20 dari 232 negara dengan total publikasi mendekati 50 ribu artikel riset.
“Jumlah ini bisa dibilang sebagai sebuah capaian yang baik, tapi saat berbicara tentang dunia penelitian, kita tidak bisa cuma membahas tentang jumlah. Kita harus mempertimbangkan kualitas dari riset tersebut. Mulai dari metodologi, cara menganalisis data sampai presentasi temuan,” ujar Nadiem dalam pembukaan PIRN XX yang ditayangkan di saluran YouTube BRIN, Senin (11/7/2022).
Untuk itu, Pekan Pemuda Riset dan Inovasi Nasional (PIRN) XX diharapkan mendorong lahirnya ilmuwan muda yang mampu menghasilkan kajian berkualitas.
PIRN sendiri berawal dari kegiatan Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak 2021. Setelah LIPI terintegrasi ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PIRN berganti nama menjadi Pekan Pemuda Riset dan Inovasi Nasional (PIRN).
Nadiem menambahkan, selain berkualitas, penelitian juga harus memberi dampak bagi masyarakat. Bagaimana hasil riset dapat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan atau melahirkan inovasi bermanfaat bagi orang banyak.
Advertisement