Liputan6.com, Yogyakarta - Dalam kajian psikologi, Psikolog Fakultas Psikologi UGM Nida UI Hasanat menjelaskan, 'overthinking' dimaknai sebagai cara berpikir yang berlebihan dan arahnya negatif. Namun istilah overthinking ini mengalami pergeseran makna di masyarakat yang diartikan sebatas pemikiran berlebihan saja.
"Overthinking ini sebenarnya terjadi ketika memikirkan hal-hal yang belum terjadi," kata Nida, Senin (11/7/2022).
Nida mencontohkan ada seorang mahasiswa mengalami kecemasan dan ketakutan saat akan melakukan presentasi. Sebelum presentasi ada pikiran negatif atau tidak percaya diri, dengan menganggap suaranya jelek sehingga materi tidak bisa tersampaikan, takut dinilai jelek, dan lainnya. Padahal semua ketakutan dan kecemasan tersebut belum tentu terjadi dan hanya berada dalam tataran pemikiran saja.
Baca Juga
Advertisement
"Kecemasan, ketakutan akan hal yang belum terjadi maupun masa depan ini muncul karena orang itu overthinking," ucapnya.
Dosen Fakultas Psikologi UGM ini menyampaikan, overthinking akan berdampak pada kesehatan mental. Salah satunya yaitu stres karena otak terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum pasti secara berlebihan dan berisiko pada gangguan mental.
"Jika overthinking mendominasi kehidupan, maka akan menjadikan yang mengalaminya terdistorsi karena tidak berada dalam realitas. Banyak orang menjadi bermasalah karena sudah 'over' itu tadi. Bisa mengalami gangguan mental karena tidak bisa lagi membedakan antara realitas dengan yang sebenarnya baru ada dalam pikiran," urainya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cara Menghindari Overthingking
Nida mengatakan, dengan menghindari overthinking, maka efek negatif yang ditimbulkan juga akan terhindar pada diri seseorang. Caranya adalah dengan berpikir rasional, mengelola pikiran dan segera menyadari jika yang dipikirkan sudah mengarah pada overthinking.
Lalu, membangun pikiran positif agar tidak tenggelam dalam pemikiran negatif. Salah satunya dengan mengucapkan kata-kata positif pada diri sendiri, yang biasa disebut sebagai afirmasi. Misalnya "Saya tidak seburuk yang saya pikirkan", "Tenanglah, semua akan baik-baik saja". Afirmasi tersebut akan membantu mengurangi overthinking.
"Selain itu, berkegiatan seperti menekuni hobi atau olahraga juga bisa menjadi cara pengalihan agar tidak terlalu sering berpikir tentang diri sendiri, yang dapat memunculkan overthinking," ujarnya.
Advertisement