Liputan6.com, Jakarta Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan, Brigadir J yang tewas dalam aksi baku tembak itu bertugas sebagai sopir istri Kadiv Propam.
Hal ini dikatakan Ramdhan setelah adanya, peristiwa adu tembak antar personel di rumah pejabat Polri kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, dipicu adanya pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Advertisement
"Birgadir J driver ibu, Bharada E ADC (Aide De Camp atau asisten pribadi) dari Pak Kadiv," tutur Ahmad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/7/2022).
Menurut Ahmad, Bharada E mendengar teriakan dari istri Kadiv Propam Polri dan bergegas mendekat dari lantai atas. Sampai di tangga, dia melihat Brigadir J di depan kamar atasannya.
"Bharada E yang berada di lantai atas dari atas tangga kurang lebih 10 meter, bertanya ada apa. Namun direspon dengan tembakan oleh Brigadir J. Akibat tembakan itu, terjadi saling tembak dan mengakibatkan Brigadir J meningggal dunia," jelas dia.
Ahmad memastikan adanya hasil visum dari Brigadir J yang tewas karena luka tembak, salah satunya ada timah panas yang menembus dua bagian tubuh sekaligus. Adapun Brigadir J melepaskan tujuh tembakan, sementara Bharada E diketahui meletuskan lima tembakan.
"Jadi walaupun lima tembakan, jadi ada satu tembakan yang mengenai misalnya tangan kemudian tembus kena badan, jadi kalau ada tujuh lubang, itu ada lima tembakan, satu tembakan kena dua, jadi hasil keterangan maupun olah TKP, tembakan yang dilakukan Bharada ada lima," Ahmad menandaskan.
Brigadir J Sempat Masuk Kamar Pribadi Kadiv Propam Polri
Menurut Ramadhan, dari hasil olah TKP kejadian yang diketahui pada Jumat 8 Juli 2022 lalu, dengan memeriksa beberapa saksi di tempat kejadian perkara, diantaranya istri Kadiv Propam Dan Bharada E yang menembak Brigadir J.
"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.
Akibat tindakan pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J, Istri Kadiv Propam pun berteriak meminta tolong. Lantas yang didengar oleh Bharada E dari lantai atas rumah kemudian turun dan memeriksa sumber teriakan.
Ketika sampai, Bharada E pun melihat jika Brigadir J panik atas kehadirannya. Namun pertanyaan Bharada E karena mendengar teriakan dari Istri Kadiv Propam itu malah direspon tembakan yang dilepaskan Brigadir J yang sudah berdiri di depan kamar.
“Pertanyaan Bharada E direspon oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali kearah Bharada E,” ungkap Ramadhan.
Advertisement
Total Ada 12 Tembakan yang Dilepaskan
Adapun dari hasil olah TKP, Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak tujuh kali. Kemudian Bharada E membalas mengeluarkan tembakan sebanyak lima kali.
Sementara, Ramadhan mengatakan bahwa posisi Kadiv Propam tak berada di lokasi saat peristiwa ini terjadi. Saat kejadian, Irjen Ferdy Sambo sedang melakukan tes PCR Covid-19.
"Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," ungkap Ramadhan.
Ramadhan mengatakan bahwa Irjen Ferdy Sambo baru mengetahui insiden baku tembak ini setelah ditelepon oleh istrinya yang histeris akibat kasus ini.
"Kadiv Propam pulang ke rumah karena dihubungi istrinya yang histeris. Kadiv Propam sampai di rumah dan mendapatki Brigadir J sudah meninggal dunia," tutur Ramadhan.
Atas kejadian tersebut, Irjen Ferdy Sambo langsung menghubungi Kapolres Jakarta Selatan. Hingga akhirnya dilakukan oleh TKP oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.
"Sehingga Kadiv Propam langsung menghubungi Kapolres dan selanjutnya dilaksanakan olah TKP," pungkasnya.