Bursa Saham Asia Beragam, Indeks Nikkei Pimpin Koreksi Usai Wall Street Tertekan

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa, 12 Juli 2022 setelah wall street tertekan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 12 Jul 2022, 09:10 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada Selasa (12/7/2022), setelah wall street tergelincir pada Senin, 11 Juli 2022.

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,54 persen pada awal perdagangan, sedangkan indeks Topix turun 1,36 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,15 persen dan Kosdaq kehilangan 2,04 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 0,67 persen, dan indeks Hang Seng teknologi melemah 1,12 persen. Bursa saham China bervariasi pada awal sesi perdagangan. Indeks Shanghai di bawah garis datar. Indeks Shenzhen menguat 0,3 persen.

Namun, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,34 persen Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang susut 0,63 persen.

Pada Selasa tenang di depan data, tetapi investor akan melihat ke depan untuk laporan inflasi AS yang akan datang dan laporan PDB China akhir pekan ini. Bank of Korea juga akan bertemu minggu ini.

Dalam berita perusahaan, pembuat mobil Jepang Toyota Motor pada Senin mengatakan sedang memperpanjang penangguhan satu jalur produksi di pabrik Motomachi untuk menyelidiki penyebab penarikan untuk salah satu modelnya.

Sekitar 4.000 unit akan terpengaruh oleh penangguhan, dan rencana produksi global tidak akan berubah, kata perusahaan itu. Di Amerika Serikat, indeks utama jatuh menjelang musim pendapatan.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indeks Dolar AS

Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 164,31 poin, atau 0,52 persen sehingga ditutup pada 31.173,84. Indeks S&P 500 tergelincir 1,15 persen menjadi 3.854,43, dan Indeks Nasdaq Composite turun 2,26 persen menjadi 11.372,60.

Saham pembuat kendaraan listrik Nio yang terdaftar di AS turun hampir 9 persen semalam di tengah kekhawatiran COVID-19 di China. Indeks USD menembus di atas 108 dan terakhir di 108,143.

Yen Jepang diperdagangkan pada 137,31 per dolar, setelah melemah melewati 137 terhadap greenback pada Senin.

"Pasar tampaknya melihat ekspansi mayoritas Partai Demokrat Liberal Jepang yang berkuasa di majelis tinggi sebagai dukungan atas kebijakan moneter ultra-mudah BoJ," tulis rekan senior, ekonomi internasional dan strategi mata uang di Commonwealth Bank, Carol Kong, dalam sebuah catatan Selasa.

Komitmen Bank of Japan untuk suku bunga rendah semakin menjadi anomali, dan telah menyebabkan yen melemah. Dolar Australia melemah tajam minggu ini, dan terakhir di 0,6740.

"AUD/USD menembus dibawah support 0,6750 di tengah USD yang lebih kuat," tulis Kong. 

"Kekhawatiran tentang perlambatan global yang tajam dan kekhawatiran akan lebih banyak pembatasan virus di China akan tetap membebani AUD dalam pandangan kami,” tambahnya.


Penutupan Wall Street 11 Juli 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada Senin, 11 Juli 2022. Koreksi wall street terjadi seiring pelaku pasar di wall street bersiap hadapi laporan laba perusahaan pada akhir pekan ini. Laporan keuangan perusahaan itu dinilai dapat menandakan bagaimana inflasi berdampak pada bisnis.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 164,31 poin atau 0,52 persen ke posisi 31.173,84. Indeks S&P 500 susut  1,15 persen menjadi 3.854,43. Indeks Nasdaq tergelincir 2,26 persen menjadi 11.372,60.

“Ini selalu tentang laba,” ujar Tim Lesko dari Mariner Wealth Advisors, dikutip dari laman CNBC, Selasa (12/7/2022).

Ia menambahkannya, harapan selama satu tahun sekarang bukan tentang laba yang tertinggal, ini tentang harapan ekonomi masa depan. “Benar-benar tidak masalah apa yang dilaporkan mengenai pendapatan dan laba. Itu adalah pembicaraan yang mereka memiliki tentang bagaimana mengharapkan bisnis masa depan mereka terlihat,” kata Lesko.

Mitra pendiri Cresset Capital, Jack Ablin mengharapkan perusahaan dapat kurangi perkiraan saat bergulat dengan kenaikan harga, pertumbuhan yang melambat, dan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang agresif.

Musim laporan keuangan dimulai dari Pepsi Co dan Delta Air Lines pada Selasa dan Rabu. Diikuti saham bank JPMorgan Chase, Morgan Stanley, Wells Fargo dan Citigroup pada akhir pekan ini.

Saham kasino Wynn Resorts dan Las Vegas Sands memimpin koreksi pada Senin, 11 Juli 2022. Saham tersebut masing-masing melemah lebih dari enam persen karena tren COVID-19 yang memburuk di China. Ditambah penutupan kasino selama sepekan di Makau. Shanghai juga mendeteksi kasus pertama dari subvariant BA.5.

“Angin sakal COVID-19 bukan hanya fenomena Tiongkok-kasus meningkat secara global, meskipun risiko penguncian di AS dan Uni Eropa tetap sangat rendah,” ujar Adam Crisafulli dari Vital Knowledge.


Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sektor diskresi konsumen dari S&P 500 tergelincir hampir 2,8 persen, sementara teknologi informasi turun 1,4 persen. Saham Amazon dan Alphabet masing-masing merosot lebih dari tiga persen. Saham Tesla tergelincir 6,5 persen, sementara Netflix susut hampir 5,2 persen. Saham Nike, Caterpillar, dan Walt Disney merosot lebih dari dua persen, sehingga Dow Jones lebih rendah.

Saham Twitter turun 11,3 persen setelah Elon Musk akhiri kesepakatan senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 660,22 triliun (asumsi kurs Rp 15.005 per dolar AS) untuk membeli perusahaan media sosial tersebut. Miliarder itu mempermasalahkan jumlah bot dan akun palsu di platform dan mengatakan Twitter tidak jujur tentang seberapa otentik aktivitas di platform itu. Namun, perusahaan mengatakan memberi Musk informasi yang dia butuhkan untuk menilai klaim tersebut.

Sementara itu, imbal hasil treasury 2 tahun berada di atas tenor 10 tahun. Sebuah inversi yang banyak dilihat sebagai indikator resesi. Imbal hasil treasury bertenor dua tahun diperdagangkan di kisaran 3,07 persen, sedangkan imbal hasil treasury bertenor 10 tahun di posisi 2,99 persen.

 


Selanjutnya

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Di sisi lain, pergerakan saham pada Senin, 11 Juli 2022 mengikuti seri beragam pada perdagangan Jumat pekan lalu. Indeks Dow Jones dan S&P 500 sedikit turun tipis. Sementara, indeks Nasdaq mencatat kenaikan dalam lima hari berturut-turut.

Semua rata-rata indeks acuan mencatat kenaikan secara mingguan setelah laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat pekan ini. Hal ini menunjukkan penurunan ekonomi yang mengkhawatirkan investor belum tiba dan menambah sentimen positif.

Meski baik untuk ekonomi, laporan pekerjaan dapat mendorong the Federal Reserve (the Fed) untuk melanjutkan kenaikan suku bunga secara agresif dalam beberapa bulan mendatang untuk melawan inflasi yang terus tinggi. Namun, beberapa percaya tekanan lebih lanjut ada di depan untuk pasar.

“Kami berada di pasar bearish untuk saham dan dalam pasar bearish, kejutan terjadi pada sisi negatifnya, dan bukan pada sisi positifnya,” ujar CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan.

Ia menilai, tren masih turun hingga pihaknya melihat inflasi lebih tinggi dan posiis terendah. Investor juga menantikan rilis indeks harga konsumen Juni pada Rabu, 13 Juli 2022. Diperkirakan menunjukkan inflasi utama termasuk makanan dan energi naik di atas level 8,6 persen pada Mei menjadi 8,8 persen, menurut perkiraan Dow Jones.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya