KPK Kembali Didesak Selidiki Dugaan Korupsi Suharso Monoarfa

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali didesak mengusut dugaan korupsi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 12 Jul 2022, 18:42 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali didesak mengusut dugaan korupsi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa.

Kali ini desakan dilayangkan Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi. Dia meminta KPK menyelidiki dugaan kasus gratifikasi dan penggelapan kekayaan Ketua Umum PPP itu.

"Sekali lagi, kami mendesak KPK untuk segera melakukan penyelidikan kasus dugaan gratifikasi pesawat jet pribadi yang digunakan Suharso. Kemudian, terkait masalah laporan keuangannya (LHKPN) juga," ujar Uchok Sky Khadafi dalam keterangannya, Selasa (12/7/2022).

Uchok menilai, laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKP) yang dilaporkan Suharso ada yang janggal. Pasalnya, harta kekayaan Suharso saat menjadi menteri dan ketua umum PPP tiba-tiba mengalami kenaikan yang signifikan.

"Ini seharusnya juga ditelusuri KPK, kasus harta pejabat naik signifikan. Maka disebabkan oleh apa? Harus dibuka kepada publik," kata dia.

Menurut Ucok, dengan adanya dugaan korupsi ini, maka Suharso Monoarfa dianggap tak pantas lagi memimpin PPP. Menurut dia, Suharso hanya menurunkan elektabilitas partai Islam berlambang Ka'bah ini.

"Suharso sebagai tokoh PPP tidak cocok, apalagi sudah ada dugaan kasus seperti ini. Kalau memang PPP ingin melaju cepat, maka harus diganti ketuanya," kata dia.


Kenaikan Harta Signifikan

Sebelumnya, Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) digeruduk massa yang berasal dari Komite Mahasiswa Antikorupsi (Komasi).

Mereka menuntut dan mendesak KPK menyelisik harta kekayaan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa.

Pasalnya, ada kenaikan harta yang tidak lumrah yang dilaporkan Suharso.

"Berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang dikeluarkam KPK, pada 2018 harta Suharso hanya Rp 84 juta. Sedangkan, pada 2019 tiba-tiba naik signifikan jadi Rp 59 miliar," ujar Koordinator Aksi Kurnia Septian di Depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Dalam laman elhkpn.kpk.go.id, tercatath harta Suharso pada 2018 yakni sebesar Rp 84.279.899. Saat itu Suharso masih menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Suharso hanya melaporkan memiliki kas dan setara kas lainnya. Ketua Umum PPP itu tak melaporkan memiliki harta lainnya.

Sementara satu tahun berselang, yakni pada 2019 harta Suharso meningkat pesat sebesar Rp 59.861.206.050. Di tahun berikutnya, pada 2020 Suharso melaporkan memiliki harta sebesar Rp 69.793.308.036.

Sedangkan tahun 2021, Suharso melaporkan memiliki harta sebesar Rp 73.064.251.480.

Suharso diduga ada keterlibatan dalam tindak pidana korupsi. Maka dari itu, Kurnia mendesak KPK mengusut keterlibatan Suharso dalam dugaan penerimaan gratifikasi terkait pesawat jet pribadi.

"Kami meminta KPK mengusut dan menindaklanjuti keterlibatan Suharso dalam dugaan korupsi. Karena sejauh ini kami belum melihat langkah tegas dari KPK," kata dia.

Kurnia menyatakan pihaknya akan melanjutkan aksi lebih masif lagi jika KPK belum turun tangan. Bahkan, Kurnia tidak segan akan membuat laporan secara resmi ke KPK untuk menindaklanjuti kasus dugaan korupsi Suharso.

"Kemarin sudah kami lakukan aksi di Kantor Bappenas, hari ini aksi lanjutan di KPK. Ke depannya, kami akan lakukan gerakan yang lebih masif lagi," kata dia.


Total Kekayaan

Dilihat dari laman elkhpn.kpk.go.id, harta kekayaan Suharso Monoarfa pada 2021 sebesar Rp 73.064.251.480. Harta itu dia laporkan pada Maret 2022 kemaren.

Harta Suharso terdiri dari delapan bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Tasikmalaya, Bandung, Bogor, hingga Jakarta Selatan. Nilai tanah dan bangunannya mencapai Rp 91,8 miliar.

Untuk alat transportasi, Suharso menyampaikan memiliki kendaraan senilai Rp 6.037.000.000 atau sekitar Rp 6,03 miliar. Suharso juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp 1 miliar.

Sedangkan kas atau setara kas lainnya yang dia laporkan senilai Rp 1.057.201.075.

Jika ditotal, hartanya mencapai Rp 99.966.251.075. Namun Suharso tercatat memiliki utang sebesar Rp 26.901.999.595. Jadi total harta Suharso pada 2021 yakni sebesar Rp 73.064.251.480.

Infografis Deretan Kepala Daerah Terkena OTT KPK. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya