Liputan6.com, Jakarta Sebuah rumah di Kompleks Polri No 46 RT 5/RW 1, Duren Tiga Jakarta Selatan jadi perhatian publik baru-baru ini. Rumah itu biasa dihuni oleh Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo dan keluarga.
Sore hari sebelum matahari terbenam, Marzuki seorang sekuriti sedang berjaga di pos seorang diri. "Duar!" bunyi terdengar keras dari dalam rumah dinas Ferdy Sambo.
Advertisement
Rumahnya dengan pos berjarak sekira 50 meter. Marzuki mengira bunyi bersumber dari petasan yang dinyalakan menjelang hari raya Iduladha.
"Saya kan dengarnya kaya suara petasan, saya kira kan memang mau takbiran itu toh, kan memang sebagian takbiran itu, ada yang tanggal 10 ada yang tanggal itu," kata Marzuki kepada wartawan, Selasa (12/6/2022).
Marzuki tak ingat berapa kali bunyi petasan melintas di telingganya. Karena memang, Kompleks Polri punya tradisi setiap hari-hari besar seperti tahun baru Idulfitri atau Iduladha petasan selalu menyala.
"Ada beberapa cuma jumlahnya kita ga ngeh karena kita juga oh ada petasan kirain takbiran. Karena tradisi kompleks sini malem takbir malem tahun baru itu nyalain petasan," ucap dia.
Marzuki menyadari ada hal yang tak beres begitu banyak polisi datang. Di tambah lagi, banyak pewarta yang memberitakan situasi di rumah tersebut. "Tahu-tahu polisi banyak," ujar dia.
Ferdy Sambo diketahui jarang menepati rumah dinas. Hanya sesekali, ia datang untuk sekadar menengok kondisi rumah.
"Bapak jarang, ibu jarang, cuma memang kadang-kadang ke sini. Yang jaga rumah ada, sesekali aja (sambo) nengok ya namanya rumah takut ada kerusakan," tandas dia.
Adu Tembak
Kasus adu tembak sesama anggota polisi terjadi di rumah Kadiv Propam Polri, kawasan Duren Tiga Jakarta Selatan. Insiden ini memakan satu korban jiwa yaitu Brigadir J yang tewas usai dihujam sejumlah timah panas dari Bhayangkara Dua (Bharada) E.
Menurut Karopenmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, tembakan Bharada E semata untuk perlindungan diri usai Brigadir J melakukan pelecehan kepada istri dari Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang saat kejadian tidak berada di rumah.
"Peristiwa itu terjadi ketika Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam, di mana saat itu istri dari Kadiv Propam sedang istriahat. Kemudian Brigadir J melakukan tindakan pelecehan dan juga menodongkan menggunakan pistol ke kepala istri," tutur Ahmad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/7/2022).
Advertisement
7 Lawan 5 Tembakan
Menurut Ahmad, istri Irjen Ferdy Sambo kemudian berteriak minta tolong. Aksinya tersebut membuat Brigadir J kaget dan bergegas keluar kamar.
"Mendengar teriakan ibu, Bharada E yang berada di lantai atas dari atas tangga kurang lebih 10 meter, bertanya ada apa. Namun direspon dengan tembakan oleh Brigadir J. Akibat tembakan itu, terjadi saling tembak dan mengakibatkan Brigadir J meningggal dunia," jelas dia.
Sejauh ini, diketahui Brigadir J melepaskan tujuh tembakan. Sementara Bharada E meletuskan sebanyak lima tembakan.
"Perlu kami sampaikan bahwa tindakan yang dilakukan Bharada E adalah untuk melindungi diri dan membela diri karena ancaman dari Brigadir J," Ahmad menandaskan.
Insiden ini memakan satu korban jiwa yaitu Brigadir Polisi (Brigpol) J yang tewas usai mendapatkan sejumlah timah panas dari Bhayangkara Dua (Bharada) E.
Tak Ada di Rumah
Menurut Karopenmas Divhumas Mabes Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, tembakan pertama dilepaskan oleh Brigpol J kepada Bharada E yang mendapati Brigpol J hendak melakukan pelecehan terhadap istri dari Kadiv Propam Polri.
Saat insiden tersebut Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo tengah tidak berada di rumah.
"Sedang tidak ada di rumah, lagi test PCR menurut keterangan yang kami dapat," kata Ramadhan kepada awak media di Mabes Polri Jakrta, Senin (11/7/2022).
Saat ini, kasus terkait sudah ditangani oleh pihak Polres Jakarta Selatan. Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto memastikan, telah melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian dan memeriksa sejumlah saksi.
"Saat ini yang sudah menyelesaikan BAP sebanyak 3 orang yang saat itu ada di TKP," jelas perwira berpangkat melati tiga itu kepada awak media saat dikonfirmasi terpisah.
Advertisement