Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Amerika Serikat tengah menghadapi cobaan tahun ini. Harga pangan dan energi yang tinggi menekan pendapatan rumah tangga.
Permintaan konsumen yang kuat mendorong harga berbagai barang dan jasa, mulai dari perjalanan hingga apartemen. Banyak ekonom juga percaya bahwa resesi AS tidak dapat dihindari baik tahun ini atau tahun depan.
Advertisement
Prakiraan ekonomi AS sendiri menunjukkan jalan menuju ekspansi lanjutan telah menyempit cukup jauh, dengan kemungkinan resesi lebih dari 50 persen selama 18 bulan ke depan.
Tapi ada beberapa cara untuk ekonomi AS menghindari resesi.
Berikut adalah sederet langkah dan cara-cara yang bisa dilakukan AS menghindari untuk resesi, dilansir dari CNN Business, Selasa (12/7/2022) :
Ekspektasi inflasi konsumen yang lebih rendah
Menurut Joseph H. Davis, kepala ekonom global perusahaan manajemen investasi Vanguard, ekspektasi inflasi yang meningkat saat ini tidak sebesar dibandingkan dengan peningkatan pesat yang terlihat pada tahun 1970-an, namun masih tetap tinggi.
Penelitian oleh Fed Cleveland menunjukkan bahwa kebanyakan individu tidak mengharapkan keuntungan dari pendapatan mereka di masa depan karenaa mengimbangi kenaikan inflasi, yang berarti mereka melihat inflasi akan mengurangi daya beli.
Ini bukan pertanda baik untuk belanja konsumen di masa depan.
Bank sentral AS atau Federal Reserve harus melanjutkan kenaikan agresif dari tingkat target dana federal menjadi setidaknya 3 persen pada awal musim gugur.
Vanguard berpandangan bahwa 3 persen adalah tarif minimum yang diperlukan untuk memperkuat keyakinan publik bahwa kenaikan harga akan segera mereda.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Minyak di Bawah USD 100 per Barel Bisa Turunkan Kemungkinan Resesi
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, harga konsumen untuk bensin dan bahan bakar lainnya telah naik 34,6 persen selama 12 bulan terakhir, Kenaikan ini mendorong inflasi AS ikut naik 8,6 persen.
Penghitungan kepala ekonom global Vanguard Joseph Davis mengungkapkan bahwa konsumen telah menghabiskan dana tambahan sebesar USD 280 miliar hanya untuk biaya makanan dan energi selama 12 bulan terakhir. Ini menjadi kontributor utama penurunan tingkat tabungan pribadi.
Davis menyebut, jika harga minyak turun di bawah UDF 100 per barel, hal itu akan membantu mengimbangi seluruh kenaikan biaya makanan.
Harga energi yang lebih rendah juga akan mengurangi tingkat inflasi CPI sebesar 2,5 poin persentase pada akhir tahun, kata Davis.
Persediaan ritel yang lebih besar
Sejak awal pandemi, ekonomi AS telah diterpa guncangan pasokan.
Selain pangan dan energi, kelangkaan produk konsumen mulai dari mobil hingga perabot rumah tangga juga turut mendorong kenaikan harga, menurut Davis.
Masalah persediaan pengecer mulai menumpuk lagi karena konsumen menarik kembali pengeluaran tertentu dan rantai pasokan diluruskan. Tetapi mereka belum berada pada level yang cukup untuk menurunkan harga, yang merupakan kunci untuk menurunkan Indeks Harga Konsumen.
AS, di musim panas ini, perlu melihat tambahan USD 100 miliar dalam persediaan ritel untuk produk konsumen, yang akan membawa rasio persediaan dan penjualan kembali ke tingkat yang lebih normal di pengecer AS, menurut perhitungan Davis.
Lebih banyak rak ritel yang terisi juga akan membantu mengurangi 1,5 poin persentase dari inflasi dalam beberapa bulan mendatang.
Advertisement
Perlunya Masyarakat Kembali ke Pasar Tenaga Kerja
Davis mengatakan, kurangnya pekerja di AS saat ini merupakan hambatan pasokan yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi daripada gangguan rantai pasokan.
Dengan hampir dua lowongan pekerjaan untuk setiap satu orang Amerika yang menganggur, kondisi ini mungkin yang paling sulit untuk dipenuhi musim panas ini.
Selama 12 bulan terakhir, lapangan kerja AS telah menambahkan hampir tiga juta orang.
Jika kasus Covid-19 tetap rendah, akan ada lebih banyak orang yang mungkin tertarik untuk kembali bekerja.
Biro Sensus AS mengungkapkan jumlah orang yang tidak mencari pekerjaan karena khawatir tertular Covid-19 telah turun satu juta sejak awal tahun 2022.
Jutaan orang Amerika lainnya yang kembali ke lapangan kerja hingga awal musim gugur akan membantu mengisi beberapa lowongan pekerjaan dan dengan demikian mendinginkan pertumbuhan upah ke kecepatan 4 persen yang masih sehat, menurut perhitungan Davis.
Menurutnya, pertumbuhan upah pada tingkat tersebut akan mengurangi kebutuhan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga menjadi 4 oersen atau lebih tinggi, yang secara paksa dapat menurunkan permintaan tenaga kerja.