Liputan6.com, Jakarta - PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio satu banding lima (1:5). Perseroan saat ini memiliki nilai nominal per saham sebesar Rp 500, akan dipecah menjadi Rp 100 per saham.
Rencana ini telah mendapat persetujuan pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Mulia Industrindoyang diselenggarakan pada 24 Juni 2022.
Advertisement
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sealasa (12/7/2022), jumlah saham sebelum stock split tercatat sebanyak 1.323.000.000 lembar. Usai stock split, saham perusahaan akan menjadi sebanyak 6.615.000.000 lembar.
Selanjutnya, perseroan bermaksud untuk melaksanakan stock split dengan jadwal dan tata cara pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham perseroan (stock split) sebagai berikut:
- Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan pasar negosiasi: 14 Juli 2022
- Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi: 15 Juli 2022.
- Akhir penyelesaian transaksi saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi: 18 Juli 2022
- Tanggal penentuan pemegang rekening yang berhak atas hasil stock split (recording date): 18 Juli 2022
- Periode peniadaan perdagangan di pasar tunai selama 2 Hari bursa: 15—18 Juli 2022
- Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai: 19 Juli 2022.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 12 Juli 2022, saham MLIA melemah 2,18 persen ke posisi Rp 2.690 per saham. Saham MLIA dibuka melemah 30 poin ke posisi Rp 2.780 per saham.
Saham MLIA berada di level tertinggi Rp 2.780 dan terendah Rp 2.690 per saham. Total frekuensi perdagangan 625 kali dengan volume perdagangan 57.371 saham. Nilai transaksi Rp 15,4 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penutupan IHSG Selasa 12 Juli 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuatif hingga penutupan perdagangan Selasa, (12/7/2022). IHSG berbalik ke zona merah dan sektor saham transportasi memimpin penguatan.
Pada penutupan perdagangan mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,06 persen ke posisi 6.718,29. Indeks LQ45 melemah 0,28 persen. Sebagian besar indeks acuan melemah dan menguat.
IHSG sempat berada di level tertinggi 6.745,42 dan terendah 6.708,17. IHSG sempat menguat ke zona hijau, justru berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan saham. Hal ini seiring 220 saham yang melemah. Namun, 273 saham menguat dan 198 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.037.837 kali. Total volume perdagangan 20,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 9,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.995.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Indeks sektor saham IDXhealth melemah 0,58 persen, indeks sektor saham IDXproperty susut 0,21 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 0,33 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,20 persen.
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia Pasifik cenderung melemah pada Selasa, 12 Juli 2022. Indeks Jepang memimpin koreksi di Asia Pasifik. Indeks Nikkei melemah 1,77 persen ke posisi 26.336,66. Indeks Topix turun 1,64 persen ke posisi 1.883,3. Saham teknologi seperti SoftBank Group dan Fanuc susut 4,28 persen dan 4,54 persen.
Indeks Hang Seng tergelincir 1,13 persen. Indeks Hang Seng teknologi merosot 1,88 persen. Produsen kendaraan listrik China BYD anjlok lebih dari 9 persen dan Alibaba merosot 5 persen.
Bursa saham China juga melemah dalam dua hari ini seiring kekhawatiran pembatasan COVID-19. Indeks Shanghai susut 0,97 persen ke posisi 3.281,47. Indeks Shenzhen melemah 1,41 persen ke posisi 12.439,27.
Advertisement
Bursa Saham China
Di sisi lain, indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,96 persen ke posisi 2.317,76 dan indeks Kosdaq merosot 2,12 persen ke posisi 750,78. Indeks Australia ASX 200 di atas garis mendatar. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 1,21 persen.
Pada Selasa pekan ini cenderung sepi data ekonomi. Namun, investor akan menantikan laporan inflasi Amerika Serikat yang akan datang dan laporan produk domestik bruto (PDB) China akhir pekan ini. Bank of Korea juga akan gelar pertemuan pekan ini.
Untuk berita perusahaan, produsen mobil Jepang Toyota Motor sedang perpanjang penangguhan satu jalur produksi di pabrik Motomachi untuk selidiki penyebab penarikan salah satu modelnya.
Sekitar 4.000 unit akan terpengaruh oleh penangguhan dan rencana produksi global tidak akan berubah. Saham Toyota melemah 1,65 persen.
Indeks dolar AS di atas 108 dari sebelumnya di posisi 108,35. Yen Jepang diperdagangkan di posisi 137,38 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,6722 terhadap dolar AS.
Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 2,25 persen ke posisi USD 101,75 per barel. Harga minyak Brent melemah 2,02 persen ke posisi USD 104,94 per barel.
Top Gainers-Losers
Saham-saham top gainers antara lain:
-Saham AGRO melambung 24,60 persen
-Saham TRGU melambung 24,54 persen
-Saham BRIS melambung 21,12 persen
-Saham LPGI melambung 21,05 persen
-Saham CAKK melambung 14,75 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham KINO melemah 7 persen
-Saham SWID melemah 6,91 persen
-Saham CHEM melemah 6,90 persen
-Saham HOPE melemah 6,85 persen
-Saham UFOE melemah 6,83 persen
Saham-saham teraktif ditransaksikan secara nilai:
-Saham ADRO senilai Rp 416,7 miliar
-Saham BUMI senilai Rp 352,3 miliar
-Saham BBNI senilai Rp 341,3 miliar
-Saham BEBS senilai Rp 275,8 miliar
-Saham GOTO senilai Rp 268,1 miliar
Saham-saham teraktif antara lain:
-Saham WIFI tercatat 34.446 kali
-Saham BRIS tercatat 31.865 kali
-Saham ATAP tercatat 28.824 kali
-Saham ASHA tercatat 21.613 kali
-Saham MRAT tercatat 20.583 kali
Advertisement