BNPT Tegaskan Pendidikan Karakter Kunci Halau Ideologi Transnasional

Boy menambahkan, Indonesia beruntung memiliki ulama yang tidak hanya menjunjung tinggi nilai agama saja tetapi juga nasionalisme.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 12 Jul 2022, 20:15 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar bertemu Meutia Hatta. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar menilai, pendidikan karakter adalah benteng pelindung generasi muda dari ideologi transnasional. Dia menjelaskan, ideologi transnasional adalah hasil dari penyalahgunaan narasi agama yang menciptakan intoleransi di masyarakat.

"Pembentukan karakter melalui pendidikan agama menjadi salah satu solusi dalam menghadapi fenomena penyalahgunaan narasi agama," tulis Boy saat bertemu Meutia Hatta, dalam keterangan pers diterima, Selasa (12/7/2022).

Boy menambahkan, Indonesia beruntung memiliki ulama yang tidak hanya menjunjung tinggi nilai agama saja tetapi juga nasionalisme. Menurut dia, agama dan nasionalisme berjalan yang beriringan harus digiatkan dalam mendidik generasi muda yang rentan terpapar ideologi transnasional.

"Jadi jangan sampai ada oknum yang membenturkan kedua nilai tersebut, apalagi yang menggunakan narasi keagamaan untuk mengajarkan perilaku kekerasan yang mengarah kepada terorisme," wanti Boy.

Boy pun menegaskan, tidak ada agama apa pun yang mengajarkan kekerasan. Dia meyakini, Islam yang dibawa ulama-ulama di Indonesia membawa nilai toleransi. Beda dengan kelompok teror yang mau bunuh diri dan melakukan kekerasan.

"Mereka membenturkan antara nilai agama dan negara. Agama memberikan kedamaian, tapi begitu mempromosikan kekerasan pasti itu memanipulasi agama,” kata Boy.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jiwa Sosial Harus Ditanamkan

Menanggapi pernyataan Boy, Meutia Hatta, puteri dari Mohammad Hatta menambahkan selain nilai agama dan nasionalisme, jiwa sosial juga harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak peka dengan lingkungan sekitarnya dan mengayomi perbedaan yang ada.

“Kalau mereka diajari untuk bersahabat, tanggap, menolong orang lain yang susah, mereka akan kenal betul daerahnya, orang-orang di sekitar mereka, maka mereka tidak mudah untuk dipengaruhi (ideologi transnasional) kan mereka sehari-hari sudah terekspose pada kehidupan,” kata Meutia menutup.

Sebagai informasi dalam menggiatkan pendidikan karakter, BNPT selama ini telah menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi lintas agama dan instansi pendidikan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya