Moratelindo Harap Kinerja Keuangan Tumbuh di Atas Industri

Manajemen Moratelindo menyatakan, kondisi pandemi COVID-19 juga mendorong industri telekomunikasi, internet dan ekonomi digital makin positif.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jul 2022, 21:27 WIB
Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mora Telematika Indonesia Tbk atau disebut Moratelindo berharap dapat mencatat kinerja keuangan di atas industri.

"Tiga tahun terakhir bertumbuh dua digit di atas industri yang satu digit. Harapan kami aksi korporasi (IPO-red) tetap suistain, kami tetap bertumbuh di atas industri," ujar Direktur Utama Moratelindo Galumbang Menak, saat konferensi pers virtual, Selasa (12/7/2022).

Ia menambahkan, kondisi pandemi COVID-19 juga mendorong industri telekomunikasi, internet dan ekonomi digital makin positif. Hal ini seiring permintaan internet meningkat meski kebijakan work from home (WFH) dan belajar dari rumah sudah mulai berkurang.

"Fakta masih banyak orang ingin lakukan WFH dan sekolah dari rumah karena mengingat situasi Jakarta sangat macet, termasuk kota besar di Indonesia. Kebiasaan tetap meski pandemi lewat," kata dia.

Galumbang menuturkan, hal tersebut berdampak positif untuk perseroan seiring permintaan layanan internet memadai meningkat. Hal ini untuk permintaan internet rumah dan kantor tertentu.

"Perusahaan internet justru alami tren postiif akibat situasi pandemi COVID-19. Klien telekomunikasi Telkomsel, XL, Indosat, semua pelanggan kami. Pelanggan kami enterprise corporate 6.000 dan ritel 120 ribu, kami berharap ritel dan enterprise," kata dia.

Galumbang juga optimistis industri telekomunikasi menjadi tulang punggung ekonomi digital ke depan akan sangat menarik. "Jumlah penduduk Indonesia besar, Indonesia saat ini berada di track baik, banyak pertumbuhan signifikan dibanding negara lain," kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tingkatkan Kapasitas Data Center

Ilustrasi Data, Data Center. Kredit: Ian Battaglia via Unsplash

Sebelumnya, PT Mora Telematika Indonesia Tbk akan melepas 2,61 miliar saham ke publik dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Langkah IPO ini sebagai upaya perseroan memperkuat permodalan.

Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia Tbk, Galumbang Menak menuturkan, perseroan selama ini mengandalkan pinjaman, sukuk ijarah untuk pendanaan. Seiring ketidakpastian global, perseroan pun menyiapkan strategi sebagai benteng untuk perkuat permodalan. Modal ini akan digunakan untuk ekspansi perseroan ke depan.

"Bukan hanya kita, seluruh dunia paling menonjol turbulensi ketidakpastian. Hadapi ketidakpastian tentu kami lakukan imunitas terhadap perubahan, perkuat struktur permodalan tak hanya pinjaman. IPO perkiraan Rp 1 triliun sehingga modal perusahaan naik jadi Rp 1 triliun," ujar dia saat konferensi pers virtual, Selasa (12/7/2022).

Ia menambahkan, perseroan pun tetap menjaga rasio meski akan memiliki modal Rp 1 triliun. Dengan IPO tersebut untuk perkuat kemampuan ekspansi perseroan ke depan.

Galumbang menuturkan, pihaknya akan investasi untuk perluas coverage yaitu backbone, perluas akses ke rumah dan gedung, ducting, dan meningkatkan kapasitas data center.

"Kami memiliki enam data center, kapasitas 70 persen, segera kami uprage perbesar kapasitas," kata dia.

Sementara itu, Direktur PT Mora Telematika Indonesia Tbk Jimmy Kadir menuturkan, perseroan siapkan capital expenditure atau capex Rp 1,4 triliun untuk pengembangan backbone, akses, penambahan kapasitas, ducting, data center dan perluas jaringan ke rumah.

"Strategi target dua tahun ini pendanaan dari aksi korporasi equity, punya rasio fasilitas dari bank. Serta strategi bisnis tanpa mengesampingkan backbone perseroan, (sasar-red) ritel," kata dia.


Rincian Dana IPO

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Mora Telematika Indonesia Tbk atau disebut Moratelindo melepas 2.610.486.000 saham ke publik yang merupakan saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan atau sebanyak-banyaknya 11 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan dengan nilai nominal Rp 100.

Perseroan menawarkan harga penawaran antara Rp 368-Rp 396 per saahm. Jumlah nilai penawaran umum saham IPO ini sebesar Rp 1,03 triliun. Galumbang mengatakan, dana hasil IPO sekitar 85 persen untuk investasi, investasi terhadap backbone dan access termasuk dengan perangakt dan infrastruktur pasif dan aktif serta pengembangan data center.

"Termasuk juga akan digunakan untuk pembangunan inland cable, ducting dan perangkat penunjang baik aktif maupun pasif infrastuktur. Backbone merupakan pembangunan jaringan backbone baik untuk submarine cable maupun inland cable," ujar dia.

Saat ini Perseroan memiliki jaringan backbone dari Jakarta – Singapura, yang terdiri dari Submarine Cable dan Inland Cable yang melintasi sepanjang pulau Sumatera, yang disebut dengan Sumatera Backbone. Perseroan juga memiliki Backbone (Inland Cable) sepanjang pulau Jawa yang disebut dengan Java Backbone.

Selain itu Perseroan juga memiliki Backbone dari Pulau Bali – Nusa Tenggara yang terdiri dari Submarine Cable dan Inland Cable.

Dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk investasi pembangunan Backbone dan Access di luar jaringan yang ada serta Ducting, seperti rencana pembangunan Submarine Cable dan Inland Cable beserta perangkat penunjang baik aktif maupun pasif infrastruktur di beberapa di beberapa pulau di Indonesia, termasuk tetapi tidak terbatas pada pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi.

 


Selanjutnya

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini juga akan digunakan untuk peningkatan kapasitas jaringan yang sudah ada dan penambahan kapasitas jaringan yang baru. Perseroan belum dapat mengungkapkan lebih rinci mengenai persentase investasi pada Backbone, Access, Ducting, Data Center dan perangkat penunjang baik aktif maupun pasif infrastruktur karena saat ini masih dalam tahap perencaaan awal, di mana Panjang kabel atau Ducting masih dapat berubah tergantung hasil desktop study, inland, marine survey.

Sedangkan sisanya sekitar 15 persen untuk kebutuhan modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan yaitu biaya operasional dan perawatan jaringan beserta perangkat pendukungnya.

Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT BNI Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Direktur PT Sucor Sekuritas, Yansen Poaler menuturkan, pihaknya optimistis terhadap IPO Moratelindo yang didukung sejumlah faktor antara lain fundamental, pertumbuhan pasar, populasi masyarakat kelas menengah dan adaptasi teknologi yang dipercepat lantaran pandemi COVID-19.

"Revolusi gaya hidup digital dipercepat dari COVID-19 merupakan faktor positif untuk investor pertimbangkan bisnis sangat baik seperti Moratelindo. Moratelindi perusahaan swasta, dengan pencapaian sebagai penyedia jasa infrastruktur dan cukup besar, saya rasa kita bisa melihat prospek IPO ini menjanjikan," kata dia.

Moratelindo mencatat pendapatan Rp 4,18 triliun pada 202, naik 11 persen jika dibandingkan kinerja 2020 sebesar Rp 3,76 triliun.

Sementara itu, laba tahun berjalan perseroan tercatat Rp 671 miliar pada 2021, atau turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 679 miliar. Dari sisi aset, perseroan membukukan total aset Rp 14,56 triliun dari posisi 2020 sebesar Rp 13,39 triliun. Liabilitas mencapai Rp 10,01 triliun pada 2021 atau sedikit turun dari liabilitas 2020 sebesar Rp 10,18 triliun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya