Liputan6.com, Garut - Pusat Mata Nasional Rumah Sakit (RS) Mata Cicendo Bandung, segera merealisasikan pembangunan klinik utama mata Cicendo Garut tahun ini.
“Insyaalloh tahun ini untuk di Garut, sebab itu sudah termasuk dalam rencana anggaran,” ujar Direktur Utama RS Mata Cicendo Irayanti, di sela-sela pelaksanaan operasi katarak, dalam rangkaian perayaan ke-62 Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) di Klinik Baiturohman, Garut, Selasa (12/7/2022).
Menurutnya, persoalan mata buta akibat katarak menjadi momok menakutkan bagi warga Jawa Barat, termasuk wilayah Garut dan sekitarnya. “Makanya kita melalui feasibility study kita, kita memilih yang pertama adalah Garut,” kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Ia menyatakan, pengembangan klinik mata di Garut ini merupakan respon atas tantangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), melihat tingginya tingginya gap (jarak) dalam pelayanan mata khususnya katarak di Jawa Barat.
“Nah kemudian Pak Kajati juga menawarkan untuk priangan timur, daerah tasik, kita akan selalu konsultasi dengan kementerian kesehatan,” ujar dia.
Saat ini, berdasarkan data statistik nasional 3 persen warga Jawa Barat yang berusia 50 tahun ke atas, memiliki persoalan serius mengenai kebutaan akibat katarak.
“Jawa Barat itu 2,5 sampai 3 persen yang di atas usia 50 tahun memiliki persoalan buta mata katarak,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dukungan Pemda Garut
Untuk mendukung rencana itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Garut segera menyiapkan lahan seluas 800 meter persegi untuk pembangunan klinik utama mata Cicendo Garut tersebut.
“Kita akan menyediakan lahannya di Jalan Patriot, nanti akan dibangun oleh mereka, manajemennya juga,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan.
Selama ini ujar Rudy, mayoritas warga Garut yang memiliki persoalan mata akibat katarak, terpaksa menempuh perjalanan jauh ke kota Bandung. “Nanti orang Garut tidak perlu ke Bandung,” pinta dia.
Dalam prakteknya, selain menangani pasien kelas umum, kehadiran klinik utama mata Cicendo Garut, bisa melayani masyarakat peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan pelayanan optimal dokter ahli dan dukungan peralatan medis.
“Di Garut itu ada tujuh ribuan orang (katarak), mudah-mudahan kasus ini bisa secepatnya diturunkan,” kata dia.
Rudy menambahkan, sebelum Kejaksaan Tinggi Negeri (Kejati) dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut melaksanakan operasi katarak gratis, Pengadilan Negeri (PN) Garut sudah terlebih dahulu memulai upaya serupa.
”Kemarin di Medina oleh Pengadilan Negeri 400 ya, nah sekarang 100 (pasien) nah kita cicil aja lah ya,” ujar dia dengan bangga.
Advertisement
Dukungan Kejaksaan
Kepala Kejati Jabar, Asep Nana Mulyana, menilai pemilihan Garut sebagai lokasi pelaksanaan baksos operasi katarak dinilai tepat, di tengah tingginya angka penderita katarak di wilayah Priangan Timur.
“Tentu sekali lagi ini bukannya kegiatan yang sifatnya hanya bisa sampai sini, tapi akan berkesinambungan dengan program-program lain,” kata dia.
Menurutnya, persoalan mata harus mendapatkan dukungan semua pihak sebagi ikhtiar bersama dalam mempertahankan kualitas hidup masyarakat.
"Seringkali mereka punya potensi bagus sebagian besar terkendala karena masalah matanya,” ujar dia mengingatkan.
Dengan upaya baksos katarak, Asep berharap persoalan itu mampu menjaga kualitas hidup dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Talenta mereka juga akhirnya bisa dikembangkan,” ujar dia.
Ida Parida, salah satu penderita katarak yang telah dinyatakan lolos screening mengaku bangga bisa mengikuti acara operasi katarak secara gratis itu.
“Semoga kehadiran kejaksaan semakin dekat dengan masyarakat, tidak hanya soal keadilan juga menyangkut kegiatan sosialnya,” ujar dia yang telah tiga tahun menderita katarak.