Liputan6.com, Banyumas - Kesenian wayang juga melebur dan menyesuaikan dengan adat istiadat setempat, sehingga tak heran ada puluhan jenis wayang di Nusantara. Kota Banyumas menjadi salah satu kota yang terkenal akan wayang kulitnya.
Ada pula museum wayang yang cukup legendaris di Banyumas, yakni Museum Wayang Sendang Mas. Museum Wayang Sendang Mas Banyumas berada di komplek bekas kawedanan Banyumas, atau tepatnya di sebelah Timur Pendapa Duplikat Si Panji.
Untuk masuk ke Museum Wayang Sendang Mas pengunjung akan dikenakan biasa masuk sebesar Rp 1.000 per orang. Saat pertama masuk akan disambut dengan ikon kota Banyumas yakni patung Bawor dan dua patung singa.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari berbagai sumber, museum wayang ini dirintis pada 1982 dengan nama Yayasan Padepokan Sendang Mas (Seni Pedalagan Banyumas). Dulu banyak sekali dalang dari Banyumas dan sekitarnya yang menempati salah satu bangunan bernama Pendopo Paseban.
Hingga pada 1982, Soepardjo Rustampardjo yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng), memiliki gagasan untuk mengumpulkan benda-benda yang memiliki nilai sejarah khususnya wayang.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Diresmikan
Akhirnya pada 31 Desember 1983, dengan mendatangkan ketua Senawangi (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) pada waktu itu, Museum Wayang Sendang Mas Banyumas resmi diresmikan.
Salah satu benda yang dighibahkan untuk museum yakni gamelan. Gamelan ini pemberian bupati Banyumas ke-26 Poedjadi Jaringbandayuda, yang terbuat dari perunggu dengan laras slendro. Banyak kendala yang dihadapi oleh Yayasan Sendang Mas ini hingga pada 1989 museum wayang diserahkan kepada Dinporabudpar Kabupaten Banyumas hingga saat ini.
Di dalam museum wayang ini terdapat berbagai macam wayang, baik wayang kulit Banyumasan maupun wayang kulit daerah Bali, Cirebon, dan Surakarta. Jumlah wayang kulit yang ada di museum ini cukup banyak sehingga tidak dapat semuanya dipamerkan.
Sebagian disimpan di dalam kotak yang berukuran besar, setiap saat akan bergantian untuk dipamerkan. Di dalam museum ini, terdapat wayang kulit asli yang sudah berusia 100 tahun lebih.
Tidak hanya wayang Banyumasan saja, ada berbagai wayang seperti wayang Hindu-Buddha, wayang beraliran dakwah islam, hingga wayang dari negeri Cina dengan berbagai lakon. Wayang yang disimpan di museum ini menjadi pendukung sebagai media edukasi.
Secara langsung pengunjung juga dapat mencoba menabuh gamelan yang ada di dalam museum. Pada ruangan tertentu yang masih dalam komplek kawedanan, tersimpan berbagai macam benda-benda kuno.
Benda-benda ini didapatkan dari wilayah Banyumas seperti berbagai jenis batu-batuan, kayu, besi, ataupun logam kuno yang sudah berusia ratusan tahun lamanya.
Advertisement