Pelajar Banyuwangi Naik Kelas di BFF, Unjuk Karya Hasil Kolaborasi dengan Desainer Profesional

Setidaknya ada 10 desainer daerah yang berkolaborasi dengan siswa SMK di Banyuwangi dengan mengusung konsep Co-Exist. Konsep yang mengedepankan kolaborasi antar sesama dan alam itu berwujud dalam sejumlah tema busana. Mulai dari Tropical Reborn, Green Forest, Angel Runaway, hingga Altsea.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jul 2022, 17:30 WIB
(Foto:Dok.Pemkab Banyuwangi)

Liputan6.com, Jakarta Ajang Banyuwangi Fashion Festival (BFF) yang kembali digelar setelah libur selama pandemi Covid-19 menjadi ajang naik kelas bagi para pelajar kota Gandrung. Di ajang bergengsi yang dihelat di Terminal Pariwisata Banyuwangi, Rabu malam (12/7/2022) itu, mereka menunjukkan hasil karya hasil kolaborasi dengan sejumlah desainer profesional.

Setidaknya ada 10 desainer daerah yang berkolaborasi dengan siswa SMK di Banyuwangi dengan mengusung konsep Co-Exist. Konsep yang mengedepankan kolaborasi antar sesama dan alam itu berwujud dalam sejumlah tema busana. Mulai dari Tropical Reborn, Green Forest, Angel Runaway, hingga Altsea.

 

(Foto:Dok.Pemkab Banyuwangi)

Salah satu desainer profesional yang berkolaborasi dengan pelajar tersebut adalah Almira. Pemilik butik busana muslim di bilangan Letkol Sugiono Banyuwangi itu, kerja bareng dengan enam orang siswa SMK Sritanjung Banyuwangi.

"Seluruh desain dan cutting dikerjakan oleh mereka, kami hanya sebagai kurator dan pembimbing di setiap proses pengerjaan. Saya senang melihat hasil kerja mereka ini. Hanya dua minggu dan hasilnya sangat bagus," tutur Almira yang di panggung BFF itu menampilkan kolaborasi desain yang terinspirasi dari Haik, busana tradisional bangsa Algeria.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Sanet Sabintang. Pemilik brand fashion sendiri itu, berkolaborasi dengan para siswa SMK Ihya Ulumuddin, Singojuruh. Mereka mengusung konsep Iyashi yang mengandung makna penyembuhan.

"Banyak ilmu yang saya dapat saat berkolaborasi ini. Mulai dari memilih bahan, mendesain, memotong sampai bagaimana menjahit yang rapi. Kami merasa sangat tersanjung karena diberi kesempatan tampil di panggung yang megah ini," ujar Nurul Islami, pelajar kelas XI yang berkesempatan kerja bareng dengan Sanet Sabintang.

 

(Foto:Dok.Pemkab Banyuwangi)

Puluhan karya busana hasil kreasi pelajar dan desainer itu, ditampilkan secara megah di panggung BFF. Dibawakan oleh para model profesional dan disaksikan oleh ribuan pengunjung secara offline dan online. Applause meriah kerap menyeruak kala para desainer tampil di atas panggung.

"Saya tidak menyangka kreativitas saya dan kawan-kawan berbuah baik dan ditampilkan di BFF. Semoga ke depannya makin banyak panggung semacam ini untuk kami anak-anak pelajar," ungkap Rindu, salah satu pelajar SMK Sritanjung yang turut ambil bagian.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir secara virtual, mengapresiasi BFF kali ini. Ia berharap kegiatan tersebut bisa mendorong kreativitas anak milenial di bumi Blambangan agar semakin produktif.

"Semoga dengan melibatkan pelajar dan para pelaku industri fashion Banyuwangi, ajang BFF ini bisa semakin menumbuhkan industri kreatif di Banyuwangi tercinta ini," ungkap Ipuk.

 

(Foto:Dok.Pemkab Banyuwangi)

Lebih jauh, Ipuk juga memastikan bahwa kreativitas anak muda di Banyuwangi akan selalu mendapat ruang.

"Ajang ini akan rutin dilakukan setiap tahunnya. Ini untuk memastikan tersedianya ruang kreasi bagi kreativitas anak muda Banyuwangi," tegasnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro DR.Rulli Nuryanto, Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah, Ketua Dekopin Pusat, Sekban Bakorwil Jember Juhaer. BFF ini digelar bersamaan dengan peringatan Hari Koperasi ke-75.  

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya