Liputan6.com, Yerusalem - Tiga pria menjadi pelaku penembakan di dekat situs suci tempat Masjid Al Aqsa berada di Kota Tua Yerusalem pada Jumat, 14 Juli 2017.
Akibatnya, tiga warga Israel terluka dan dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Dikutip dari Aljazeera, pada Kamis (14/7/2022), polisi lantas menembak balik pelaku. Ketiganya tewas di tempat.
Laporan awal menyebutkan tiga pelaku tersebut menyasar sekelompok polisi di pintu masuk Temple Mount atau Al-Haram asy-Syarif.
Baca Juga
Advertisement
Juru bicara polisi mengatakan, para pelaku berjalan menuju pintu masuk kompleks di mana Masjid Al Aqsa itu berada, lalu mengeluarkan tembakan, dan mencoba masuk ke tempat suci tersebut.
"Pihak pengurus masjid mengatakan, jasad para pelaku berada di halaman menuju rumah ibadah. Oleh sebab itu, sholat Jumat di Al Aqsa dibatalkan," kata juru bicara masjid.
Sementara itu, kepala polisi Yerusalem, Yoram Halevi memerintahkan kompleks tersebut ditutup, orang-orang dievakuasi, dan sholat Jumat dibatalkan. Seluruh pintu menuju Kota Tua Yerusalem atau Old City juga ditutup.
Bentrok Masih Berlangsung di Kompleks Al Aqsa
Bentrokan baru antara warga Palestina dan polisi Israel terjadi di kompleks Masjid Al Aqsa Yerusalem. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan insiden itu melukai 42 orang pada hari Jumat, namun pembaruan dari Palang Merah Palestina menyebut 12 orang terluka.
Insiden kerusuhan terbaru di Al Aqsa ini terjadi setelah berminggu-minggu kekerasan pecah di lokasi tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kerusuhan di Al Aqsa
Polisi Israel mengatakan pasukan memasuki kompleks setelah "perusuh" melemparkan batu dan kembang api, termasuk ke arah Tembok Barat, situs suci Yahudi di bawah Al Aqsa.
Menurut sebuah pernyataan pihak kepolisian Israel, petugas menggunakan "cara pembubaran kerusuhan" untuk menahan kerusuhan. Saksi dan wartawan AFP mengatakan polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet.
Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang terluka menderita "cedera tubuh bagian atas."
Bentrokan telah mereda setelah salat subuh, menurut saksi mata dan wartawan AFP.
Mengutip laporan AFP, Jumat (29/4/2022), ketegangan dilaporkan masih terasa di lokasi jantung kota tua berdinding Yerusalem, bagian dari Yerusalem timur yang dicaplok Israel.
Kerusuhan baru ini terjadi ketika umat Islam menandai Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan, yang akan berakhir awal pekan depan.
Selama dua minggu terakhir, lebih dari 250 warga Palestina telah terluka dalam bentrokan di kompleks Al Aqsa, situs tersuci ketiga Islam yang merupakan situs paling suci bagi orang Yahudi, yang menyebutnya Temple Mount.
Kekerasan di Yerusalem timur yang dicaplok Israel telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik bersenjata lain yang serupa dengan perang 11 hari tahun lalu antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, yang dipicu oleh kerusuhan serupa di Al Aqsa.
Advertisement
Krisis Palestina di Al Aqsa Kian Mengkhawatirkan
Sementara itu, pertemuan luar biasa tingkat Wakil Tetap negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (the Open-Ended Meeting of the Executive Committee at the Level of Permanent Representatives) telah berhasil terselenggara di markas OKI. Perhelatan yang digelar di Jeddah, pada 25 April 2022 merupakan permintaan Indonesia.
Mengutip situs Kemlu RI, Selasa (26/4/2022), pertemuan ini dilatarbelakangi oleh perkembangan yang kian mengkhawatirkan di Palestina, terutama di Masjid Al Aqsa.
Pertemuan luar biasa tersebut dipimpin oleh Saudi Arabia selaku Ketua Executive Committee dan dihadiri oleh Sekretaris Jenderal OKI, dan Wakil Tetap negara anggota OKI.
Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal OKI, Hissein Brahim Taha menekankan komitmen OKI untuk terus mendukung perjuangan bangsa Palestina hingga meraih kemerdekaannya. Lebih lanjut Hissein Brahim Taha menyampaikan OKI telah mengirim surat ke sejumlah international actors berisi penolakan dan pengecaman terhadap upaya penjajah Israel untuk menerapkan penyekatan/pembatasan yang bersifat sementara maupun sebagian dari kompleks mesjid Al Aqsa.
OKI meminta agar international actors menekan dan menghentikan agresi Israel ke Palestina khususnya tanah suci Al Aqsa.
Wakil Tetap Indonesia untuk OKI, Duta Besar Eko Hartono, menjelaskan posisi pemerintah Indonesia, yang mengutuk serangan tentara Israel ke dalam kompleks Al Aqsa, menembaki warga Palestina yang tengah beribadah, dan serangan ke jalur Gaza, termasuk upaya Israel melakukan penyekatan akses ke dalam komplek Al Aqsa.
Tindakan tersebut diyakini hanya akan menyebabkan konfrontasi yang lebih luas dan menambah penderitaan rakyat Palestina.
Indonesia Ajak Anggota OKI Hentikan Agresi Israel
Pertama, Indonesia mengajak semua anggota OKI menggunakan berbagai jalur komunikasi untuk menghentikan agresi Israel dan memastikan status quo mesjid Al Aqsa.
Kedua, memastikan bahwa isu Palestina terus menjadi perhatian dunia internasional.
Ketiga, mendorong dihidupkannya kembali proses perdamaian.
Keempat, agar negara anggota OKI senantiasa terus memberikan dukungan dan mengirimkan bantuan bagi rakyat Palestina.
Negara-negara OKI mengecam tindakan agresi militer Israel. OKI juga sepakat untuk mendorong dimulainya kembali proses perdamaian menuju negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
OKI meminta aktor-aktor internasional seperti Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah menekan dan menghentikan agresi Israel tersebut.
Sebagai langkah kongkret, Indonesia kembali mengusulkan pelarangan impor produk-produk Israel ke pasar negara-negara anggota OKI.
Sekjen OKI dan seluruh negara peserta yang hadir sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Indonesia atas gagasan penyelenggaraan pertemuan luar biasa ini.
Bagi Indonesia, dukungan terhadap Palestina merupakan amanat konstitusi yaitu menghapuskan penjajahan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Advertisement