Liputan6.com, Jakarta Ketua RT 05 RW 01, Irjen (Purnawirawan) Seno Sukarto (84) mengaku mengenal sosok Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Ferdy bersama dengan keluarga merupakan bagian dari warganya di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Seno mengenang masa-masa Irjen Ferdy Sambo belum menjadi Kadiv Propam Polri. Saat itu, Ferdy masih berpangkat AKBP. Seno menyebut sering mengajak sejumlah warga termasuk Ferdy Sambo bertukar pikiran.
Advertisement
"Dulu waktu masih muda belum Jenderal, kan rumahnya di sana, saya undang lah kawan-kawan ngobrol itu, termasuk Pak Sambo juga," kata Seno saat disambangi, Jakarta, Rabu (13/7/2022).
Seno mengatakan, ia sudah jarang bertemu dengan Irjen Ferdy Sambo akhir-akhir ini. Namun, Seno memaklumi karena rutinitas sebagai Kadiv Propam Polri terbilang sibuk.
"Setelah jadi Jenderal dan di Propam, mungkin karena kesibukan, nggak pernah lagi ketemu," ujar dia.
Seno menerangkan, rumah yang menjadi lokasi adu tembak jarang ditempati Ferdy Sambo dan keluarga. Bahkan, sekuriti melaporkan situasi rumah lebih sering terlihat sepi.
"Jarang (Ferdy Sambo dan istri tinggal), karena saya sering tanya kok sepi. Iya Pak, nggak ada. Satpam sering saya tanya sekitar sekitar ini kan gampang dilihat," ujar dia.
Kalau pun ada, kata Seno, biasanya yang sering terlihat malah pengemudi dan beberapa orang lain. "Biasanya itu pengemudi-pengemudi dan juga ya orang lain aja, saya tidak tahu," tandas dia.
Tegur Sekuriti
Ketua RT sempat tegur Satpam karena sibuk jaga rumah Ferdy Sambo.
Polisi beberapa kali melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) Pascainsiden penembakan yang menewaskan Brigadir J di Rumah Dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo. Salah satunya pada Selasa 12 Juli 2022 malam.
Seno menceritakan, pada malam itu, sekuriti diminta untuk menjaga pintu gerbang. Seno pun menegur sekurti, sebab perintah tersebut tanpa koordinasi dengan pihak RT.
"Anggota saya disuruh jaga di sana di pintu itu. Saya marah-marah, bialngin sama yang perintah, sekarang kamu kembali ke pos. Karena dia harus menjaga seluruh komplek, bukan hanya jaga pintu. Padahal mereka banyak sekali yang bisa jaga," ujar dia.
Advertisement
Polemik CCTV Mati
Polisi masih mengumpulkan sejumlah alat bukti untuk mengungkap insiden adu tembak dua anggota polisi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat, 8 Juli 2022 sekira pukul 17.00 WIB. Salah satunya melalui kamera CCTV.
Adapun CCTV di kediaman Kadiv Propam menuai polemik. Hal ini karena disebut CCTV tersebut tidak berfungsi. Padahal, itu adalah bukti dari peristiwa baku tembak antar dua personel.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, bahwa kamera CCTV di dalam rumah Kadiv Propam saat kejadian dalam kondisi mati.
"Kebetulan CCTV rusak sejak dua minggu lalu. Sehingga tidak dapat kami dapatkan," kata Budhi di Polres Metro Jaksel, Selasa 12 Juli 2022.
Budhi memastikan, pihaknya mengedepankan scientific crime investigation dalam mengusut perkara ini. Penyidik mencari alat bukti pendukung berupa CCTV dari sekitar rumah atau lokasi baku tembak.
"Ini bisa membuktikan petunjuk adanya orang-orang yang berada di rumah tersebut," ujar dia.
Awal Mula
Sebelumnya, Brigadir J ditemukan tewas bersimbah darah di dekat tangga di sebuah rumah pada Jumat (8/7/2022) sekira 17.00 WIB. Ada barang bukti berupa senjata api, selonsong serta proyektil peluru.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Brigadir J tewas usai terlibat adu tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Polisi yang menyelidiki kasus ini menyebut, peristiwa ini diawali dari dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Kadiv Propam. Tak cuma itu, Brigadir J juga disebut menodongkan pistol ke kepala istri Kadiv Propam.
Aksi Brigadir J diketahui oleh Bharada E yang juga berada di dalam rumah dinas Kadiv Propam. Bharada RE bertanya baik-baik apa yang sebenarnya terjadi kepada Brigadir J, namun tak dijawab. Polisi menyebut, Brigadir J malah melepakan tembakan ke arah Bharada E.
Advertisement