Chandra Asri Tawarkan Obligasi Tahap I 2022 Rp 2 Triliun

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menawarkan obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2022 dalam tiga seri.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jul 2022, 21:52 WIB
Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menawarkan obligasi berkelanjutan IV dengan target dana Rp 8 triliun. Pada 2022, perseroan menawarkan obligasi tahap I Tahun 2022 sebesar Rp 2 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (13/7/2022), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menawarkan obligasi itu dalam tiga seri. Untuk seri A berjangka waktu lima tahun, seri B berjangka waktu tujuh tahun, dan obligasi seri C berjangka waktu 10 tahun.

Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100 persen dari jumlah pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan sesuai tanggal pembayaran bunga obligasi terhitung sejak tanggal emisi.

Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 9 November 2022, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir akan dilakukan pada pelunasan pokok obligasi masing-masing seri obligasi pada 9 Agustus 2027 untuk obligasi seri A. Pada 9 Agustus 2029 untuk obligasi seri B dan pada 9 Agustus 2032 untuk obligasi seri C. Pelunasan obligasi dilakukan penuh pada saat jatuh tempo.

"Dana bersih yang diperoleh perseroan dari hasil obligasi ini setelah dikurangi komisi-komisi, biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran akan digunakan untuk keperluan modal kerja termasuk di antaranya pembelian bahan baku produksi, biaya operasional untuk kegiatan usaha,” tulis perseroan dalam prospektus singkat.

Adapun obligasi tersebut tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan baik barang bergerak dan barang tidak bergerak baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perkiraan Jadwal

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Obligasi tersebut mendapatkan peringkat AA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Adapun yang bertindak sebagai wali amanat yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Sedangkan yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi antara lain PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas.

Perkiraan Jadwal:

-Masa penawaran awal pada 14-20 Juli 2022

-Perkiraan tanggal efektif pada 29 Juli 2022

-Perkiraan masa penawaran umum pada 2-4 Agustus 2022

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 5 Agustus 2022

-Perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan pada 9 Agustus 2022

-Perkiraan tanggal distribusi obligasi secara elektronik pada 9 Agustus 2022

-Perkiraan tanggal pencatatan pada 10 Agustus 2022

 


OCBC NISP Kucurkan Pinjaman Rp 1,49 Triliun kepada Chandra Asri

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) kucurkan pinjaman USD 100 juta atau sekitar Rp 1,49 triliun (asumsi kurs Rp 14.968 per dolar AS) untuk Chandra Asri. Pinjaman itu untuk fasilitasi pertumbuhan bisnis industri petrokimia Indonesia.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (8/7/2022), pembiayaan yang diberikan oleh Bank OCBC NISP adalah bagian dari komitmen untuk mendukung Chandra Asri agar dapat secara berkesinambungan mengembangkan bisnisnya. 

"Kerja sama strategis ini merupakan langkah awal yang baik untuk kedua belah pihak. Sebagai mitra perbankan, kami berharap dapat memberikan layanan keuangan yang terintegrasi dan komprehensif guna mendukung Chandra Asri untuk tetap menjadi produsen petrokimia terintegrasi dan terbesar di Indonesia,” ujar Direktur Bank OCBC NISP, Martin Widjaja.

Chief Financial Officer Chandra Asri, Andre Khor menekankan, Chandra Asri sangat antusias untuk memperluas dan meningkatkan hubungan dengan Bank OCBC NISP, institusi keuangan terkemuka yang menyediakan solusi perbankan yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan nasabah industri seperti perseroan.

Komitmen bank untuk kemitraan jangka panjang dan pemahaman mendalam tentang model bisnis nasabah mereka adalah bukti komitmen mereka terhadap keberlanjutan, dengan fokus pelanggan yang kuat.

"Chandra Asri merupakan produsen petrokimia terintegrasi dan terbesar di Indonesia. Perseroan terus berkomitmen untuk meningkatkan kapasitasnya guna memenuhi pertumbuhan permintaan peroduk petrokimia di dalam negeri,” ujar dia.

Salah satu strategi Perseroan adalah mengembangkan kompleks CAP2 berskala dunia. Dengan dibangunnya kompleks ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor, mengembangkan industri hilir petrokimia lokal, mendukung visi pemerintah untuk industri 4.0 dan menciptakan karier jangka panjang yang bernilai tinggi.


Penawaran Obligasi

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) selesaikan program obligasi rupiah ketiga. Tidak hanya itu, obligasi tersebut diikuti dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) dari investor.

Chandra Asri melaksanakan program penawaran ketiga obligasi. Pada tahap I tahun 2020 ditutup dengan nilai Rp1 triliun, tahap II tahun 2020 dengan Rp6 Miliar, tahap III 2021 yaitu Rp1 triliun, tahap IV 2021 dengan Rp1 triliun dan juga tahap V sebesar Rp1,4 triliun.

Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra menyebutkan, penerbitan Tahap V 2022 terakhir mencatat pemesanan (order book) terlebih dahulu dan kelebihan permintaan terbesar yang pernah ada senilai Rp 2,5 triliun (USD178 juta). Adapun dengan rekor baru penerbitan satu tahap terbesar untuk Chandra Asri senilai Rp1,4 triliun (USD 100 juta).

Penerbitan tersebut pun tercatat menjadi salah satu tenor terpanjang bagi perusahaan swasta, dengan pelunasan kredit sekaligus hingga 10 tahun.

"Kami senang dapat menyelesaikan program obligasi Rupiah dengan sukses dengan dukungan kuat dari investor yang loyal dan penjamin emisi bersama," ujar Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 10 Maret 2022.


Alternatif Investasi

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Ini adalah bukti kuat dari kepercayaan yang tinggi dari investor domestik terhadap kinerja Perusahaan dan kekuatan finansial," ia menambahkan.

Selain itu, Erwin juga mengungkapkan senang dapat memberikan alternatif yang menarik bagi investor untuk membantu memenuhi kebutuhan investasi, untuk dapat mendiversifikasi portofolio dalam mengurangi risiko, dan meningkatkan hasil serta pengembalian.

Untuk emisi efek terbaru tahap V adalah PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia. PT Bank Tabungan Negara Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Kemudian untuk ke depan, Chandra Asri akan berusaha mengembangkan Program Berkelanjutan Obligasi Rupiah serta akan meluncurkan penawaran baru pada 2022 untuk memberikan peluang berkelanjutan kepada investor berpartisipasi dalam pertumbuhan dan ekspansi perusahaan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya