Gedung Sarinah Malang, Dari Rumah Dinas Bupati Hingga Pertokoan Elit

Tahun 1839 sang bupati meninggal lalu Gedung tersebut diambil alih oleh Belanda dan dijadikan tempat pesta

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2022, 15:00 WIB
Penampakan wajah lama Gedung Sarinah Malang. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Bagi warga Malang Jawa Timur tentu sudah tidak asing lagi dengan Sarinah. Salah satu pertokoan elit yang berada tepat di seberang Alun Alun kota Malang.

Lokasinya berada di perempatan Kayu Tangan Kota Malang. Saat ini Gedung Sarinah Malang diisi oleh pertokoan dan Restoran cepat saji, pada lantai teratas juga terdapat bioskop yang masih ramai pengunjung.

Namun belum banyak yang tahu, Gedung Sarinah menyimpan cerita sejarah. Dirangkum dari berbagai sumber, pada tahun 1820, Gedung Sarinah Malang dijadikan rumah dinas pertama Bupati Malang, Raden Toemanggeong Notodiningrat.

Saat itu masyarakat setempat menyebutnya Rumah Bupati atau Pendopo. Tahun 1839 sang bupati meninggal lalu Gedung tersebut diambil alih oleh Belanda dan dijadikan tempat pesta Bernama Societiet Condordia. 

Dari sinilah kaum elit Belanda berpesta dan bermain billiard. Pada 25 Februari – 5 Maret 1947 gedung itu menjadi saksi dari penyelenggaraan sidang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Saksikan video pilihan berikut ini:


KNIP

Sidang tersebut dihadiri oleh pemimpin RI saat itu, KNIP menjadi cikal bakal dari DPR atau Dewa Perwakilan Rakyat Indonesia.

Pada saat Agresi Militer Belanda, Gedung ini dimusnahkan agar warga Belanda tidak memiliki tempat dan tidak kembali lagi ke Malang. 

20 tahun kemudian Gedung ini kembali dibangun menjadi Gedung Sarinah yang diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno, sebagai penghormatan kepada pengasuhnya yang Bernama Sarinah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya