Identitas dari Maharani, salah satu mahasiswa Universitas Moestopo, Jakarta Selatan, yang diciduk Komisi Pembertasan Korupsi (KPK) pada Selasa 28 Januari 2013. Sampai saat ini, kebenaran dari mahasiswi tersebut masih belum diketahui.
"Saya juga belum kenal, saya juga masih ngecek lagi kebenarannya," ujar Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Moestopo Andi Wahyudi di Jakarta, Kamis (31/1/2013).
Menurutnya, pihak universitas masih terus memastikan apakah benar itu Maharani, salah satu mahasiswa di kampus tersebut.
"Sampai saat ini kita masih terus berkoordinasi sama Dekan dan jajarannya. Kita sih belum bisa memastikan apakah dia mahasiswa Fikom atau bukan. Ada kemungkinan juga dia hanya mahasiswa yang terdaftar tapi tidak aktif menjalani perkuliahan," jelasnya.
Dia mengatakan, kalau itu memang benar Maharani merupakan mahasiswa aktif maka dirinya ingin pihak rektorat dan fakultas untuk memberikan sangsi DO (Drop Out) karena telah mencemarkan nama baik Universitas Moestopo.
"Yang punya wewenang itu kan fakultas. Tapi kalau dari kita sih minta untuk di DO saja, ini sama saja mencemarkan nama kampus. Saya tidak mau kampus saya tercemar," tegasnya. (Frd)
"Saya juga belum kenal, saya juga masih ngecek lagi kebenarannya," ujar Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Moestopo Andi Wahyudi di Jakarta, Kamis (31/1/2013).
Menurutnya, pihak universitas masih terus memastikan apakah benar itu Maharani, salah satu mahasiswa di kampus tersebut.
"Sampai saat ini kita masih terus berkoordinasi sama Dekan dan jajarannya. Kita sih belum bisa memastikan apakah dia mahasiswa Fikom atau bukan. Ada kemungkinan juga dia hanya mahasiswa yang terdaftar tapi tidak aktif menjalani perkuliahan," jelasnya.
Dia mengatakan, kalau itu memang benar Maharani merupakan mahasiswa aktif maka dirinya ingin pihak rektorat dan fakultas untuk memberikan sangsi DO (Drop Out) karena telah mencemarkan nama baik Universitas Moestopo.
"Yang punya wewenang itu kan fakultas. Tapi kalau dari kita sih minta untuk di DO saja, ini sama saja mencemarkan nama kampus. Saya tidak mau kampus saya tercemar," tegasnya. (Frd)