Perjalanan Satu Abad Industri Tekstil Indonesia, dari Zaman Kolonial hingga Berjaya di Era Digital

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 14 Jul 2022, 12:00 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat meninjau Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil atau disebut Balai Besar Tekstil (BBT) di Bandung pada 23 Desember 2021. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Daya saing industri TPT di Tanah Air didukung dengan struktur industri yang telah terintegrasi dari hulu hingga hilir, serta semakin kompetitif dengan tingginya permintaan dari dalam negeri serta ekspor.

Industri Tekstil dan Produk Tekstil juga berkontribusi menyerap tenaga kerja sebesar 3,65 juta orang berdasarkan data pada Agustus 2021.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjadikan industri TPT sebagai salah satu prioritas pengembangan dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Pengembangan industri TPT melalui industri 4.0 bertujuan meningkatkan daya saing industri tekstil dalam negeri dengan memanfaatkan teknologi yang mampu memproduksi tekstil sandang maupun tekstil untuk kebutuhan yang lebih spesifik

“Merunut sejarah, industri tekstil modern Indonesia diawali dengan berdirinya Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) pada tahun 1922. Artinya telah mencapai satu abad atau 100 tahun di tahun 2022 ini," jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (14/7).

"TIB merupakan cikal bakal institusi pelayanan jasa industri di lingkungan Kemenperin, yaitu Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil yang juga berlokasi di Bandung, yang juga membidani pendidikan vokasi tekstil tertua di Indonesia yang sekarang bernama Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung,” lanjut dia.

Menperin menyampaikan, perjalanan 100 tahun industri TPT di Indonesia merupakan momen untuk terus meningkatkan kinerja sektor ini.

Dalam usia yang matang, industri TPT diharapkan terus berkembang dengan inovasi melalui ruang-ruang aplikasi baru dan cara-cara baru dalam proses manufaktur.

Industri TPT juga berhadapan dengan persoalan lingkungan yang mendorong penerapan ekonomi sirkular melalui konsep sustainable textile and fashion.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tingkatkan Daya Saing

Pedagang menggulung bahan kain yang akan dijual di kawasan Tangerang, Banten, Sabtu (25/9/2021). Kementerian Perindustrian memberikan stimulus bagi industri tekstil dalam negeri berupa program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Penyempurnaan dan Percetakan Kain. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemenperin terus berupaya meningkatkan daya saing industri TPT melalui berbagai upaya. Pada tahun 2022, Kemenperin melanjutkan program pemberian insentif potongan harga mesin. Hingga saat ini, terdapat 10 perusahaan industri TPT yang memanfaatkan program ini melalui Perjanjian Pemberian Penggantian Potongan Harga (P4H).

Untuk tahun 2022, Kemenperin fokus dalam pemberian insentif pembelian mesin bagi industri penyempurnaan kain dan industri pencetakan kain, serta pada mesin/peralatan dengan teknologi 4.0 seperti artificial intelligence, internet of things, augmented reality/virtual reality, advanced robotics, 3D printing dan machine to machine communication.

“Hal ini agar perusahaan industri TPT dapat menggunakan mesin dan peralatan lebih modern, efisien, hemat energi, serta lebih ramah lingkungan,” jelas Menperin.

Untuk menunjang peningkatan daya saing sektor industri TPT, Kemenperin berkontribusi dalam penciptaan sumber daya manusia (SDM) industri yang terlatih dan kompeten, salah satunya melalui pendidikan vokasi. Berawal dari kursus tenun yang diminati oleh pelopor-pelopor industri tenun dari seluruh penjuru Nusantara, Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung kini menjadi sekolah pendidikan vokasi yang menyiapkan SDM industri yang unggul dan kompeten di bidang tekstil.

“Selama perjalanannya, Politeknik STTT Bandung telah menjadi Centre of Excellence dalam bidang sains dan teknologi tekstil. Sekolah ini juga menjadi satelit digital Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 yang akan menjadi showcase industri 4.0 di bidang tekstil sekaligus research center pengembangan Industri 4.0,” jelas Menperin.

 


Balai Besar Tekstil

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (Dok. Kemenperin)

Selain itu, Kemenperin memiliki Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil atau disebut Balai Besar Tekstil (BBT) di Bandung yang sejak awal memiliki peran strategis dalam penjaminan kualitas bahan baku tekstil, penyuluhan industri, dan pengembangan teknologi tekstil.

BBT hadir sebagai mitra industri TPT yang saat ini tengah melakukan percepatan transformasi layanan-layanan baru yang menjawab kebutuhan industri yang aktual yakni lembaga sertifikasi industri hijau, laboratorium pengujian masker medis dan masker respirator, lembaga pemeriksa halal, serta membangun Industrial Service & Solution Center (ISSC) yang mendekatkan industri dengan informasi kebijakan Kemenperin melalui akses terpadu seperti Self-Assessment TKDN dan Self-Assessment INDI 4.0; serta menawarkan fasilitas tesbed teknologi proses TPT yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk industri TPT.

“Dengan tagline one stop solution for textile industries, ISSC diharapkan dapat menjadi pusat solusi bagi permasalahan stakeholder dan memperkuat koneksi antara seluruh pemangku untuk bersama-sama memajukan pertekstilan Indonesia,” lanjut Menperin.

 


Rangkaian kegiatan Satu Abad Tekstil Indonesia

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (5/6/2020). (Dok Kemenperin)

Memperingati 100 tahun industri TPT di Tanah Air, Kemenperin telah mempersiapkan sejumlah agenda, di antaranya The 4thIndonesian Textile Conference 2022, Bussines Gathering, Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Indonesia Textile Summit 2022, Fashion Show yang bekerjasama dengan Islamic Fashion Institute Bandung, dan ditutup dengan kegiatan Fun Run &Textile Festival.

Puncak peringatan 100 tahun industri TPT Indonesia akan berlangsung pada 28 Juli 2022 hingga 31 Juli 2022 akan dihadiri oleh Menteri Perindustrian beserta para pejabat Kemenperin, Kepala Daerah Provinsi dan Kota/Kabupaten, Asosiasi, perwakilan perguruan tinggi, dan lainnya.

The 4thIndonesian Textile Conference 2022 merupakan konferensi tingkat internasional yang akan membahas tiga fokus isu utama, yaitu masa depan tekstil, tekstil dan pakaian berkelanjutan, serta teknologi industri 4.0. Konferensi tersebut menghadirkan narasumber yang merupakan praktisi dan akademi dari mancanegara.

Kegiatan ini diselenggarakan bersamaan dengan Business Gathering 2022 dalam rangka BBT 100 Tahun Melayani yang akan dihadiri stakeholder dan pengguna layanan jasa industri BBT secara hibrid sebagai ajang pertukaran informasi layanan dan kebijakan-kebijakan Pemerintah terbaru di sektor industri TPT.

Kemudian, Indonesia Textile Summit 2022 merupakan agenda yang terdiri dari Talkshow, Peluncuran Ekosistem Tekstil Indonesia, Launching Video 100 tahun pendidikan tekstil, Textile Awards yang merupakan pemberian penghargaan kepada insan tekstil yang telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan tekstil nasional, serta penyerahan sertifikat SPPT-SNI Wajib bagi industri TPT.

“Melalui peringatan 100 Tahun Industri Tekstil, Kemenperin berupaya menumbuhkan semangat memajukan industri tekstil di nusantara untuk bisa dikenal dunia,” pungkas Menperin.

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya