Peserta Pekan PIRN XX Teliti Kandungan Mikroplastik di Gili Trawangan, Hasilnya?

Peserta Pekan Pemuda Inovasi dan Riset Nasional (PIRN XX) mulai mempresentasikan hasil penelitian di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 14 Jul 2022, 16:02 WIB
Gili Trawangan (M Husni Mubarrok/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Mataram Peserta Pekan Pemuda Inovasi dan Riset Nasional (PIRN XX) mulai mempresentasikan hasil penelitian di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Salah satunya kelompok 6 kategori guru bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (IPA-Tek). Kelompok ini meneliti terkait mikroplastik.

Menurut kelompok 6, latar belakang ide penelitian dalam isu ini yakni adanya ancaman besar pada ekosistem laut akibat plastik. Di sisi lain, produksi plastik masih tinggi dan masih banyak plastik yang dibuang sembarangan. Hal ini juga dikaitkan dengan aktivitas pariwisata di Gili Trawangan sebagai lokasi penelitian. 

Gili Trawangan dipilih lantaran ini adalah pulau paling padat aktivitasnya jika dibanding pulau-pulau lain.

"Penelitian kami berjudul Identifikasi Kandungan Mikroplastik pada Pasir, Tanah, dan Air di Gili Trawangan," ujar Sinta, salah satu peneliti saat presentasi di gedung Badan Pembangunan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDM) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) Kamis (14/7/2022).

Menurut Sinta, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mikroplastik di lokasi tersebut. Hal yang diteliti mulai dari kandungan, sumber pencemaran, dan bahayanya bagi kesehatan manusia.

Hasil penelitian menemukan bahwa ada empat bentuk mikroplastik di Gili Trawangan yakni fiber, fragmen, filamen, dan pelet.

Sumber mikroplastik ini yakni dari botol bekas, potongan pipa paralon, aktivitas kapal, dan sampah plastik, dan limbah plastik berat.


Jika Dibiarkan

Pekerja mengumpulkan sampah plastik saat membersihkan pantai Kuta dekat Denpasar di pulau wisata Bali (6/1/2021). Pada 1 Januari 2021, sekira 30 ton sampah diangkut dari kawasan Pantai Kuta dalam kegiatan bersih-bersih pantai. (AFP/Sonny Tumbelaka)

Jika dibiarkan, mikroplastik bisa merusak saluran pencernaan, mengganggu pertumbuhan, memengaruhi kesehatan reproduksi. Mikroplastik yang tersebar di habitat ikan dan terkonsumsi kemudian ikan tersebut dimakan manusia maka dapat menyebabkan penimbunan mikroplastik dalam tubuh.

Menurut Sinta, mengetahui kandungan mikroplastik di suatu tempat penting agar pencegahannya bisa segera dilakukan.

"Semakin tahu maka pencegahannnya semakin bagus, tahu apa yang bisa dilakukan."

Kelompok tersebut menyimpulkan bahwa kandungan mikroplastik paling banyak ditemukan di PT Berkat Air Laut (BAL) dan Tempat Pembuangan Sampah Terakhir Gili Trawangan.

Saran kepada pemerintah setempat bahwa seharusnya lokasi TPST dan BAL berjauhan. Pasalnya, jika berdekatan maka risiko kontaminasi mikroplastiknya semakin tinggi.

 


Pembinaan Ilmiah

Peserta Pekan Pemuda Inovasi dan Riset Nasional (PIRN XX) meneliti terkait mikroplastik.

PIRN XX adalah ajang pembinaan ilmiah nasional yang memiliki tujuan mengembangkan ekosistem riset di kalangan pelajar.

PIRN XX diikuti oleh 409 peserta yang terdiri dari 102 guru, 207 siswa dari 28 provinsi di Indonesia, serta 100 mahasiswa dari Provinsi NTB.

Para peserta dibagi dalam 5 kelas, satu kelas terdiri dari 6 kelompok. Guru dikelompokkan dengan guru lagi dan siswa dengan siswa lagi. Namun, dalam satu kelompok siswa bisa terdiri dari campuran siswa SMP dan SMA.

Menurut Instruktur Peneliti Bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (IPA-Tek) Dede H. Yuli Yanto, sejauh ini tak ada kendala yang berarti selama pelaksanaan acara.

"Paling kemarin sempat ada siswa yang capek karena perjalanan jauh, alergi juga, tapi Alhamdulillah aman."

"Kendala paling berarti sebenarnya karena banyaknya peserta. Jadi kita harus membagi-bagi," tambahnya.

Di sisi lain, pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan keterbatasan waktu.

"Memang peserta kan baru pertama kali datang saat ambil sampel, idealnya kalau dalam penelitian kita survei awal dulu kemudian dia baru ambil sampel. Tapi karena waktu (terbatas) mereka langsung ambil sampel tanpa survei awal."

"Secara substansi sebenarnya tidak ada kendala yang berarti hanya memang karena waktu, jadwal mereka sebenarnya padat. Jadi hanya tiga jam di sana (Gili Trawangan). Mereka ambil sampel pasir, tanah, air, untuk dibawa ke lab."

 


Alur Kegiatan

Pekan Pemuda Inovasi dan Riset Nasional (PIRN XX) pada Kamis 14 Juli 2022 masuk hari keempat.

 

Dede menambahkan, di hari pertama pihaknya betul-betul mengkonsep agar para peserta tidak salah mengambil sampel. Karena jika salah, tidak memungkinkan untuk kembali lagi ke lokasi pengambilan sampel.

"Kan enggak mungkin balik lagi ke sana jadi harus sudah fix."

Lebih rinci, instruktur peneliti lainnya, Muhammad Firdaus menceritakan tahapan yang dilalui para peserta selama mengikuti Pekan PIRN XX. Seluruh peserta dibekali materi yang mendukung pelaksanaan penelitian sesuai dengan bidangnya masing-masing.

“Hari pertama peserta diberikan materi terkait metodologi ilmiah, sharing pengalaman riset, dan pembagian kelompok serta penentuan topik riset,” ujar Firdaus.

Setelah terbentuk kelompok dan topik yang akan diteliti, peserta menyusun Idea concept paper atau rencana penelitian dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel.

Pada hari ketiga, Rabu (13/7/2022) dilaksanakan analisis sampel di laboratorium FMIPA Universitas Mataram yang dilanjutkan dengan pengolahan data, interpretasi data, dan penulisan laporan serta menyusun bahan presentasi untuk dikumpulkan dan dievaluasi.

Menurut Firdaus, pengambilan sampel merupakan tahapan penting dalam setiap penelitian. Oleh karena itu, setiap kelompok peserta harus mengumpulkan sampel yang dibutuhkan untuk dianalisis guna mendapatkan hasil sesuai dengan topik penelitian. 

Contohnya pada pengambilan sampel untuk topik penelitian analisis kualitas air laut di Gili Meno terhadap adanya aktivitas pariwisata.

“Peserta mengambil sampel air laut di titik tertentu yang ada aktivitas pariwisata kemudian membandingkan sampel air laut di titik yang jauh dari aktivitas pariwisata,” lanjut Firdaus.

Selanjutnya ia merinci, dari sampel yang didapat kemudian dilakukan analisis di laboratorium.

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka sebaiknya pada laporan dibuatkan rekomendasi. Dan di hari ini, penelitian tersebut dipresentasikan oleh setiap kelompok dan diberikan tanggapan oleh instruktur. 

Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya