Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan tidak ada karantina bagi jemaah haji yang dalam kondisi sehat tiba di Indonesia.
"Tidak ada karantina. Perlu diperjelas lagi ya, tidak ada karantina terpusat bagi jemaah haji," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes dr Budi Sylvana.
Advertisement
Budi mengatakan, setibanya di Tanah Air para jemaah haji yang dalam kondisi sehat bisa pulang ke daerahnya masing-masing.
Lalu, bakal dibekali dengan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH). Selama 21 hari, dinas kesehatan masing-masing daerah bakal memantau kesehatan para jemaah haji.
Bila sakit seperti demam selama masa pemantauan segera ke puskesmas terdekat sambil membawa K3JH.
"Tidak ada karantina tapi yang ada pengawasan kesehatan secara mandiri. Jemaah yang sehat bisa melakukan aktivitas seperti biasa," tutur Budi dalam konferensi pers pada Kamis, 14 Juli 2022.
Pemeriksaan Kesehatan Saat Tiba di Bandara
Sekitar 151 ribu jemaah haji Indonesia bakal kembali ke Tanah Air. Kepulangan mereka bakal dilakukan secara bertahap.
Jemaah haji gelombang pertama yang terdiri dari enam kloter rencananya tiba di Tanah Air pada Jumat, 15 Juli 2022.
Setibanya di bandara, bakal ada pemeriksaan kesehatan pada jemaah haji. Diantaranya dengan pemeriksaan suhu tubuh dengan thermal scanner dan thermo gun. Lalu, diperiksa juga tanda atau gejala ada tidaknya penyakit menular.
Budi mengatakan bila jemaah haji menunjukkan gejala COVID-19 atau suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius bakal dilakukan tes konfirmasi dengan tes COVID-19.
"Sementara bagi jemaah yang sehat dapat langsung ke daerahnya masing-masing," kata Budi.
Sebenarnya, bukan cuma COVID-19 yang diwaspadai. Pemeriksaan kesehatan di bandara terhadap jemaah haji dilakukan juga untuk mendeteksi dini ada tidaknya kasus penyakit menular seperti Mers-Cov, meningitis, polio, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIOC).
Sesampai di tempat tujuan, Budi mengingatkan jemaah haji agar tetap menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Jemaah haji disarankan istirahat yang cukup, konsumsi makanan yang bergizi, dan menjaga kebersihan diri setibanya jemaah di kampung halaman dan selama proses pemantauan kesehatan.
“Untuk memastikan jemaah tetap sehat sekembalinya ke Tanah Air,” ujar Budi.
Advertisement
Posko Kesehatan di Bandara
Selain skrining kesehatan, Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan posko kesehatan di bandara untuk pelayanan rawat jalan, emergency, dan rujukan.
Selain itu juga menyediakan mobil ambulans dan tenaga medis sebagai antisipasi terhadap penyakit menular. Kemenkes juga menyiapkan sistem surveilans kesehatan terhadap jemaah haji Indonesia yang tiba di Tanah Air bersama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota.
Tetap Pakai Masker
Mengingat potensi penularan COVID-19 masih ada, Plh. Dir. Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag RI, Susari mengatakan, keluarga atau kerabat jemaah haji boleh melakukan penjemputan tapi harus tetap memenuhi protokol kesehatan secara ketat salah satunya tetap memakai masker. .
"Akan ada dua titik berpotensi dalam penyebaran COVID-19. Pertama, saat penjemputan jemaah haji oleh keluarga atau kerabat. Sudah menjadi tradisi bahwa yang menjemput seorang jemaah haji tidak hanya satu orang, bisa dua, tiga, empat, bahkan lebih. Andai kata satu orang dijemput oleh 2-3 mobil, satu mobil berisi 4-5 orang, bisa dilihat berapa orang yang akan berkerumun disitu," jelas Susari pada Senin lalu.
"Kedua, nanti waktu pulang, juga sudah menjadi tradisi kerabat dan saudara jemaah haji akan berdatangan dan berinteraksi. Ini harus kita lakukan sosialisasi dan edukasi kepada mereka supaya tetap mematuhi protokol kesehatan," lanjutnya dalam diskusi di Kantor Kemenkominfo RI, Jakarta pada 11 Juli 2022.
Susari juga menegaskan, apabila ditemukan gejala COVID-19 pada jemaah haji, maka keluarga yang bersangkutan dianjurkan untuk tidak mengunjungi.
Advertisement