Jangan Anggap Sepele, Jerawat Bisa Sebabkan Depresi hingga Bunuh Diri

Permasalahan kulit seperti jerawat sudah semestinya mendapat perhatian lebih karena dapat berdampak pada psikososial seseorang.

oleh Putu Elmira diperbarui 16 Jul 2022, 08:02 WIB
Ilustrasi jerawat (dok. Pixabay.com/Kjerstin Michaela Haraldsen)

Liputan6.com, Jakarta - Jerawat telah lama menjadi salah satu problematika kulit yang dikeluhkan seantero jagat, termasuk Indonesia. Dermato Venereologist dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV, FAADV menyebut angka kejadian jerawat mencapai sembilan persen di seluruh dunia.

"(Jerawat) menduduki satu dari delapan penyakit tersering yang ditemui dan pada remaja angka kejadian itu bisa mencapai 80--85 persen, artinya kemungkinan 80--85 persen remaja pernah mengalaminya," kata dr. Fitria dalam DermLive by La Roche Posay di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu, 13 Juli 2022.

dr. Fitria menyatakan bahwa jerawat tidak hanya menimpa anak remaja, tetapi juga pada orang dewasa yang disebutnya sebagai adult acne. Adult acne adalah jerawat yang terjadi pada usia lebih dari 25 tahun dengan penyebab yang harus digali lebih lanjut.

"Sedangkan pada remaja yang masih dalam usia yang mungkin secara emosional belum stabil, ketidakstabilan ini dalam fase ingin mencari jati diri tapi tiba-tiba dapat dampak jerawat. Jerawat ini sering berdampak pada psikososial," tambahnya.

Ia menjelaskan biasa mengukur dampak jerawat pada psikososial pasien melalui pengisian kuisioner. Setidaknya, terdapat 14 pertanyaan yang diajukan kepada pasien. Bila skor tinggi pasien dapat diedukasi serta merujuknya ke psikolog atau lebih berat lagi bisa ke psikiatri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penyebab Jerawat

Ilustrasi jerawat. Sumber foto: pixabay.com/Kjerstin Michaela.

"Jerawat remaja ada berbagai faktor mulai dari tinggal di negara tropis yang lembap dan sinar matahari sepanjang tahun. Dalam hal ini memilih kosmetik harus tepat dan skincare harus sesuai dengan kebutuhan kulit," kata dr. Fitria.

Penyebab lainnya adalah kebiasaan memakai makeup sepanjang hari yang terlalu menutup. Begitu pula dengan pola makan, mengonsumsi makanan dengan olahan susu juga dapat menimbulkan jerawat.

"Faktor genetik, genetik bukan jerawat yang diturunkan tapi kondisi kulitnya, misalnya jenis kulit oily skin yang mudah berjerawat," lanjutnya.

Lantas, bagaimana penanganan jerawat yang mesti dilakukan? dr. Fitria menyarankan untuk memastikan analisa kelainan kulit apakah benar jerawat atau tidak kepada ahlinya. Mengingat dalam beberapa kondisi, penampakan seperti jerawat namun sebenarnya bukan masalah kulit itu.

"Misalnya peradangan pada folikel rambut, menyerupai jerawat yang bisa disebabkan konsumsi obat-obat tertentu seperti steroid dan antidepresan, atau kondisi dermatitis perioral sering kali kalau pakai masker," ungkapnya.


Jangan Anggap Sepele

Ilustrasi konsultasi kesehatan mental. (dok. Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Dia menegaskan bahwa hal yang paling penting adalah diagnosis jerawat tersebut akan berdampak terhadap terapinya. "Obatilah sedini mungkin karena risiko untuk terjadinya acne scar atau bekas jerawat akan semakin kecil risikonya tentunya quality of life juga akan membaik," tambahnya.

"Bahkan yang berat sampai depresi berat dan ingin bunuh diri itu ada, dan itu memang ada kepustakaannya yang melakukan penelitian mulai dari malu, tidak percaya diri sampai akhirnya depresi berat dan munculnya suicide, seberat itu loh. Jadi jangan anggap sepele," tegas dr. Fitria.

Head of Marketing Active Cosmetics Division L'Oreal Indonesia Nestya Sedayu menyampaikan bahwa jerawat menjadi salah satu permasalahan kulit yang menjadi perhatian La Roche Posay. Mengingat jerawat kerap dianggap tidak serius, padahal dampaknya bagi mereka yang mengalami jerawat sangat besar pada kualitas hidup.

"Jadi, 97 persen orang yang punya masalah jerawat mengakui bahwa masalah jerawat ini punya impact ke kehidupan sehari-hari mereka. 53 persen juga mengakui bahwa mereka merasa stres atau depresi gara-gara masalah jerawat ini, mungkin bisa jadi karena komen orang atau dari dirinya sendiri dan 50 persen ketika jerawat cenderung mengisolasi diri dari luar," terangnya.

 

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit.

Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/ apps/details?id=com.tldigital. sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.   


Analisa Kulit Berjerawat Berbasis AI

Analisa kulit berjerawat dengan berbasis AI bernama Effaclar Spotscan. (dok. La Roche Posay)

Melihat permasalahan jerawat di masyarakat, La Roche Posay menghadirkan solusi untuk mengatasi masalah melalui melalui opsi produk, informasi, edukasi, teknologi yang mudah diakses, dan analisa serta konsultasi dengan para ahli. Salah satu inovasi teranyar yang disuguhkan adalah menganalisis jerawat dengan berbasis AI lewat Effaclar Spotscan.

"Misi brand kami ingin mendekatkan akses dermatologi ke masyarakat yang punya masalah kulit, spesifiknya jerawat. Caranya dengan edukasi dan bekerja sama dengan dermatologist untuk membantu masalah kulih pilihan lewat solusi produk inovasi AI sebelum mendapat konsultasi dari dermatologist," terang Nestya.

Alat ini menggunakan evaluasi GEA (Global Evaluation of Acne), yakni skala evaluasi global yang digunakan oleh dermatolog di dunia untuk mengukur tingkat keparahan jerawat, jumlah komedo, jerawat meradang, dan noda bekas jerawat. Effaclar Spotscan dapat diakses secara gratis melalui website La Roche Posay Indonesia. Spotscan ini dikatakan Nestya tak dapat menggantikan saran para ahli, tetapi bisa menjadi awal sebelum konsultasi ke dermatolog.

Proses analisa Effaclar Spotscan terdiri atas:

1. Ambil tiga swafoto untuk foto wajah, yakni tampak samping kanan dan samping kiri. Effaclar Spotscan akan menganalisa dan menentukan tingkat kondisi kulit berjerawat (GEA) 0 hingga 5.

Effaclar Spotscan akan memberi tahu untuk berkonsultasi dengan dermatolog jika nilai GEA mereka sama dengan atau lebih dari 2. Teknologi ini memberi pilihan bagi konsumen untuk berkonsultasi dan mendapatkan diagnosa dari dermatolog melalui layanan teledermatologi dari Halodoc.

2. Berdasarkan analisa tingkat GEA, Effaclar Spotscan akan merekomendasikan rangkaian perawatan kulit yang sesuai dengan kebutuhan kulit, sembari menunggu konsultasi dengan dermatolog jika diperlukan.

3. Effaclar Spotscan merrekomendasi tips mengenai cara merawat kulit berjerawat.

Infografis 5 Tips Cegah Jerawat Saat Pakai Masker Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya