Liputan6.com, Jakarta - Potensi kenaikan kasus COVID-19 nasional dengan adanya dominasi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diperkirakan masih akan terjadi ke depannya. Masyarakat pun diharapkan tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, utamanya kembali memakai masker di luar ruang.
Wanti-wanti di atas disampaikan Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito. Jika melihat data negara lain, puncak kasus COVID-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terjadi pada 16-33 hari sejak kedua varian ditemukan di negara yang bersangkutan.
Advertisement
Di Indonesia, subvarian BA.4 dan BA.5 terdeteksi pada 6 Juni 2022. Semenjak ditemukannya kedua varian tersebut, perlahan-lahan terjadi penambahan kasus harian COVID-19 Tanah Air. Mulai dari 1.000 kasus per hari sampai menembus 3.000 kasus baru dalam beberapa hari ini.
"Berkaca dengan pengalaman dari negara lain, umumnya puncak kasus terjadi sekitar 16-33 hari dengan rawat inap 29-49 hari kemudian sejak subvarian ini ditemukan," terang Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Jumat (15/7/2022).
Meski demikian, Wiku menekankan, potensi kenaikan kasus bisa dicegah dengan perilaku yang tepat di masa pandemi.
"Jika ditelaah, kedua subvarian Omicron ini ditemukan pada tanggal 6 Juni 2022 atau sekitar 36 hari yang lalu. Artinya, masih ada (potensi) kenaikan kasus kasus ke depannya. Potensi ini bisa kita cegah dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BA.4 dan BA.5 Mendominasi 81 Persen
Wiku Adisasmito mengatakan, dominasi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia sudah 81 persen. Angka ini sudah melebihi penyebaran varian Delta yang sebelumnya mendominasi.
"Adanya varian baru COVID-19, yaitu BA.4 dan BA.5 yang mendominasi sekitar 81 persen varian COVID-19," lanjutnya.
Sebagaimana Laporan Harian COVID-19, Ketahanan Kesehatan dalam Menjalani Tatanan Hidup Baru Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 12 Juli 2022 yang diperoleh Health Liputan6.com, provinsi dengan jumlah varian BA.4 dan BA.5 terbanyak berada di DKI Jakarta.
Dari distribusi penyebaran varian, jumlah BA.5 lebih banyak dibanding BA.4. Berikut ini persebaran BA.4 dan BA.5 hingga 11 Juli 2022:
BA.4
- DKI Jakarta 117
- Jawa Timur 10
- Bali 15
- Jawa Barat 3
- Banten 1
BA.5
- DKI Jakarta 1.443
- Jawa Timur 97
- Bali 70
- Jawa Barat 50
- Banten 10
- Jawa Tengah 6
- Sulawesi Selatan 2
- Sumatera Selatan 1
Advertisement
90 Persen Varian Omicron
Laporan Harian COVID-19, Ketahanan Kesehatan dalam Menjalani Tatanan Hidup Baru Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 12 Juli 2022 juga memaparkan perkembangan varian COVID-19 di Indonesia secara umum.
Terpantau varian Omicron mendominasi Indonesia di angka 90 persen. Varian Omicron sepenuhnya mulai mendominasi sejak Februari 2022.
Data ini diolah dari tanggal 1 Januari sampai 11 Juli 2022 pukul 18.00 WIB. Distribusi varian COVID-19 khususnya Delta dan Omicron di Indonesia secara umum, antara lain:
- Januari 6.500 Omicron, 1.500 Delta
- Februari 2.500
- Maret 1.500
- April 500
- Mei 250
- Juni 2.500
Provinsi dengan sampling Whole Genome Sequencing (WGS) yang melaporkan varian Omicron terbanyak, yakni:
- DKI Jakarta 8.383 sekuens
- Jawa Barat 1.728 sekuens
- Banten 843 sekuens
Lindungi Diri dengan Vaksin Booster
Adanya dominasi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang diiringi dengan kenaikan kasus COVID-19, masyarakat juga diminta segera vaksinasi booster. Upaya ini demi perlindungan terhadap penularan virus Corona.
"Dengan meningkatnya kasus COVID-19 belakangan ini, harus disikapi dengan disiplin tinggi protokol kesehatan. Di samping, terus berupaya melindungi diri, salah satunya segera mendapatkan vaksin booster," pesan Wiku Adisasmito.
Senada dengan Wiku, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menekankan pentingnya vaksinasi booster. Kekebalan dari vaksin diharapkan mencegah terjadinya angka kesakitan COVID-19.
"Kita harus meningkatkan kembali kewaspadaan dan persiapan diri dengan baik termasuk dengan melakukan booster atau suntikan ketiga vaksin COVID-19. Booster menjadi hal utama yang kini sangatlah penting terutama dengan adanya subvarian baru ini," kata Reisa di Kantor Presiden Jakarta, ditulis Kamis (14/7/2022).
"Dengan tingginya imunitas atau kekebalan dalam tubuh kita dan masyarakat, maka diharapkan tidak terjadi lonjakan kasus yang tinggi kembali dan angka kesakitan serta kefatalan dapat menurun."
Advertisement