Liputan6.com, Jakarta - Seorang ahli anestesi Brasil telah ditangkap setelah dia difilmkan melakukan pelecehan seksual terhadap wanita hamil selama operasi caesar.
Giovanni Quintella Bezerra, 32, ditangkap pada hari Senin atas dugaan pemerkosaan. Pria itu terekam dalam video memasukkan alat kelaminnya ke dalam mulut seorang pasien wanita setelah dia membiusnya dengan berat di Rumah Sakit da Mulher di São João de Meriti, Rio de Janeiro.
Advertisement
Staf Rumah Sakit Memasang Kamera Tersembunyi Setelah Bezerra Memberi Pasien Dosis Lebih Tinggi
Bezerra, yang baru menyelesaikan pelatihan medisnya di bidang anestesi dua bulan lalu, membuat staf rumah sakit curiga setelah memberikan dosis bius lebih dari seharusnya kepada pasiennya. Staf rumah sakit itu kemudian memasang kamera rahasia untuk melihat apa yang dia lakukan sebelum operasi caesar pada seorang wanita yang akan melahirkan.
Apa yang mereka temukan di rekaman video membuat mereka ngeri. Bezerra terlihat melakukan pelecehan seksual terhadap wanita itu dengan memasukkan alat kelaminnya ke dalam mulutnya saat dokter lain melakukan operasi caesar padanya hanya beberapa meter di sisi lain tirai bedah.
Artikel tentang pilu, wanita ini alami pelecehan saat dibius untuk operasi caesar menjadi yang terpopuler di kanal Citizen6-Liputan6.com. Disusul dengan artikel tentang apakah mandi setiap hari baik untuk kesehatan?
Sementara itu artikel ketiga terpopuler tentang risiko Anda terinfeksi Covid-19 tergantung dari golongan darah, ini yang paling kebal.
Berikut Top 3 Citizen6:
1. Pilu, Wanita Ini Alami Pelecehan Saat Dibius untuk Operasi Caesar
Dalam video tersebut, pasien terbaring di ranjang rumah sakit, tidak sadarkan diri. Di sisi kiri sprei, tim bedah rumah sakit sedang melakukan operasi caesar.
Sementara itu, di sisi kanan sprei, Giovanni terlihat membuka ritsleting celananya, menarik alat kelaminnya keluar dan memasukkannya ke dalam mulut ibu hamil itu.
Setelah selesai, dia menyeka mulut pasien dengan tisu untuk menghapus bukti kejahatan. Dugaan pelecehan tersebut terjadi pada hari Minggu, dilaporkan berlangsung selama sepuluh menit setelah Bezzera menunggu pendamping wanita itu meninggalkan ruangan dengan anak yang baru lahir.
2. Apakah Mandi Setiap Hari Baik untuk Kesehatan?
Kebiasaan gaya hidup sehat sangat penting untuk kesehatan tubuh. Mereka membantu kita tetap bebas penyakit dan juga meningkatkan harapan hidup kita.
Di antara banyak kebiasaan sehat seperti diet seimbang, olahraga teratur dan tidur tepat waktu, mandi setiap hari juga memegang peranan penting dan berkontribusi pada gaya hidup sehat.
Menurut sebuah penelitian, mandi, baik itu mandi atau perendaman seluruh tubuh, memiliki efek positif pada kesehatan mental, kesehatan secara umum, fungsi sosial dan kesehatan emosional.
Tapi, pertanyaannya, apakah mandi setiap hari benar-benar baik untuk kesehatan? Apakah Mandi Setiap Hari Diperlukan? Mandi terutama dianggap sebagai tindakan membersihkan partikel kotoran, kotoran dan keringat dari tubuh.
Dilansir dari Boldsky, menurut sebuah penelitian yang berbasis di Harvard, orang mandi setiap hari karena kebiasaan dan harapan masyarakat daripada kesehatan.
Beberapa alasan mengapa orang memilih untuk mandi setiap hari termasuk bau badan yang tidak sedap, sebagai bagian dari rutinitas setelah berolahraga atau karena membantu mereka bangun untuk melakukan tugas hari itu.
Advertisement
3. Risiko Anda Terinfeksi Covid-19 Tergantung dari Golongan Darah, Ini yang Paling Kebal
Meski pemerintah Indonesia telah memutuskan bahwa masyarakat mesti hidup dengan virus Corona, faktanya kasus harian Covid-19 kembali naik. Bahkan, satgas meminta masyarakat untuk waspada dnegan kasus harian Covid yang naik hingga 6 kali lipat.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin sudah memperkirakan potensi kenaikan kasus COVID-19 di tengah penyebaran Omicron BA.4 dan BA.5. Perkiraan ini melihat data perkembangan COVID-19 di sejumlah negara yang mengalami kenaikan kasus secara drastis.
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 naik di semua negara di Eropa. Data per Juni 2022 yang dihimpun Kementerian Kesehatan, angka COVID-19 di Jerman bisa menembus 80.000 kasus per hari, Prancis 78.000 kasus, Brasil 55.000 kasus, Italia 54.000 kasus.
Dengan peningkatan infeksi yang tajam, banyak yang mungkin khawatir tentang risiko mereka tertular virus ini baik untuk pertama kali atau kembali tertular.
Menariknya, ternyata risiko Anda tertular dapat diturunkan secara signifikan tergantung pada jenis darah yang Anda miliki. Demikian menurut sebuah penelitian.