Wali Kota: Jika Depok Gabung Jakarta, Tak Ada Lagi Saling Menyalahi Masalah Banjir

Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, ide penggabungan kota penyangga dari ibu kota Jakarta ini sudah lama. Rencana tersebut sudah ada sejak zaman Gubernur Sutiyoso, dengan memiliki ide gagasan penyatuan daerah penyangga ibu kota.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 15 Jul 2022, 10:54 WIB
Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat ditemui di aula Teratai Balai Kota Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Depok - Wali Kota Depok, Mohammad Idris, menjelaskan alasan dirinya mendukung Kota Depok menjadi bagian dari DKI Jakarta. Menurutnya, masuknya Depok ke Jakarta dinilai akan menyelesaikan permasalahan konvensional yakni banjir.

Dia mengatakan, ide penggabungan kota penyangga dari ibu kota Jakarta ini sudah lama. Rencana tersebut sudah ada sejak zaman Gubernur Sutiyoso, dengan ide gagasan penyatuan daerah penyangga ibu kota.

“Dulu kalau gak salah namanya Megapolitan,” ujar Idris, Jumat (15/7/2022).

Tidak hanya itu, sambung Idris, ide penggabungan daerah penyangga menjadi Megapolitan mendapatkan dukungan dari Ryaas Rasyid. Idris menilai Ryaas Rasyid menguatkan kembali akan rencana tersebut.

“Nah baru-baru ini beliau (Ryaas Rasyid) menguatkan kembali,” terang Idris.

Idris menjelaskan, Pemerintah Kota Depok berusaha melakukan pembaharuan kembali ide tersebut. Idris mengakui memimpin Kota Depok sejak 2011 hingga 2016, merasakan berbagai persoalan konvensional di jabodetabek tidak selesai.

“Ternyata permasalahannya tadi, kolaborasi kerjasama daerah penyangga ibu kota yang selama ini sebenarnya sudah diwadahi dengan BKSP, yang periode terakhir itu diketuai Gubernur Anies Baswedan.

Idris mengungkapkan, efektifitas penyelesaian masalah konvensional dinilai hanya 20 persen dari kolaborasi tersebut. Hal itu disebabkan otonomi daerah sangat terkait dengan masalah sistem politik kepartaian di Indonesia.

“Ini juga mempengaruhi dalam hal pembangunan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat,” ungkap Idris.

Kebijakan-kebijakan berbagai partai politik berbeda-beda dan memiliki kepentingan masing-masing. Hal itulah yang melatarbelakangi persoalan konvensional seperti banjir, macet, demografinya, penambahan migrasi, dan persoalan lain yang dianggap klasik tidak selesai.

“Bahkan maaf, kadang sampai ke saling menyalahi, wah ini banjir karena Depok, tapi Depok bilang banjir karena Bogor, Bogor bilang enggak karena memang di hulunya seperti itu,” ucap Idris.

Idris menuturkan, permasalahan konvensional tersebut dapat selesai dengan cara disatukan daerah penyangga Jakarta. Penyatuan wilayah penyangga dapat melalui BKSP sehingga permasalahan konvensional dapat diselesaikan.

“Cita-cita dulu bahkan sebelum merdeka kan, Jakarta itu menjadi Amsterdam-nya Indonesia. Nah ini harus kita wujudkan. Orang punya mimpi itu bukan ujug-ujug, tapi memang ada potensi itu,” pungkas Idris.


Istilah SCBD Sinyal Bodebek Gabung DKI Jakarta

Para remaja dari berbagai daerah di pinggiran Jakarta berkumpul di Taman Sudirman, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Tempat ini viral karena jadi ajang adu fashion anak Citayam, Bekasi hingga Bojong Gede. Mereka mengenakan kemeja flanel oversize, celana model 90-an seperti boot cut atau cutbray, sneakers klasik, dan topi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Fenomena fashion week remaja asal Citayam, Bojonggede, dan Depok di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat menjadi perhatian banyak pihak, tak terkecuali kalangan elite.

Bahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memunculkan istilah SCBD yang merupakan singkatan dari nama empat wilayah di atas, yakni Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok.

Terkait hal ini, Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono mengatakan bahwa fenomena remaja SCBD menjadi tanda keinginan bergabungnya Kota Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) dengan DKI Jakarta. Hal itu juga terlihat dari beberapa kemiripan yang dimiliki Depok dengan Jakarta.

“Dari sisi budaya, bahasanya Betawi, wilayah kedekatan dengan Jakarta,” ujar Imam saat ditemui awak media usai peletakan batu pertama di Sekolah Al Fikri, Kota Depok, Kamis 14 Juli 2022.

Infografis Journal: Fakta Fenomena Remaja Citayam di Fashion Week Sudirman (Trie Yasni/Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya