Liputan6.com, Jakarta - Kaspersky mendapatkan hak paten dari US Patent and Trademark Office untuk sistem blokir iklan di smartphone. Metode yang dipatenkan kali ini berbeda dari sebelumnya, di mana teknologi pemblokiran iklan ini tidak mengurangi baterai smartphone atau meningkatkan konsumsi trafik.
Sekadar informasi, penjualan space iklan di aplikasi ponsel jadi metode paling populer bagi pengembang untuk mendapatkan keuntungan dari produknya. Sayangnya, kebanyakan iklan yang muncul di aplikasi justru akan merusak pengalaman pengguna.
Advertisement
Bukan hanya itu, beberapa modul iklan juga berisi ancaman untuk pengguna, salah satunya menyebarkan link ke situs-situs berbahaya.
Teknologi pemblokiran iklan ini, secara umum menginformasikan bahwa semua trafik atau lalu lintas data harus disaring melalui server jarak jauh sebelum masuk ke perangkat awal.
Metode ini dideskripsikan dalam paten US20200259790 A1, yang memberikan solusi untuk dipakai di perangkat lokal.
Disebutkan, solusi ini akan menghilangkan lambatnya performa aplikasi, tambahan biaya untuk pemindahan data, atau borosnya performa baterai. Hal-hal tersebut merupakan kerugian utama yang disebabkan oleh layanan pemblokiran iklan atau ad blocking memakai VPN.
Lebih lanjut, seperti dikutip dari keterangan Kasperksy, Jumat (15/7/2022), melalui permintaan DNS ke IP Address, teknologi baru ini mendeteksi permintaan ke penyedia iklan dari alur trafik awal hingga sampai di perangkat.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Iklan Tak Lagi Muncul di Layar Ponsel Pengguna
Jika permintaan DNS dari aplikasi berhubungan dengan penyedia layanan iklan, iklan akan diblokir dan tidak akan muncul di layar pengguna.
Inovator Teknologi dan Head of IOS Development di Kaspersky, Alexey Komissarov, mengatakan, pemblokiran iklan di perangkat kadang butuh waktu beberapa waktu dan hal ini sudah pasti menjengkelkan.
"Metode ads-blocking ini berpotensi membuat pengalaman lebih nyaman bagi pengguna aplikasi. Kami tengah menguji pengaplikasi dari teknologi ini dan melakukan berbagai macam tes dari fitur terbaru sebagai solusi dari Kaspersky," kata Komissarov.
Ancaman Malware di Smartphone Turun
Data statistik Kaspersky dari 2019-2021 menunjukkan lanskap ancaman malware seluler di Indonesia mengalami penurunan sebesar 32,51 persen. Selain itu, ancaman malware mobile banking di Indonesia turun signifikan sebesar 75,49 persen dalam tiga tahun terakhir.
Meskipun terjadi penurunan jumlah serangan terhadap pengguna perangkat mobile di Indonesia, namun pengguna jangan lengah.
Para pakar Kaspersky memperingatkan serangan bisa saja menjadi semakin canggih, baik serangan malware maupun fungsionalitas perangkat.
Advertisement
Kejahatan Siber Sedikit Mereda?
Pada periode pelaporan, setelah lonjakan pada semester kedua 2020, aktivitas kejahatan dunia maya secara bertahap mereda, tidak ada berita global atau kampanye besar, dan topik Covid-19 mulai memudar.
Pada saat yang sama, pemain baru terus muncul di arena siber karena malware menjadi lebih canggih. Dengan demikian, penurunan jumlah keseluruhan serangan "dikompensasikan" oleh dampak yang lebih besar dari serangan yang berhasil.
Mengutip keterangan resmi Kaspersky, Minggu (19/6/2022), produk Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak 375.547 deteksi ancaman malware seluler di Indonesia tahun lalu, dengan deteksi terbanyak terjadi pada kuartal dua (April-Juni) dengan 123.602 deteksi.
Dari lebih setengah juta (556.482) deteksi ancaman terhadap pengguna Indonesia yang terdeteksi oleh Kaspersky pada 2019, menunjukkan turun sebesar 32,51 persen pada 2021.
Selain itu, jika dibandingkan dengan tahun 2020, statistik juga menunjukkan sedikit penurunan sebesar 0,90 persen dengan 378.967 seluler ancaman malware terdeteksi pada periode tersebut.
Statistik di atas, meski menurun, masih menempatkan Indonesia sebagai negara keempat dengan deteksi malware seluler terbanyak pada tahun 2021 secara global. Kemudian menyusul Rusia, Ukraina, dan Turki.
Tahun 2021, produk Kaspersky juga mendeteksi sebanyak 301 malware mobile banking terhadap Indonesia. Ini adalah penurunan secara umum (75,49 persen) dari 1.228 deteksi pada 2019, tetapi juga meningkat 20,88 persen dibandingkan dengan 249 deteksi pada 2020.
(Tin/Ysl)