Ukraina Diundang Hadir Oleh Indonesia ke FMCBG G20 di Bali

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia akan bersama-sama memimpin pertemuan FMCBG G20 di Bali.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Jul 2022, 14:24 WIB
Bendera dukungan terhadap Ukraina di tengah perang dengan Rusia. (AFP/Fabrice Coffrini)

Liputan6.com, Nusa Dua - Presidensi G20 Indonesia kembali mengundang Menteri Keuangan Ukraina untuk hadir secara virtual.

Kehadiran mayoritas delegasi negara G20, negara terundang (invitees), dan organisasi internasional secara fisik di Bali menunjukkan keseriusan dan komitmen global untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia dan mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, terutama di tengah meningkatnya tantangan global.

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia akan bersama-sama memimpin pertemuan, demikian disampaikan dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari Kementerian Keungan, Jumat (15/7/2022).

Dalam pembukaan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, "G20 perlu melangkah lebih jauh, dengan melakukan tindakan nyata yang didasari semangat kerja sama, kolaborasi, dan konsensus, untuk mengatasi tantangan global."

Pada pertemuan ini, para delegasi akan membahas tujuh agenda prioritas maupun legacy pada jalur keuangan yaitu:

1. Ekonomi global dan risikonya

Presidensi G20 Indonesia terus melanjutkan diskusi terkait kondisi perekonomian global terkini dan respons kebijakan yang tepat dalam mencapai pemulihan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

Hal ini dilakukan untuk menghadapi tantangan dengan meningkatnya tekanan inflasi, disrupsi rantai pasok global, ketidakseimbangan permintaan (demand) dan ketersediaan penawaran (supply), peningkatan harga komoditas dan energi akibat pandemi COVID-19 serta perang di Ukraina.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2. Isu kesehatan global

Agenda utama presidensi G20 Indonesia mengerucut pada 3 bidang yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.

Pertemuan akan merumuskan upaya merevitalisasi arsitektur kesehatan global sehingga dapat mendukung kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons terhadap pandemi di masa yang akan datang. Pertemuan juga akan mendiskusikan langkah tindak lanjut dari pembentukan dana kesehatan multilateral untuk penanganan pandemi di masa depan, terutama dalam hal memperkuat kolaborasi antara keuangan dan kesehatan.

Saat ini, komitmen yang telah terkumpul sekitar USD 1.1 miliar. Semua negara G20 dan bahkan beberapa negara non-G20 dan juga organisasi internasional menyatakan dukungan dan komitmen kontribusi ke dana multilateral ini. Hal ini menjadi salah satu hasil kongkrit dari kepemimpinan yang kuat dari Indonesia sebagai Presidensi G20.

3. Arsitektur keuangan internasional

G20 tengah mencari upaya untuk mendorong perbaikan pengelolaan utang negara miskin, dan mendorong penguatan ketahanan keuangan global jangka panjang yang antara lain diakukan dengan upaya menjaga aliran modal asing yang berkelanjutan dengan tetap memitigasi risiko terhadap volatilitas aliran modal dan penguatan jaring pengaman keuangan global.

 


4. Isu pada sektor keuangan

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di acara online G20. (YouTube)

G20 akan terus mendiskusikan strategi normalisasi kebijakan serta mitigasi dampak jangka panjang dari pandemi (scarring effect) di sektor keuangan serta upaya untuk memperkuat sektor keuangan global melalui pengelolaan risiko dan optimalisasi teknologi dan digitalisasi, serta pengaturan sistem pembayaran lintas batas. Selain itu, G20 juga terus meningkatkan upaya untuk mendorong inklusi keuangan bagi kelompok yang rentan melalui pemanfaatan digitalisasi.

5. Keuangan berkelanjutan

Di tahun ini Presidensi G20 Indonesia tengah fokus memajukan 3 (tiga) agenda utama yaitu pengembangan kerangka kerja transisi keuangan (transition finance) dan peningkatan kredibilitas komitmen institusi keuangan terhadap transisi ekonomi hijau, meningkatkan keuangan berkelanjutan dengan peningkatan akses dan keterjangkauan instrumen hijau, serta diskusi terkait instrumen kebijakan yang dapat memberikan insentif pembiayaan dan investasi. Keseluruhan agenda dimaksud untuk mendukung transisi yang adil dan terjangkau.

 


6. Pembangunan infrastruktur

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Forum G20 di Bali (dok: Bank Indonesia)

G20 akan mendiskusikan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, inklusif, mudah diakses, dan terjangkau. Untuk meningkatkan keterlibatan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur, G20 menyusun kerangka kerja peningkatan partisipasi swasta dalam mendukung infrastruktur berkelanjutan.

7. Perpajakan internasional

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara G20 juga terus mendorong agenda terkait dengan perpajakan international dengan memastikan implementasi kesepakatan global di tahun 2021 berupa dua pilar G20/OECD.

Presidensi G20 Indonesia terus mendorong semangat multilateralisme dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 dengan terus memfasilitasi dan memberikan dukungan penuh terhadap agenda utama G20. Presidensi G20 Indonesia juga terus mendorong hasil yang kon​kret yang berdampak langsung bagi proses pemulihan ekonomi global, sehingga dapat recover together, recover stronger.

Infografis Putin Akan Hadiri KTT G20 Bali di Tengah Invasi ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya