Benang Merah Pembunuhan Shinzo Abe: Gereja Unifikasi hingga Dugaan Cuci Otak

Pihak keluarga dari pembunuh Shinzo Abe menuding ibu pelaku dirugikan, bahkan dicuci otak, Gereja Unifikasi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Jul 2022, 14:38 WIB
Tetsuya Yamagami, bawah, ditahan di dekat lokasi penembakan di Prefektur Nara, Jepang barat, Jumat, 8 Juli 2022. Shinzo Abe, mantan Perdana Menteri Jepang telah mengalami insiden penembakan di kota barat Nara oleh seorang pria berusia 40-an yang diidentifikasi sebagai Tetsuya Yamagami. (Katsuhiko Hirano/The Yomiuri Shimbun via AP)

Liputan6.com, Tokyo - Motif dari pelaku penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe semakin terkuak. Benang merah muncul antara Gereja Unifikasi, masalah ekonomi keluarga, dan Shinzo Abe

Dilaporkan Kyodo, Jumat (15/7/2022), pihak keluarga menduga ibunda dari pelaku Tetsuya Yamagami mengalami cuci otak. Total donasi yang diberikan wanita itu mencapai 100 juta yen (Rp 10 miliar).

Donasi itu berasal dari penjualan lahan dan rumah keluarga. Meski wanita itu bangkrut di tahun 2022, ia terus memberikan sumbangan dalam jumlah kecil.

"Saya percaya ia merupakan pengikut yang sangat penting dari gereja itu. Ia berada di bawah kendali pikiran," ujar paman dari Tetsuya Yamagami.

Paman dari Tetsuya Yamagami bercerita wanita itu bergabung ke Gereja Unifikasi pada 1991 setelah ayahandanya bunuh diri. Nama lengkap dari gereja itu adalah Federasi Keluarga untuk Kedamaian Dunia dan Unifikasi.

Pihak gereja mengklaim telah mengembalikan 50 juta yen kepada wanita itu, namun tidak mencatat jumlah donasi yang ia berikan ke organisasi tersebut. Paman dari Tetsuya Yamagami mengkritik respons dari gereja yang dinilai tak bertanggung jawab.

Pihak keluarga Yamagami disebut jatuh miskin karena gereja tersebut. Pelaku bahkan tidak bisa kuliah karena kekurangan uang.

"Ia (Tetsuya Yamagami) sangatlah cerdas seperti ayahnya," ujar paman pelaku. "Ia juga pekerja keras dan saya hanya punya memori yang baik tentangnya."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Benang Merah ke Shinzo Abe

Dalam file foto pada 24 Agustus 2020, Shinzo Abe yang masih menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang berbicara kepada media setibanya di kantor perdana menteri. Shinzo Abe yang sebelumnya dalam kondisi kritis di rumah sakit usai penembakan saat acara kampanye dilaporkan meninggal dunia, pada Jumat, 8 Juli 2022. (Kazuhiro NOGI / AFP)

Sebelumnya dilaporkan bahwa Tetsuya Yamagami adalah anggota Pasukan Bela Diri Jepang. Sang paman mengakui hal tersebut. 

Pada 2005, Tetsuya Yamagami mencoba bunuh diri ketika dirinya masih menjadi anggota pasukan. Ia ingin bunuh diri supaya uang asuransinya bisa digunakan saudara laki-laki dan perempuannya. 

Ibu dari Yamagami masih hidup hingga sekarang dan disebut siap berkooperasi dalam investigasi. 

Shinzo Abe juga bukan anggota dari Gereja Unifikasi. Namun, Yamagami menyebut kakek dari Shinzo Abe bertanggung jawab karena mengundang gereja yang berasal dari Korea Selatan itu. 

Kakek dari Abe adalah Perdana Menteri Nobusuke Kishi. "Nobusuke Kishi mengundang gereja itu. Jadi saya membunuh Abe," ujar Yamagami.

Gereja Unifikasi didirikan tokoh agama Korea Selatan: Sun Myung Moon. Di Jepang, gereja itu kontroversial karena dianggap sering menjual benda-benda mahal ke jemaah, serta meminta jemaah mendonasikan 10 persen pendapatan mereka. 

Presiden dari Gereja Unifikasi Jepang, Tomihiro Tanaka, menyebut ibu dari pelaku bergabung ke gereja pada 1998, lalu bangkrut pada 2022. Kemudian, wanita itu kembali aktif di gereja pada 2017.


Kota Nara Buka Hotline Konseling untuk Warga yang Stres akibat Penembakan Shinzo Abe

Orang-orang berbaris untuk mempersembahkan bunga dan doa untuk mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, di Kuil Zojoji sebelum pemakamannya Selasa, 12 Juli, di Tokyo. (Eugene Hoshiko/AP)

Kota Nara di Jepang pada Minggu, 10 Juli 2022, membuka hotline konseling bagi warga yang merasa trauma dengan pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. Sebelumnya, Abe ditembak saat menyampaikan pidato di kota tersebut pada Jumat, 8 Juli 2022.

Dikutip dari Japan Today, Senin (11/7), kerumunan sedang mendengarkan Shinzo Abe berbicara di dekat Stasiun Yamato-Saidaiji Kereta Api Kintetsu. Mendadak, pemimpin terlama Jepang itu ditembak dari belakang dari jarak dekat oleh warga Kota Nara berusia 41 tahun bernama Tetsuya Yamagami. 

Pemerintah kota mengatakan telah menyiapkan hotline karena banyak warga, termasuk mereka yang menggunakan stasiun, menyaksikan insiden tersebut. Konselor di pusat kesehatan masyarakat kota akan menawarkan konsultasi dan perawatan kesehatan mental dan merujuk penduduk ke klinik jika perlu, kata pejabat Nara.

Layanan konseling akan tersedia setiap hari hingga 15 Juli 2022. Sementara itu, pakar psikologi mengimbau masyarakat, terutama anak-anak dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mental seperti gangguan stres pascatrauma, untuk menghindari menonton rekaman penembakan yang beredar luas di media sosial.

Seorang ahli psikiatri bencana dan seorang profesor di University of Tsukuba, Hirokazu Tachikawa, mengatakan bahwa orang-orang "harus menahan diri untuk tidak berulang kali menonton gambar yang memicu (trauma)." Mereka yang memiliki gejala seperti stres akut atau insomnia harus menghindari berita dan media sosial, dan berkonsultasi dengan spesialis tergantung pada sejauh mana mereka terkena dampaknya, kata Tachikawa.

Pakar psikologi sosial dan profesor di Niigata Seiryo University, Mafumi Usui, mengatakan anak-anak dapat lebih terpengaruh oleh gambar kejadian yang mengejutkan daripada orang dewasa dan mereka mungkin mengalami kecemasan lama setelah terpapar. Orang dewasa pun harus meyakinkan mereka bahwa mereka aman.

 


Jepang Berduka

Orang-orang mengantre sebelum berdoa untuk memberi penghormatan ke mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Kuil Zojoji sebelum pemakamannya di Tokyo pada Selasa, 12 Juli 2022. (Foto AP/Hiro Komae)

Selasa, 12 Juli 2022 menjadi hari terakhir rakyat Jepang mengucapkan selamat tinggal mereka kepada mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. Pemakaman keluarga diadakan di sebuah kuil, beberapa hari setelah pembunuhannya yang mengejutkan bangsa.

Mengutip AP News, ratusan orang, beberapa dalam setelan jas formal berwarna gelap, memenuhi trotoar di luar Kuil Zojoji di pusat Kota Tokyo untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mendiang Shinzo Abe, yang pandangan nasionalistisnya mendorong kebijakan konservatif partai yang memerintah.

Sejumlah pelayat mengambil foto dan beberapa lainnya berteriak "Abe san!" saat iring-iringan mobil jenazah Shinzo Abe yang ditumpangi istrinya, Akie Abe, pelan-pelan melaju di antara kerumunan yang memadati jalan.

Akie Abe duduk di kursi depan sebelah sopir, tak duduk di belakang seperti saat membawa pulang jenazah suaminya dari rumah sakit di Nara ke Tokyo. Ia mengenakan balutan pakaian serba hitam. Aura kesedihan terpancar dari wajahnya yang tertutup maske. Matanya pun terlihat sembab. 

Hanya dia dan anggota keluarga dekat lainnya, bersama dengan Perdana Menteri Jepang saat ini, Fumio Kishida dan pemimpin senior partai, menghadiri pemakaman di kuil.

Menurut informasi, mobil jenazah tersebut meninggalkan kuil setelah upacara pemakamannya, melewati markas besar Partai Demokrat Liberal Abe, Kantor Perdana Menteri, dan gedung Parlemen, sebelum tiba di aula pemakaman Kirigaya Funeral Hall untuk dikremasi.

Mobil jenazah melewati kompleks Kantor Perdana Menteri, di mana staf kantor berdiri di luar untuk melihat jenazah Shinzo Abe.

PM Kishida dan anggota Kabinet menekankan tangan mereka di depan dada saat mereka berdoa dan membungkuk ke arah mobil jenazah sebelum menuju ke krematorium.

Upacara pemakaman Shinzo Abe yang privat ini dilakukan empat hari setelah pembunuhannya pada Jumat, 8 Juli lalu.

Menurut Kyodo News, sebelum pemakaman, Abe dianugerahi Collar of the Supreme Order of the Chrysanthemum, membuatnya menjadi perdana menteri keempat yang menerima penghargaan tertinggi negara.

Infografis Karier Politik dan Riwayat Kesehatan Shinzo Abe hingga Meninggal Dunia Usai Ditembak. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya