Liputan6.com, Jakarta Banyak yang menilai video game dan film tak dapat dipisahkan lantaran keduanya sama-sama punya sisi menghibur. Bahkan beberapa kali sebuah judul video game diadaptasi menjadi dalam sebuah film atau serial televisi.
Konsep yang disajikan dalam adaptasi pun terkadang berbeda dari materi asli video game. Terkadang, hal itulah yang kerap membuat beberapa penggemar kecewa. Seperti yang sering dikeluhkan oleh para penggemar Resident Evil.
Meskipun konsep yang ditawarkan dalam film-filmnya seru, namun film adaptasi waralaba video game tersebut membuat para penggemar menuding para sineas hanya mendompleng larisnya waralaba game bergenre horor tersebut.
Nah, termasuk Resident Evil, ada beberapa waralaba video game laris yang sudah sering diadaptasi para sineas Hollywood dalam sebuah film atau serial televisi. Sayangnya, film-film ini malah sering menuai kekecewaan para penggemar. Apa sajakah itu?
Baca Juga
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Resident Evil
Seperti disampaikan di atas, Resident Evil merupakan waralaba game horor terlaris pada pertengahan era 1990-an yang membawa para pemain berada di sebuah rumah penuh dengan zombie. Sekuelnya berlanjut dengan setting di sebuah kota, desa, bahkan hingga ke seluruh belahan dunia dengan mempertahankan ketegangan dari video game.
Sayangnya, adaptasi film Resident Evil yang diperankan Milla Jovovich hanya mengandalkan ketegangan dengan bumbu aksi ketimbang horor.
Hingga film keenam, para penggemar gimnya selalu dibuat kecewa. Sony sempat mendengarkan keluhan fans dan menggarap film Resident Evil: Welcome to Raccoon City yang rilis tahun lalu dan tetap membuat fans kecewa.
Advertisement
2. Street Fighter
Street Fighter adalah waralaba video game pertarungan yang mengambil tema bela diri dari seluruh belahan dunia. Sineas Hollywood sudah pernah mengangkat film ini pada 1994 dengan Jean-Claude Van Damme sebagai aktor utama. Lalu pada 2009 dengan judul tambahan The Legend of Chun-Li.
Sayangnya kedua film tersebut membuat para penggemar kecewa karena cara sineas menyajikannya dianggap tak menghormati materi aslinya.
Terlebih lagi, dua karakter utama gimnya, Ryu dan Ken, seperti tak dianggap. Sebuah web series berjudul Assassin's Fist dirilis pada 2014 dan baru kali ini fans merasa puas sejak film animasi garapan sineas Jepang pada 1994 silam.
3. BloodRayne
BloodRayne dikenal sebagai video game bergenre petualangan aksi yang menyorot wanita setengah vampir bernama Rayne untuk dikirim ke berbagai belahan dunia agar bisa meruntuhkan Nazi demi mencegah terjadinya perang dunia kedua.
Sebenarnya, film adaptasinya bisa dikatakan banyak adegan aksi yang menyesuaikan gim aslinya. Sayangnya, alur ceritanya dibuat berbeda, yaitu pada abad ke-19.
Rayne pun diceritakan hanya menghentikan aksi keji ayahnya. Dua sekuel dibuat dengan pemeran yang berbeda dan mendekati kisah gim, namun tetap saja fans kecewa dan waralaba film ini dikritik pengamat.
Advertisement
4. Tomb Raider
Tomb Raider, sebuah gim petualangan yang berkisah pada penjelajah wanita bernama Lara Croft. Menjadi salah satu waralaba video game laris sejak akhir era 1990-an. Filmnya kemudian diangkat pada 2001 dengan Angelina Jolie sebagai bintang utama, menyusul sekuelnya pada 2003.
Sayangnya, kedua film tersebut dianggap sangat tidak mewakili unsur misteri dan penjelajahan Lara Croft lantaran dikemas sebagai film aksi Hollywood yang sangat tipikial pada masanya.
Sebuah film adaptasi reboot video game yang dibintangi Alicia Vikander dirilis pada 2018. Sayangnya, tak semua penggemar gimnya suka dengan film ini.
5. Mortal Kombat
Mortal Kombat dikenal sebagai salah satu gim genre pertarungan era 1990-an yang kerap menampilkan adegan kekerasan dan darah yang sangat ekstrim. Para sineas Hollywood kemudian mengangkatnnya pada 1995 menjadi sebuah film dan sekuelnya yang berjudul tambahan Annihilation pada 1997.
Kedua film tersebut terbilang laris meskipun sayangnya hanya karena fans yang penasaran. Setelah ditonton, kekecewaan fans pun tumpah. Serial berjudul Conquest dan Legacy bahkan dianggap lebih baik.
Sampai akhirnya, para sineas membuat ulang filmnya yang tayang pada tahun lalu. Meskipun pujian diberikan pada beberapa pemain, termasuk Joe Taslim, konsep karakter baru keturunan Scorpion dalam film ini membuat beberapa fans kecewa.
Advertisement