Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang setuju bahwa wanita lebih sulit mencapai orgasme dibandingkan pria, terutama bila belum benar-benar mengetahui dimana titik rangsangan paling disukai.
Dibutuhkan berbagai cara dan durasi yang juga lebih lama hingga wanita bisa memiliki gairah seks dan mencapai orgasme.
Advertisement
Namun menurut dokter bidang urologi, panggul wanita, dan bedah rekonstruktif Atlantic Health System di New Jersey, Michael Ingber, wanita sebenarnya lebih diberkati dalam hal orgasme.
Hal tersebut lantaran wanita memiliki lebih banyak titik stimulasi, salah satunya pada area vagina. Dengan begitu, wanita juga bisa mencapai orgasme dengan lebih banyak cara.
"Ada sebanyak 12 jenis orgasme pada wanita. Jenis yang paling umum adalah orgasme klitoris," ujar Michael mengutip laman Everyday Health pada Jumat, (15/7/2022).
Stimulasi pada area klitoris sendiri telah terbukti menjadi rute paling pasti menuju orgasme pada wanita. Hal ini juga selaras dengan pendapat profesor kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas New York Grossman, Steven R Goldstein.
"Stimulasi klitoris itu menghasilkan analogi terdekat dengan orgasme pada pria, di mana Anda mendapatkan jaringan ereksi, ada pelepasan, dan setelah fase pelepasan, stimulasi tersebut tidak lagi nyaman untuk dilanjutkan," ujar Steven.
Selain itu, wanita juga dapat mengalami orgasme lewat G-spot, sebuah area yang dinamai oleh seorang profesor di Rutgers University sekaligus mantan presiden American Association of Sexuality Educators, Counselors and Therapists (AASECT), Beverly Whipple.
Capai Orgasme Lewat G-spot
Pada area G-spot, terdapat jaringan klitoris, kelenjar, uretra, dan prostat wanita. Beverly pun mengungkapkan bahwa beberapa peneliti percaya bahwa ketika G-spot distimulasi atau dirangsang, maka beberapa wanita bisa merasakan ograsme yang intens.
Terlebih, stimulasi juga bisa dilakukan pada area tubuh lainnya seperti payudara. Rangsangan ini bisa berfokus pada area puting dan areola, bahkan bisa pada area lainnya di sekitar payudara.
Lebih lanjut Michael mengungkapkan bahwa sebenarnya terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita saat mencapai orgasme hingga seks dapat dikatakan begitu memuaskan.
"Ada perubahan di seluruh tubuh wanita, pengalam tersebut mencakup dari kepala hingga ujung kaki," ujar Michael.
Peneliti seks, William Masters dan Virginia Johnson pun sempat menjelaskan soal proses untuk mencapai orgasme pada wanita, yang ternyata tertuang dalam empat tahapan yang berbeda. Lalu, apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
Advertisement
Tahapan Orgasme pada wanita
Dalam tahap pertama atau excitement, wanita dianggap baru mulai memiliki gairah seks. Para peneliti menilai bahwa pada tahapan ini, wanita akan mendapati dirinya mulai berfokus terutama pada stimulasi atau rangsangan seksual.
Dalam proses ini pula, darah di dalam tubuh mulai mengalir ke klitoris, vagina, dan puting payudara. Denyut jantung dan tekanan darah juga ikut meningkat dalam tahap ini.
"Testosteron dan neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin terlibat dalam proses ini," ujar Michael.
Kedua, plateau. Tahap ini adalah ketika wanita mulai merasakan ketegangan seksual yang muncul lewat stimulasi awal. Dalam tahap ini, darah dalam tubuh wanita biasanya akan memenuhi sepertiga bagian luar vagina.
Para peneliti menyebutkan sebagai platform orgasme. Hal tersebut lantaran fokus pada rangsangan seksual akan mulai menenggelamkan sensasi lainnya. Denyut jantung, tekanan darah, hingga pernapasan juga biasanya akan ikut meningkat.
Mencapai Orgasme pada Wanita
Usai melewati dua tahapan sebelumnya, wanita mulai dapat merasakan kontraksi yang terjadi di area rahim, vagina, dan otot dasar panggul.
Ketegangan seksual tersebut disebabkan oleh stimulasi yang dilakukan dan otot-otot di seluruh tubuh dapat berkontraksi. Pada saat inilah, wanita dianggap sudah mencapai tahap ketiga yakni orgasme.
Rasa hangat biasanya memancar dari panggul dan menyebar ke seluruh tubuh.
Sedangkan, tahap keempat yang juga tahapan terakhir ini terjadi ketika wanita sudah lebih rileks dari tahapan-tahapan sebelumnya.
Denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan pun sudah kembali normal.
Advertisement