Liputan6.com, Jakarta Siapa yang sudah menonton drama Korea terbaru "Extraordinary Attorney Woo"? Drama hukum yang dibintangi oleh Park Eun-bin, Kang Tae-oh dan Kang Ki-young ini ternyata cukup menarik perhatian Korea Selatan dan seluruh dunia karena mengangkat isu disabilitas.
Dilansir dari KPopHit, serial yang didistribusikan oleh Netflix dan saluran TV Korea Selatan ENA ini bahkan dianggap telah berkontribusi pada diskriminasi atau stigma disabilitas yang berkembang di negara tersebut.
Advertisement
Mengikuti kisah Woo Young-woo (Park Eun-bin), seorang pengacara muda dengan gangguan spektrum autisme dan IQ 164 ini mengejutkan banyak orang dengan popularitasnya. Dari 4 hingga 10 Juli, empat episode pertama dari serial ini ditonton selama hampir 24 juta jam, menurut Netflix. Drama ini masuk dalam 10 besar di 12 negara dan peringkat No. 1 di Taiwan, Vietnam dan Korea.
Mungkin ini semakin menarik perhatian warga Korea Selatan karena merupakan negara yang terkenal dengan kolektivisme dan konservatismenya ini juga dikenal sangat menstigmatisasi mereka yang tidak sesuai dengan masyarakat.
Sebagaimana dikutip dari NextShark, menurut Jung Youn Park dari Sungkyunkwan University, “jenis diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di Korea Selatan [di masa lalu] dilihat terutama terkait dengan lingkungan fisik dan sistem sosial.” Namun, dengan munculnya undang-undang anti-diskriminasi, seperti Undang-Undang Larangan Diskriminasi Terhadap Penyandang Disabilitas (UU No. 14839), diskriminasi masih berlaku melalui agresi mikro, yang tercermin dalam K-drama “Extraordinary Attorney Woo.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Percakapan mengarah positif
Selain mengungkapkan bagaimana anggota masyarakat Korea Selatan berkontribusi pada diskriminasi yang berkembang terhadap penyandang disabilitas, drama hukum ini juga menghadapi tekanan agama, khususnya menunjuk pada debat Kristen versus Buddha, serta cinta sesama jenis, kekerasan dalam rumah tangga, dan sistem hierarki yang menindas.
Dampak dari "Extraordinary Attorney Woo" tidak hanya dapat dilihat dari peringkat dan jumlah penontonnya yang tinggi, tetapi juga dalam ledakan percakapan di sepanjang jalan-jalan di Seoul. Saat berjalan di sekitar toko pakaian, duduk di kereta bawah tanah atau menyeruput kopi di kafe, "Woo Young-woo" atau "pengacara autisme" dapat terdengar di mana-mana, menjadi gaung yang menyebar ke seluruh kota.
Advertisement
Masih ada yang menganggap tabu
Meskipun banyak pemirsa berbicara positif tentang pertunjukan dan cerita unggulannya, namun orang-orang masih berbisik dan mendapat lirikan tajam dari orang sekitar ketika hanya menyebut istilah "Autistik", "gay", atau "Difabel".
Bahkan beberapa dari pemirsa ini telah mengkritik drama tersebut sebagai hal yang fantastik, dengan salah satu pengguna yang mengomentari sebuah artikel oleh The JoongAng menulis bahwa “bahkan jika seribu tahun berlalu, budaya Korea tidak akan pernah berubah.”
Drama 'penyembuhan' bagi masalah tabu
Terlepas dari itu, “Extraordinary Attorney Woo” dengan cepat menjadi “drama penyembuhan” teratas di Korea Selatan dan di seluruh dunia, seperti yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penontonnya. Karena drama hukum terus menampilkan topik dan cerita kontroversial di platform yang begitu besar, pemirsanya dipaksa untuk menghadapi masalah penting yang sering diabaikan karena sifatnya yang tabu.
Di era di mana semakin banyak bidang percakapan menjadi kontroversial, “Extraordinary Attorney Woo” tidak hanya menghadapi ketidaktahuan individu yang disengaja, tetapi juga proses di mana kita mengatasi kesulitan bersama sebagai sebuah komunitas.
Advertisement