Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menjalin kerja sama dengan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DPD III. Dalam kerja sama ini Hiswana Migas DPD III bisa menggunakan sistem pembayaran digital yang dibangun BRI.
Kerja sama ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BRI dan Hiswana Migas DPD III pada 15 Juli 2022 di Jakarta. Adapun produk dan layanan yang dikerjasamakan meliputi IBBIZ, EDC dan QRIS, Kartu Kredit khusus Anggota Hiswana DPD III, asuransi jiwa PIJAR, dan juga ekosistem pembayaran dan pendistribusian gas LPG 3 Kg BRIMOLA.
Advertisement
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan kolaborasi ini dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat. Lebih lanjut, terjalinnya kerja sama ini membantu meningkatkan digitalisasi ekosistem minyak dan gas secara end-to-end baik untuk agen gas LPG dan juga SPBU.
“Program menarik yang ditawarkan kepada anggota Hiswana Migas DPD III merupakan bentuk apresiasi kepada nasabah setia mulai dari agen gas LPG 3 KG sampai dengan pengusaha SPBU. Selain itu, program ini juga dapat mendukung bisnis usaha pengusaha minyak dan gas seperti program cash back retensi dana, program racing transaksi BRIMOLA, racing sales volume EDC dan QRIS, corporate card, asuransi, dan sebagainya,” ungkap Handayani Jumat (15/7/2022).
BRI berharap dapat meningkatkan penetrasi kemudahan pembayaran berbasis ekosistem untuk pengusaha minyak dan gas khususnya di wilayah Jabodetabek, Jawa barat dan Banten yang merupakan salah satu basis transaksi penyaluran minyak dan gas terbesar di Indonesia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Produk Layanan
Adapun produk dan layanan yang dikerjasamakan meliputi IBBIZ, EDC dan QRIS, Kartu Kredit khusus Anggota Hiswana DPD III, asuransi jiwa PIJAR, dan juga ekosistem pembayaran dan pendistribusian gas LPG 3 Kg BRIMOLA.
Saat ini Hiswana Migas DPD III membawahi 14 DPC yang tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek, Jawa barat dan Banten dimana 729 Anggota Hiswana Migas telah bekerjasama dengan BRI dalam hal penggunaan aplikasi ekosistem pembayaran dan pendistribusian gas LPG 3 Kg BRIMOLA.
BRIMOLA tercatat telah memiliki 2.432 agen yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Adapun jumlah transaksi yang dibukukan mencapai 4 juta transaksi dengan sales volume menyentuh Rp5 triliun pada tahun ini.
Hingga kuartal II-2022, jumlah mesin EDC Merchant BRI tercatat sebanyak 216.224 EDC dengan sales volume bisnis acquiring BRI mencapai Rp 66,4 Triliun yang tumbuh 144% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Advertisement
Ini Cara BRI Jaga Kerangka Besar Pemberdayaan
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus berupaya mengakselerasi pemulihan ekonomi dengan memberdayakan pelaku UMKM. Hal tersebut dikarenakan pembatasan mobilitas di masa pandemi membuat pelaku UMKM mengembangkan bisnisnya.
Menengok hasil survei Katadata Insight Center (KIC), sekitar 82,9% pelaku usaha terkena dampak negatif pandemi. Beberapa diantaranya (63,9%) bahkan mengalami turunnya omzet lebih dari 30%. Namun demikian, ada pelaku UMKM yang berhasil menemukan jurus baru dengan cepat untuk bertahan, atau memang sudah lama antisipasi ke arah digitalisasi ketika anjuran pembatasan aktivitas super ketat diberlakukan.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan krisis yang dihadapi pelaku UMKM dan ultra mikro saat ini berbeda dengan krisis ekonomi beberapa dekade silam. Menurutnya, pelaku usaha dihadapkan pada dua pilihan, mempertahankan status quo atau memilih untuk berubah.
Pandemi menuntut pelaku usaha beradaptasi dengan pola konsumsi baru, memasuki pasar online atau bermitra dengan digital platform dalam memasarkan produknya. Katadata menyampaikan, sejumlah 59% UMKM merespon dengan mulai beralih ke e-commerce. Aktivitas jual beli online juga melonjak 69% dengan transaksi pembayaran digital meningkat 65%.
“Tidak semua pelaku UMKM Ultra Mikro secara alami memiliki kemampuan dan modal adaptasi yang sama. Tantangan baru di masa yang menantang ini membawa pertanyaan bagi pelaku UMKM, apakah mereka bisa ‘mentas’ atau bahkan naik kelas?,” ungkap Supari.