Liputan6.com, Pekanbaru - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bagansiapiapi, Rokan Hilir, menjadi penjara terpadat di Indonesia. Kapasitasnya yang hanya untuk 98 narapidana, malah diisi oleh 1.000 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sehingga over kapasitasnya hampir 1.000 persen.
Sesaknya Lapas Bagansiapiapi ternyata tak membuat sipir dan narapidana patah semangat. Di balik jeruji, WPB terus berkreasi di bawah bimbingan pihak Lapas sebagai bekal jika bebas nanti.
Baca Juga
Advertisement
Kreativitas itu adalah pembuatan roti. Kepala Lapas Bagansiapiapi Wachid Wibowo memanfaatkan ruang sempit tersisa sebagai pabrik roti.
"Tidak hanya meraih cuan, utamanya adalah demi memberi keahlian dan skill bagi WBP, untuk bekal hidup setelah bebas nanti," tegas Wachid.
Narapidana membuat roti ini bekerja sama dengan PKBM Matahari. Pelatihan dilakukan beberapa hari dan langsung dipraktikkan sehingga narapidana sangat antusias mengikutinya.
Tak disangka dengan lahan yang amat terbatas, WBP Lapas Bagansiapiapi mampu memproduksi 200 buah roti per hari. Narapidana juga menyatakan akan membuka usaha roti jika keluar penjara nanti.
"Ini bukan hanya soal angka, tapi manfaat yang luar biasa, mereka percaya diri karena selama ini roti yang diproduksi selalu habis terjual sehingga nanti menjadi bekal mencari nafkah setelah bebas," kata Wachid.
Rasa enak dan larisnya roti membuat narapidana lainnya tertarik. Mereka kemudian beramai-ramai menyampaikan minatnya untuk ikut belajar membuat roti tapi terbatasnya sarana dan prasarana menjadi penghalang.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan Ini:
Sangat Antusias
Wachid berjanji akan mencari jalan keluar termasuk menerima apabila ada pihak-pihak yang ingin membantu pembinaan kemandirian bagi WBP Lapas Bagansiapiapi.
"Keberhasilan pembinaan narapidana menjadi tanggung jawab seluruh pihak, mulai dari Kemenkumham, keluarga WBP, masyarakat dan Pemkab Rokan Hilir," jelas Wachid.
Saat ini, ada 10 orang WBP yang setiap hari terlibat dalam pembuatan roti. Roti yang diproduksi pun beraneka ragam, ada roti tawar, abon, donat, sosis, keju coklat dan banyak lagi.
Modal pembuatan roti berasal dari kerja sama dengan pihak ketiga. Omzet per harinya bisa mencapai Rp1,6 juta sehingga kalau dihitung-hitung, total omszet dalam sebulan mencapai Rp40 juta lebih.
Menurut Kepala Seksi Kerja Kerja Lapas Bagansiapiapi Yopi, keuntungan yang diperoleh juga dibagikan kepada warga binaan sebagai upah.
"Sebagiannya lagi disetorkan ke negara sebagai PNBP menurut aturan yang berlaku," kata Yopi.
Advertisement