Liputan6.com, Mekkah - Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan penyelamatan seorang jemaah Haji 2022 dari Indonesia yang mengalami tumor. Tim dokter berhasil mengangkat tumor berukuran besar dari pasien WNI tersebut.
Dilaporkan Saudi Gazette, Jumat (15/6/2022), WNI itu datang ke unit gawat darurat RS di Mekkah dalam keadaan berdarah. Wanita itu berusia 47 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Setelah menjalani sejumlah tes, wanita itu ternyata mengidap tumor di bagian cervix. Ia juga mengalami anemia karena darahnya berkurang akibat adanya tumor tersebut.
WNI itu langsung melakukan operasi untuk mengangkat tumor itu dan memberikannya darah.
Tim medis RS Ibu dan Anak di Mekkah melakukan operasi untuk mengangkat tumor penyebab pendarahan itu. Tumornya berukuran 10 x 15 cm dengan berat 1 kilogram di area genital pasien. Operasi berlangsung selama 90 menit. Pasien diberikan empat unit darah dan keadaannya disebut sehat.
Selain WNI Indonesia, tim medis di Arab Saudi juga menolong seorang pasien Pakistan dari brain death (mati otak).
Departemen Neurosurgery di RS King Abdulaziz lantas melakukan operasi untuk menyelamatkan peserta haji berusia 65 tahun itu. Sebelumnya, pasien itu koma dan kesulitan nafas ketika dibawa ke UGD. Setelah diperiksa secara medis dan pemindaian ultrasound, ternyata ia menderita pendarahan otak.
Selama operasi, tengkoraknya dibuka dan pendarahan dihentikan. Operasi berhasil dengan baik dan jemaah haji dari Pakistan dapat dipulangan setelah dirawat di ICU.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Batuk Pilek Sering Dialami Jemaah Haji 2022
Batuk pilek yang mendominasi penyakit jemaah haji Indonesia selama di Tanah Suci. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI ada 15.953 orang yang alami batuk pilek.
"Batuk pilek mendominasi. Kami menganjurkan kepada semua jemaah haji agar tetap prokes (protokol kesehatan) dalam sisa-sisa hari di sana. Tetap menggunakan masker untuk mencegah transmisi penyakit dari banyak orang," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana.
Budi mengatakan batuk pilek banyak terjadi di beberapa waktu terakhir ini. Pada awal-awal ibadah haji penyakit yang mendominasi seperti hipertensi dan gagal jantung.
"Terjadi pergeseran penyakit ya. Di awal-awal hipertensi, penyakit jantung. Lalu saat ini, batuk pilek," terangnya.
Analisis Budi, tingginya kasus batuk pilek belakangan karena faktor kelelahan. Aktivitas haji banyak mengandalkan fisik sehingga bisa menimbulkan kelelahan. Saat orang lelah jadi mudah jatuh sakit.
Selain kelelahan, jemaah haji juga banyak merasa dehidrasi karena suhu panas di Arab Saudi. Menurut Budi, Warga Negara Indonesia (WNI) yang tidak terbiasa dengan suhu panas akan lebih mudah merasa dehidrasi.
"Jadi bahwa kelelahan dan dehidrasi menjadi faktor penyebab utama timbulnya penyakit jemaah kita," tutur Budi.
Selain itu, ada juga beberapa penyakit yang dikeluhkan para jemaah haji selama di Tanah Suci. Seperti penyakit kardiovaskular atau jantung dan diabetes melitus.
"Ini menjadi perhatian kami ya, harus ditangani serius karena banyak jemaah haji yang lukanya lama sembuh."
Selain itu, kasus-kasus psikiatri atau kesehatan jiwa juga dilaporkan terjadi pada jemaah haji Indonesia.
Advertisement
Cegah Lonjakan Covid-19, Pemerintah Siapkan Skrining Berlapis untuk Jemaah Haji
Pemerintah menyiapkan langkah-langkah antisipasi lonjakan kasus Covid-19, dengan menyiapkan sistem skrining kesehatan berlapis. Hal ini menyusul kepulangan jemaah haji Indonesia ke tanah air setelah menjalani Rukun Islam kelima.
Adapun kepulangan jemaah haji Indonesia ke tanah air akan berlangsung hingga pertengahan Agustus 2022. Sehingga langkah antisipasi penularan Covid-19 mesti dilakukan.
"Skrining yang dimaksud adalah pengecekan suhu tubuh melalui thermal scanner dan thermal gun, pengecekan tanda dan gejala serta melakukan observasi terhadap jemaah di Asrama Haji Debarkasi," jelas Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (15/7/2022).
Reisa menjelaskan, apabila ditemukan jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan tes antigen. Jika hasilnya positif, akan dirujuk ke fasilitas isolasi terpusat untuk kasus tanpa gejala atau gejala ringan.
"Sementara yang bergejala sedang atau berat akan dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19," ujarnya.
Di sisi lain, menurut Reisa, bagi jemaah haji yang dinyatakan sehat saat kedatangan dan observasi, maka dapat kembali ke rumah. Namun, jemaah harus terus memantau kondisi kesehatannya selama 14 hari.
Reisa menuturkan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menginstruksikan seluruh rumah sakit untuk menyiapkan 10 hingga 30 persen kapasitas tempat tidur. Selain itu, rumah sakit juga diminta menyiapkan sejumlah tempat isolasi mandiri terpusat.
"Begitu pun penyiapan alkes (alat kesehatan), SDM, obat-obatan, dan APD," ucap Reisa.
Seperti diketahui, masa kepulangan jemaah haji ke Tanah Air akan berlangsung dalam dua gelombang, yakni gelombang pertama pada tanggal 15 hingga 30 Juli 2022 dan gelombang kedua pada tanggal 30 Juli sampai dengan 13 Agustus 2022.
Jemaah Haji Karantina 14 Hari
Sebanyak 360 jemaah haji yang berasal dari SOC 1 dilepas ke Tanah Air menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz pada Kamis 14 Juli 2022 malam. Jemaah dari SOC-1 rencananya terbang pada Jumat 15 Juli 2022 pukul 05.10 waktu Arab Saudi dan tiba di Tanah Air pukul 22.15 WIB.
Prosesi perpisahan ditandai dengan upacara yang digelar di Hotel Al Kiswah dengan dipimpin oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid. Haru mewarnai upacara pelepasan jemaah.
Satu persatu jemaah memasuki memasuki bus dengan membawa tas koper kabin. Seorang jemaah pun mengatakan senang segera pulang karena akan bertemu dengan keluarganya.
"Senang karena mau ketemu keluarga. Rindu anak-anak," kata Kartini, dari Pati, Tengah.
Dia pun mengaku ingin kembali lagi ke Tanah Suci. "Kalau Allah menghendaki saya ingin ke sini lagi," kata dia. 2 dari 3 halaman Haji MabrurSementara itu Wamenag berharap, jemaah yang akan pulang menjadi haji mabrur.
"Tidak terasa 42 hari Bapak Ibu di tanah suci untuk melaksanakan niat yang mulia melaksanakan rukun islam kelima yaitu tunaikan ibadah haji. Tentunya kami semuanya mendoakan niat yang mulia ibadah-ibadah kita selama di tanah suci baik rukun, yang jadi syarat wajib manasik haji betul-betul bisa diterima oleh Allah dan kita menjadi haji mabrur," kata Wakil Menteri Agama sekaligus Naib Amirul Hajj Zainut Tauhid Sa'adi, Kamis malam.
Dia menyampaikan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta maaf kepada jemaah bila selama di tanah suci pelayanan yang diberikan kurang maksimal.
"Menag pesankan pada kita dan mohon maaf jika selama Bapak Ibu di tanah suci kami sebagai pelayan Bapak Ibu kurang memberikan apa yang diharapkan. Mungkin ada kekurangan-kekurangan, mungkin ada hal-hal yang kurang bisa kami penuhi, meskipun kami sudah semaksimal mungkin menyiapkan, namun sebagai manusia pasti ada kekurangan-kekurangannya. Untuk itu, Bapak Menag sampaikan maaf jika ada hal-hal yang kurang di Bapak Ibu sekalian, kata Zainut.
Advertisement