Liputan6.com, Malang - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang telah menyuntikkan vaksin PMK (penyakit mulut dan kuku) 299 ekor sapi. Dengan demikian, tuntas sudah vaksinasi untuk hewan ternak di kota ini.
Jumlah vaksin PMK yang disuntikkan ke sapi hewan ternak itu merupakan kuota untuk Kota Malang yang diberikan oleh pemerintah pusat. Vaksinasi dilakukan selama beberapa tahapan, dimulai sejak akhir Juni 2022 lalu.
Advertisement
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Ternak Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono, mengatakan vaksinasi PMK di Malang Kota menyasar peternakan sapi di tiga kecamatan yakni di Kedungkandang, Blimbing, dan Sukun.
“Iya, sudah seratus persen. Kami berharap pemberian vaksin bisa meningkatkan kekebalan kesehatan sapi ternak sehingga terhindar dari penyakit,” kata Anton.
Sebanyak 229 ekor sapi yang telah disuntik vaksin PMK itu merupakan sapi sehat dengan prioritas utama sapi perah baru kemudian sapi potong. Seluruh sapi itu tak boleh diperjualbelikan selama kurun waktu enam sampai tujuh bulan ke depan pasca vaksinasi.
“Karena akan ada vaksinasi lanjutan atau tahap kedua. Maka dari itu tak boleh dijual,” ujar Anton.
Sedikitnya kuota vaksin PMK di Malang Kota itu mempertimbangkan populasi sapi di kota ini tidak begitu banyak. Pada 2020 silam, tercatat populasi sapi potong ada lebih dari 2.500 ekor dan sapi perah lebih dari 230 ekor bila mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS).
Kasus PMK di Kota Malang
Sementara itu sampai dengan Jumat, 15 Juli 2022 jumlah hewan ternak yang terjangkit PMK di Kota Malang ada 418 kasus. Dari jumlah itu, 189 ekor sapi sudah sembuh, tiga ekor sapi mati, 160 ekor sapi dipotong paksa dan 66 ekor sapi masih dalam masa pengobatan.
“Itu total data kasus sejak awal pertama ada temuan,” kata Anton.
Sebaran temuan wabah PMK itu berada di peternakan sapi di tiga kecamatan yakni di Kedungkandang, Blimbing, dan Sukun. Karena itu pula, tiga wilayah itu masuk prioritas utama untuk dilakukan vaksinasi.
“Kami berharap setelah vaksinasi ini bisa meminimalisir adanya sapi yang terjangkit PMK,” ujar Anton.
Meski begitu, para peternak tetap diimbau selalu patuh aturan protokol penanganan wabah PMK. Seperti menjaga kebersihan kandang, disinfeksi kandang secara rutin serta memisah sapi yang sehat dengan sapi yang terindikasi memiliki gejala kurang sehat.
Advertisement