Liputan6.com, Oklahoma City - Sejarah mencatat pada 16 Juli 1935 merupakan momen perdana parking meter alias meteran parkir pertama di dunia, yang dikenal sebagai Park-O-Meter No. 1, dipasang di sudut tenggara yang dulunya adalah First Street dan Robinson Avenue di Oklahoma City, Oklahoma, AS.
Meteran parkir adalah gagasan dari seorang pria bernama Carl C. Magee, yang pindah ke Oklahoma City dari New Mexico pada tahun 1927, demikian menurut informasi yang dikutip dari History.com.
Advertisement
Magee memiliki masa lalu yang penuh warna: sebagai reporter untuk surat kabar Albuquerque, dia telah memainkan peran penting dalam mengungkap Teapot Dome Scandal (dinamakan untuk ladang minyak Teapot Dome di Wyoming), di mana Albert B. Fall, sekretaris dalam negeri saat itu, dihukum karena menyewakan tanah pemerintah kepada perusahaan minyak dengan imbalan pinjaman dan hadiah pribadi.
Dia juga menulis serangkaian artikel yang mengekspos korupsi dalam sistem pengadilan New Mexico, dan diadili serta dibebaskan dari pembunuhan setelah dia menembak salah satu hakim yang menjadi target dalam pertengkaran di sebuah hotel Las Vegas.
Pada saat Magee datang ke Oklahoma City untuk memulai sebuah surat kabar, Oklahoma News, kota kelahirannya yang baru berbagi masalah yang sama dengan banyak daerah perkotaan Amerika—kurangnya tempat parkir yang memadai untuk jumlah mobil yang semakin cepat memadati kawasan bisnis pusat kota setiap hari.
Ketika diminta untuk menemukan solusi perihal masalah tersebut, Magee mengungkap Park-o-Meter.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dibayar dengan Koin 5 Sen
Model kerja meteran parkir pertama dipamerkan di depan umum pada awal Mei 1935, mengilhami perdebatan langsung tentang pro dan kontra dari parkir yang diatur dengan koin. Penentang marah meter dianggap membayar parkir itu seperti memaksa pengemudi untuk membayar sejumlah pajak pada mobil mereka, merampas uang mereka tanpa proses hukum.
Meskipun ditentang demikian, meteran parkir pertama dipasang oleh Dual Parking Meter Company mulai Juli 1935; harganya satu nickel atau koin lima sen mata uang dolar AS per jam atau sekitar Rp 24,86.Parking meter itu ditempatkan pada interval 20 kaki atau sekitar 6 meter di sepanjang trotoar yang sesuai dengan ruang yang dicat di trotoar.
Penemuan Magee dengan cepat dikenal banyak orang.
Para pebisnis menyukai meteran parkir tersebut, karena mereka mendorong pergantian mobil dengan cepat – dan calon pelanggan – dan pengemudi terpaksa menerimanya sebagai kebutuhan praktis untuk mengatur parkir.
Pada awal 1940-an, ada lebih dari 140.000 meter parkir yang beroperasi di Amerika Serikat.
Advertisement
Berkembang Pesat dalam Lima Tahun
Mengutip situs Famous Daily, bisnis pusat kota melihat keuntungan dari peluang model mesin parkir baru tersebut.
Mereka mengizinkan pelanggan dari setiap sudut kota untuk mengunjungi toko mereka. Mereka juga melihat kerugiannya: pelanggan dapat meninggalkan mobil mereka diparkir di depan tanpa batas waktu, menghabiskan ruang berharga yang mungkin ingin digunakan oleh pelanggan potensial lainnya.
Berkat Carl C. Magee, seorang reporter pemberani yang baru saja menetap di kota untuk meluncurkan perusahaan surat kabarnya sendiri, terciptalah sebuah alat untuk membatasi waktu pengemudi meninggalkan mobil mereka diparkiran. Dengan memaksa mereka untuk membayar hak istimewa.
Pada hari ini, 16 Juli 1935, penemuan Magee, Park-O-Meter dipasang di persimpangan First Street dan Robinson Avenue di Oklahoma City.
Pengemudi secara alami membenci gagasan harus membayar untuk parkir di jalan umum, menyamakannya dengan pajak yang melanggar hukum. Namun, pemilik toko mendukung gagasan itu, dan gagasan meteran parkir pun berkembang. Dalam lima tahun, lebih dari 100.000 bermunculan di kota-kota besar AS.
Mesin Meteran Parkir di Jakarta
Sementara itu, mesin-mesin parking meter sudah tiba di Jakarta sejak Selasa 23 September dan sedang dalam proses bea cukai.
Pada Kamis 25 September 2004, pihak UP Perparkiran akan mulai memasang 11 mesin parking meter dan 11 unit CCTV di Jalan Sabang sepanjang 500 meter.
Menurut dia, baik pihak Kelurahan, Kecamatan maupun Polsek Menteng setuju mendukung penerapan parking meter tersebut. "Hasil rapat semua oke dan mendukung," ucap dia.
Dalam 1 mesin parkir nantinya mampu mendeteksi 10 sampai 15 kendaraan roda 4. Sementara, biaya yang akan dikenakan berkisar antara Rp 4.000 sampai Rp 8.000. Namun nanti disesuaikan oleh pihak UPT Perparkiran Dishub DKI Jakarta.
"Nanti biaya diatur melalui mesin. Cara membayarnya harus pakai kartu jadi bisa top up di bank atau tempat-tempat yang ditentukan," kata Sunardi.
Pembagian hasil parkir ke depannya adalah 70 persen untuk vendor dan 30 persen untuk parkir Dishub DKI.
Advertisement