Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji Indonesia yang sakit akan dipulangkan ke Tanah Air lebih awal. Sebelum dipulangkan, para jemaah haji ini lebih dulu akan diperiksa oleh tim kesehatan apakah sudah layak dinyatakan terbang.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana menerangkan, pihaknya sudah mempersiapkan kepulangan jemaah haji yang sakit. Untuk kepulangan jemaah haji yang sakit ini, ada dua istilah yang digunakan, yaitu evakuasi dan tanazul.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau evakuasi, jemaah dipulangkan berangkat dari KKHI Makkah ke Bandara Jeddah dengan menggunakan ambulans, mereka dikembalikan ke kloter awal, jadi sama kloter pulang dan pergi. Tanazul, jadi jemaah dari KKHI Makkah dibawa ke Bandara Jeddah tapi menggunakan kloter yang lain, atau bergabung dengan kloter yang lainnya," terang Budi di Jeddah, Jumat 15 Juli 2022.
Dia mengatakan, istilah evakuasi dan tanazul untuk jemaah sakit tujuan sama, yaitu memulangkan jemaah sakit lebih awal dari semestinya. Pemulangan dilakukan karena ritual haji sudah selesai dan atas pertimbangan medis agar jemaah bisa dirawat lebih lanjut dan lebih baik di Tanah Air.
Dari KKHI Makkah, lanjut Budi, semua jemaah sakit akan diantar dan didampingi dokter spesialis yang dibutuhkan dengan menggunakan ambulans dari ke Bandara Jeddah.
"Jadi setelah diasesmen dan jemaah sakit dinyatakan layak terbang, baru kita serah terimakan kepada tenaga kesehatan kloter yang segera kembali ke Tanah Air. Mudah-mudahan jemaah haji yang sakit ini dengan pengawalan tenaga kesehatan bisa sampai di Tanah Air dengan selamat," ucap dia.
51 Jemaah Haji Akan Ditanazulkan
Budi menambahkan, tim dokter di KKHI Makkah akan melakukan asesmen kepada semua jemaah yang akan ditanazulkan. Rencana awal ada 51 orang jemaah haji ditanazulkan atau dipulangkan lebih awal.
"Keputusan tim yang menentukan jemaah ini layak dipulangkan atau tidak. Kalau tidak ya, tidak dipulangkan lebih awal karena ini sangat membahayakan jemaah sendiri. Namun kalau dinyatakan layak diterbangkan, jemaah akan kita terbangkan pulangkan lebih awal," kata Budi
Budi menerangkan, penyakit jantung mendominasi jemaah yang dievakuasi dan ditanazulkan. Kasus kedua adalah psikiatri.
"Namun perlu kita catat juga, penyakit jantung psikiatri, maupun lain, jemah kita pastikan dulu dalam kondisi layak terbang, psikiatri pasien dalam kondisi tenang. Begitu juga jantung dalam kondisi atau pengobatan yang baik, sehingga jemaah betul aman atau terbang," kata dia.
Namun, tetap tergantung dari ketersediaan kursi. Oleh karena itu, KKHI terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) terkait ketersediaan kursi di pesawat.
"Sementara ini masih bisa dan jemaah kloter awal yang sakit kita kembalikan ke kloternya, kloter awal. Nanti kemungkinan jemaah yang dari kloter akhir mungkin itu yang akan kita selipkan ke kloter awal, itu Tanazul. Sementara ini di awal awal lebih ke evakuasi," tandas Budi.
Advertisement