Liputan6.com, Yogyakarta - Skincare sudah menjadi kebutuhan untuk merawat wajah, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Lahirnya brand-brand skincare lokal maupun luar negeri membuat pilihan skincare semakin beragam.
Semakin beragamnya skincare di pasaran, tentu sebanding dengan sampah kemasan yang dihasilkan. Agar tidak menjadi sampah yang menumpuk, ada baiknya mengelola sampah-sampah tersebut menjadi barang yang lebih bermanfaat.
Misalnya, sampah bekas toner dan serum. Toner umumnya dikemas dalam botol plastik dengan ukuran beragam, mulai dari 100 ml, 150 ml, hingga 200 ml.
Botol bekas toner bisa diolah kembali menjadi pot tanaman hias. Selain itu, botol bekas toner ini juga bisa dijadikan wadah air diffuser yang bisa diletakkan di ruang tamu, kamar mandi, atau kamar tidur.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, untuk botol serum yang umumnya dikemas dalam botol kaca berukuran 30 ml juga bisa dijadikan pot tanaman hias. Warna botol serum yang beragam menjadi nilai lebih karena dapat membuat ruangan menjadi lebih estetik.
Selanjutnya, kemasan moisturizer atau pelembab yang biasanya dikemas dalam jar bisa diolah ulang menjadi wadah penyimpanan barang-barang kecil, seperti peniti atau jarum pentul. Dengan demikian, penyimpanan di meja rias menjadi lebih rapi.
Sementara untuk kemasan yang tidak bisa dialihfungsikan seperti kemasan tube dan dus kemasan luar, saat ini sudah tersedia tempat daur ulang sampah. Sebut saja Waste4Change.
Waste4Change adalah wadah untuk mendaur ulang berbagai jenis sampah bekas produk skincare. Sebelum mengirim kemasan tersebut, pastikan seluruh kemasan skincare sudah dicuci bersih.
Beberapa jenis sampah yang diterima oleh Waste4Change adalah sampah kertas, plastik, plastik multilayer, kaca, dan metal.
Selain Waste4Change, kamu juga bisa meletakkan sampah bekas skincare ke Sukin Recycle Station yang tersedia di store Sociolla yang dapat ditukarkan dengan SOCO Point. Point tersebut nantinya dapat digunakan untuk berbelanja di Sociolla.
(Resla Aknaita Chak)